Kirab Punden dan Belik Ta'sis Menara Kudus, Airnya Konon Berkhasiat

Kirab Punden dan Belik Ta'sis Menara Kudus, Airnya Konon Berkhasiat

Dian Utoro Aji - detikJateng
Minggu, 05 Feb 2023 15:11 WIB
Kirab pundek dan belik dalam rangka Tasis Masjid dan Menara Sunan Kudus di alun-alun simpang tujuh, Minggu (5/2/2023).
Kirab pundek dan belik dalam rangka Ta'sis Masjid dan Menara Sunan Kudus di alun-alun simpang tujuh, Minggu (5/2/2023). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng
Kudus -

Ribuan warga mengikuti kirab punden dan belik dalam rangka Ta'sis ke-488 Masjid Al-aqsha Menara Kudus. Ada ratusan punden dan belik di Kudus yang ikut kirab dari pendapa menuju menara peninggalan Sunan Kudus.

Kirab punden dan belik dimulai dari Pendapa Kabupaten Kudus, Minggu (5/2) pukul 13.30 WIB. Peserta dari seluruh masyarakat di Kudus.

Peserta membawa air yang berasal dari belik dan punden. Air tersebut ditaruh dalam sebuah gentong. Sebagai simbolis ada sembilan orang membawa air atau yang disebut dengan banyu panguripan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah acara seremoni di pendapa. Selanjutnya peserta berjalan menuju Masjid Al-Aqsha Menara Kudus. Peserta juga tampak ada yang membawa gunungan hasil bumi. Acara tersebut berlangsung meriah. Terlebih sempat ditiadakan selama pandemi tahun lalu.

Kirab pundek dan belik dalam rangka Ta'sis Masjid dan Menara Sunan Kudus di alun-alun simpang tujuh, Minggu (5/2/2023).Kirab pundek dan belik dalam rangka Ta'sis Masjid dan Menara Sunan Kudus di alun-alun simpang tujuh, Minggu (5/2/2023). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng

Ketua Panitia Ta'sis Masjid Menara Kudus, Abdul Jalil, mengatakan kirab punden dan belik atau banyu panguripan dalam rangka ta'sis atau berdirinya masjid dan menara Sunan Kudus. Menurutnya tanggal berdirinya masjid dan menara pada 19 Rajab 956 atau tahun 1444 silam. Tanggal tersebut pun kata Jalil sebagai tanggal berdirinya Kabupaten Kudus.

ADVERTISEMENT

"Bahwa kirab banyu panguripan dalam rangka ta'sis masjid menara Kudus ke-488, masjid menara menjadi standar berdirinya Kabupaten Kudus. Terhitung 19 Rajab 956 berarti berdirinya sekaligus berdirinya Kudus yang ke-488," jelasnya ditemui di Pendapa Kabupaten Kudus, Minggu (5/2).

Kirab pundek dan belik dalam rangka Ta'sis Masjid dan Menara Sunan Kudus di alun-alun simpang tujuh, Minggu (5/2/2023).Kirab pundek dan belik dalam rangka Ta'sis Masjid dan Menara Sunan Kudus di alun-alun simpang tujuh, Minggu (5/2/2023). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng

Dia mengatakan peringatan berdirinya masjid dan menara bertemakan tentang keadaban untuk peradaban. Maksudnya keadaban berarti keluruhan ketinggian, sedangkan peradaban merupakan produk dihasilkan dari otak yang bersih.

"Harapannya untuk membangun Kudus, membangun peradaban dengan kecerdasan hati," terangnya.

Dia mengatakan ada 197 peserta punden dan belik di Kudus. Air yang berasal dari punden dan belik tersebut pun sudah disatukan menjadi satu. Tak hanya, air atau yang disebut dengan banyu panguripan tersebut telah dibacakan doa.

Jalil menyebutkan banyu panguripan tersebut dipercaya membawa keberkahan bagi warga. Banyu panguripan tersebut dibagikan kepada warga setelah acara kirab selesai.

Simak lebih lengkap di halaman berikutnya....

"Banyu panguripan sudah dikumpulkan, tadi malam sudah dibacakan doa khataman 19 kali, nanti setelah kirab akan dibagikan kepada warga," jelas Jalil.

"Jadi banyu ini, namanya banyu panguripan tentu namanya urip itu menjadi hidup, rezekinya hidup, pikiran menjadi hidup, hatinya menjadi hidup, berkah banyu panguripan," Jalil menambahkan.

Kesempatan yang sama Bupati Kudus HM Hartopo mengatakan kirab dalam rangka ta'sis masjid dan menara sempat ditiadakan selama pandemi. Menurutnya kirab tersebut sebagai upaya untuk menggali histori Kota Kudus.

"Ini sempat tertunda tahun 2020 kemarin 2022 diadakan tapi terlambat, tapi tidak seheboh ini, untuk kirab ini merupakan menggali histori, ini nampak tilas Sunan Kudus pernah berkeliling menyampaikan dakwahnya dan tentunya sumur atau belik mendapat singgahan akan mendapatkan berkah," kata Hartopo saat memberikan sambutan siang ini.

Hartopo mengajak seluruh masyarakat untuk melestarikan budaya di Kudus. "Ini merupakan nguri-nguri budaya yang harus dirawat, ini setahun sekali berkumpul di sini. Mudah-mudahan mendapatkan keberkahan, dikasih kemudahan kelancaran," tutur dia.



Simak Video "Video: Banjir Landa Puluhan Desa di Kudus, Ketinggian Air di Mejobo Capai 1 Meter"
[Gambas:Video 20detik]


Hide Ads