Penggunaan jet pribadi mulai tren di kalangan pejabat. Layanan penerbangan mewah ini bisa digunakan untuk keperluan bisnis hingga liburan.
"Pastinya, orang-orang yang high profile. Ada pengusaha, ada pejabat juga. Tapi, mayoritas memang pejabat, karena hampir semua pejabat kita juga pengusaha," kata Corporate Business and Strategy Jetset David Yanwar kepada detikBali di hanggar Bandara Internasional Ngurah Rai, Sabtu (21/9/2024).
David mengatakan klien mereka rata-rata menggunakan layanan jet pribadi untuk perjalanan bisnis atau berwisata. Rutenya, juga beragam. Ada yang rute internasional seperti ke Singapura atau Malaysia. Ada juga yang rute domestik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rute domestik paling sering ke Denpasar atau Surabaya," kata David.
Jetset sendiri memiliki tiga jenis pesawat jet untuk melayani konsumennya. Antara lain, The Impressive EMB135BJ, The Magnificent Challenger 850, dan Gulfstream G450. Pesawat Gulfstream G450 dengan kapasitas 13 orang dan kemampuan jelajah selama lima jam itu jadi favorit konsumen.
Layanan jet pribadi Jetset dengan Gulfstream 350 dibanderol US$ 30.500 sekali terbang dengan rute domestik maupun internasional. Sedangkan layanan jet pribadi dengan Bombardier CRJ200 dibanderol di harga US$ 40.500.
"Pesawat Embraer (EMB) itu pabrikan Brasil. Kalau Bombardier itu Kanada. Yang Gulfstream itu Amerika Serikat," katanya.
Sama dengan Jetset, maskapai Etihad juga punya layanan jet pribadi. Konsumennya, beragam. Mulai para orang kaya, pejabat, keluarga kerajaan, dan penggiat dunia aviasi.
"Kami punya layanan penerbangan mewah namanya The Residence. Klien kami bervariasi. Ada pengusaha, pejabat pemerintahan, keluarga kerajaan," kata Etihad Product Manager Mario Moretti.
Berbeda dengan Jetset, maskapai asal Uni Emirat Arab itu menggunakan pesawat Airbus tipe A380 dengan dua dek. Layanan The Residence hanya melayani penerbangan ke semua rute kepada dua orang penumpang yang saling kenal.
"Layanan kami dapat mengakomodasi hanya dua orang saja. Misalnya, partner atau siapapun yang anda kenal. Mau terbang sendiri juga nggak masalah," kata Mario.
Meski layanannya seperti jet pribadi, Mario mengeklaim itu sebagai penerbangan komersial kelas satu. Selama penerbangan, layanan The Residence menawarkan semua fasilitas mewah seperti ruang makan, ruang santai dua kamar tidur yang terpisah, dan satu kamar mandi.
Interior pesawatnya juga didukung semua perabot dan keperluan mewah lainnya demi kenyamanan penumpang. Hanya, layanan The Residence dari Etihad belum tersedia di Indonesia. Etihad hanya melayani penerbangan kelas Bisnis dan Ekonomi dengan rute ke Indonesia.
"The Residence sudah ada sejak 2014. Tapi memang belum ada di Indonesia. Jadi, mungkin harus terbang ke Abu Dhabi dulu," katanya.
Soal harga, Mario enggan menyebut. Menurutnya, harga layanan itu bisa berbeda tergantung jarak perjalanan dan hal-hal lainnya.
Seperti diketahui, tren bepergian dengan jet pribadi mencuat saat putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang juga Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep kedapatan bepergian ke Amerika Serikat dengan jet pribadi. Dia mengaku ke Amerika bersama istrinya Erika Gudono dengan menumpang jet pribadi milik kenalannya.
(dpw/nor)