Petilasan Nyai Bagelen Purworejo Diziarahi Pejabat dari Bupati hingga Menteri

Petilasan Nyai Bagelen Purworejo Diziarahi Pejabat dari Bupati hingga Menteri

Rinto Heksantoro - detikJateng
Minggu, 22 Jan 2023 07:30 WIB
Petilasan Nyi Ageng Bagelen yang berada di Purworejo.
Petilasan Nyi Ageng Bagelen yang berada di Purworejo. Foto: Rinto Heksantoro/detikJateng
Purworejo -

Sebuah petilasan di Desa Bagelen, Kecamatan Bagelen, Purworejo, menjadi jujukan para peziarah dari berbagai daerah. Biasanya mereka berdoa di tempat tersebut agar hajatnya bisa terkabul.

Tempat tersebut merupakan petilasan Nyi Ageng Bagelen yang memiliki nama asli Ratu Diyah Ayu Roro Wetan, seorang tokoh yang dipercaya sebagai cikal bakal Kabupaten Purworejo. Nyi Bagelen diperkirakan hidup di abad-7.

Juru kunci Petilasan Nyi Bagelen, R Mulato mengatakan peziarah di tempat tersebut berasal dari berbagai kalangan. Bahkan, tidak jarang para pejabat juga terlihat berziarah di tempat tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pengusaha dan pejabat banyak yang ke sini, biasanya ada hajat khusus untuk nyalon dewan, bupati bahkan menteri," kata Mulato saat ditemui detikJateng pada Kamis (19/1/2023).

Menurutnya, pejabat yang mendatangi petilasan Nyi Begalen itu juga berasal dari berbagai tingkatan, mulai bupati hingga bahkan menteri.

ADVERTISEMENT

"Rata-rata Bupati Purworejo ke sini semua. Menteri juga ada yang kesini," kata Mulato menjelaskan.

Mulato menambahkan, banyak keinginan dari mereka yang terkabul. Sayangnya, tidak semua kembali lagi ke tempat itu untuk mengucapkan terima kasih.

"Banyak yang terkabul, cuma kebanyakan lupa nggak ke sini lagi, mbalik malih paling nek wis bangkrut (balik lagi paling kalau sudah bangkrut)," imbuhnya.

"Ada yang datang sekadar ziarah silaturahmi, ada yang minta bergas waras jasmani rohani," sambungnya.

Para pengunjung yang datang tidak hanya dari Purworejo saja namun juga berasal dari luar kota bahkan mancanegara. Sebelum menggelar ritual, pengunjung harus membawa kembang menyan serta penajem atau uang.

"Untuk ritual mereka bawa kembang menyan dan penajem. Saya yang mendampingi dan mendoakan karena harus melalui juru kunci atau pengelola. Untuk tamu dari mana-mana, ada yang dari Jawa Barat, Jakarta, Kalimantan, Sumatera bahkan Malaysia dan Brunei," sebutnya.

Selengkapnya baca halaman berikutnya

Nyi Bagelen sendiri, Mulato menjelaskan, adalah cucu buyut Prabu Suwelo Colo yakni seorang raja dari Kerajaan Medang Kamulan yang menguasai daerah pesisir selatan pada sekitar abad VI. Petilasan Nyi Bagelen sendiri merupakan tempat bertapa dan moksa Nyi Bagelen pada abad VII.

"Beliau terkenal bijaksana, ahli pertanian, adab tata krama sangat baik, linuwih pengetahuan dan kanuragannya sehingga disegani masyarakat sampai sekarang," jelasnya.

Petilasan tersebut berada di atas tanah seluas 3.000 meter persegi. Di bagian belakang terdapat makam yang dipercaya merupakan trah keturunan Nyi Bagelen, sedangkan di bagian depan terdapat aula. Area yang sejuk dipenuhi rimbunnya pepohonan itu juga memiliki musala.

Tempat tersebut akan semakin ramai didatangi pengunjung pada malam Selasa Kliwon, Jumat Kliwon atau 1 Sura. Setelah keinginannya terkabul, biasanya pengunjung akan kembali datang dengan membawa 'jajan' untuk Nyi Bagelen sebagai ucapan terima kasih.

Halaman 2 dari 2
(ahr/ahr)


Hide Ads