Kalender Jawa Jumat Pahing 10 Februari 2023: Rezeki Selalu Lumintu

Penanggalan Jawa

Kalender Jawa Jumat Pahing 10 Februari 2023: Rezeki Selalu Lumintu

Tim detikJateng - detikJateng
Jumat, 10 Feb 2023 06:00 WIB
Ilustrasi Kalender
Ilustrasi kalender. Foto: detikcom/Dikhy Sasra
Solo -

Hari ini, Jumat (10/2/2023) bertemu dengan pasaran Pahing. Dalam penanggalan Jawa, hari ini juga bertepatan dengan 19 Rejeb 1956, berada di Tahun Ehe, Windu Sancaya dan Wuku Pahang.

Weton (hari kelahiran) Jumat Pahing memiliki neptu 15. Pada umumnya pemilik weton ini ramah, manis budi bahasanya, jujur dan bercita-cita tinggi sehingga banyak disukai orang. Meskipun ia juga tabah dan pemberani tetapi hatinya keras.

Pangarasan pada weton ini adalah Lakuning Srengenge. Wataknya terang, berwibawa dan mencerahkan. Sedangkan Pancasuda, Tunggak Semi. Artinya, seperti pohon yang ditebang tetapi daunnya tumbuh lagi. Dengan demikian, keberuntungan pemilik weton ini rezeki selalu lumintu atau ada terus. Penghasilan maupun pekerjaannya biasannya selalu lancar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wuku Pahang, lambang dewanya Bathara TΓ΄ntra wataknya berlebihan dalam hal berbicara, ada kecenderungan ke arah negatif. Gedhongnya telentang, boros karena terlalu merelakan hartanya.

Burungnya cocak, ucapan yang berlebihan, ada kecenderungan suka berbohong. Bagian keris yang tajam dipanggul, pemberani tetapi kurang perhitungan, bahkan suka menantang.

ADVERTISEMENT

Gambarannya seperti pulau yang tampak dari kejauhan, sifatnya apa yang dilakukan menjadikan dirinya cepat terkenal. Suci di luar kotror di dalam, sifatnya angkuh. Pohonnya kendhayaan, dapat menjadi pengayom orang yang kesusahan.

Lambangnya bagai burung terkena jerat, cenderung sedih. Bahayanya terkena upas dan dianiaya. Selama 7 hari dalam wuku Pahang jangan pergi ke arah Selatan untuk urusan yang sangat penting.

Pada hari Jumat Pahing di wuku ini adalah hari yang buruk, maka sebaiknya jangan bepergian, karena akan mendapat serangan teluh dalam perjalanan. Namun demikian hari ini baik untuk merobohkan bangunan lama yang bertujuan untuk dibangun kembali.

[Diasuh oleh Ki Totok Yasmiran, ahli penanggalan Jawa dari Museum Radyapustaka, Kota Solo]




(apl/apl)


Hide Ads