Perahu kuno yang berada di Desa Punjulharjo, Rembang, disebut berada di lokasi itu bukan karena karam melainkan karena rusak. Perahu yang rusak biasanya ditambatkan di bibir sungai.
"Karena kan sebelah timurnya situs perahu kuno itu ada sungai masa Majapahit. Disebutkan juga pada Kitab Pararaton, itu ada Sungai Kairingan, kalau sekarang penyebutannya Kiringan. Di dalam Pararaton itu disebutkan ada Sungai Kairingan, kemungkinan ada perbedaan bahasa," beber Kepala Sub Koordinator Sejarah, Museum, dan Cagar Budaya pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Kabupaten Rembang, Retna Dyah Radityawati, kepada detikJateng, Rabu (19/1/2023).
Penelusuran detikJateng, di timur Desa Punjulharjo, tepatnya di Dukuh Kiringan terdapat sebuah sungai. Warga setempat biasa menyebutnya Sungai Kiringan. Sementara itu, lokasi penemuan perahu kuno Punjulharjo sekitar 500 meter dari pantai utara Jawa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak awal ditemukannya perahu kuno yang berusia ribuan tahun itu, hingga kini masih berada di tempat semula. Yakni di sebelah barat permukiman warga di Desa Punjulharjo, Rembang, Jawa Tengah.
Bahkan posisi perahunya tidak berubah. Hanya saja beberapa benda yang ada di dalamnya seperti kepala patung manusia, tongkat komando dan fragmen atau pecahan gerabah serta beberapa helai tali ijuknya disimpan di Balai Konservasi Borobudur.
Komposisi perahu kuno Punjulharjo terbilang masih relatif utuh, hanya beberapa papan kayu pada bagian depan dan belakang perahu itu saat ditemukan sudah rusak. Memiliki panjang sekitar 15 meter dan lebar lima meter.
Dikutip dari laman Kemdikbud, perahu kuno Punjulharjo terbuat dari bahan kayu jenis ulin. Teknik pembuatannya menggunakan teknologi penyambungan antar papan, teknik papan ikat, dan kupingan pengikat.
(sip/sip)