Tentang Joko Kendil, dari Cerita Rakyat hingga Kereta Belanda

Tentang Joko Kendil, dari Cerita Rakyat hingga Kereta Belanda

Tim detikJateng - detikJateng
Rabu, 26 Okt 2022 14:33 WIB
Mother read fairy tale for her daughter to listen at home. Leisure at home. Night scene with love and care.
Ilustrasi Membaca Dongeng Sebelum Tidur.Foto: iStock
Solo -

Sosok pria berpakaian serba hitam yang disebut Joko Kendil viral di media sosial. Pria yang disebut-sebut sebagai pengembara asal Kabupaten Grobogan itu dikabarkan berada di wilayah Lasem, Rembang, Rabu (26/10/2022).

Untuk diketahui, Joko Kendil merupakan salah satu tokoh dalam cerita rakyat dari Jawa Tengah. Saking kondangnya, nama Joko Kendil juga dipakai untuk nama kereta kuno yang dibeli perusahaan Belanda sebelum Indonesia merdeka. Berikut kisah tentang cerita rakyat Joko Kendil dan sejarah kereta Djoko Kendil.

Cerita Rakyat Joko Kendil

Dalam Bahasa Jawa, Joko berarti perjaka atau pemuda. Sedangkan kendil adalah alat penanak nasi atau semacam periuk. Tokoh Joko Kendil mendapat julukan itu lantaran wajah dan postur tubuhnya yang disebut mirip kendil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam buku Cerita Provinsi Jawa Tengah: Joko Kendil disebutkan bahwa Joko Kendil merupakan anak seorang raja yang sangat rupawan. Ternyata, Joko Kendil terkena sihir sejak masih berada di dalam kandungan. Berikut ceritanya.

Dikutip dari buku yang diterbitkan KYTA itu, pada suatu ketika ada seorang raja bernama Asmawikana yang berkuasa di suatu daerah di Jawa Tengah. Raja itu punya satu permaisuri dan seorang selir.

ADVERTISEMENT

Namun, selir yang pendengki itu memiliki banyak sifat jahat. Dia tidak rela jika kerajaan itu nantinya diwariskan kepada anak permaisuri. Maka itu, setiap permaisuri hamil, dia mencampurkan racun ke makanannya sehingga permaisuri keguguran.

Hal itu akhirnya memantik kecurigaan sang raja. Saat permaisuri kembali hamil, raja menjaganya dengan sangat ketat. Kondisi itu membuat si selir gelap mata. Dia lantas menemui penyihir dan meminta agar bayi dalam kandungan permaisuri itu disihir.

Walhasil, saat permaisuri melahirkan, bayinya berparas jelek dan kepalanya mirip kendil. Namun, permaisuri tetap merawat bayinya dengan penuh kasih.

Menurut seorang peramal, untuk melepaskan sihirnya, bayi tersebut harus dirawat oleh seorang janda yang tinggal di tepi sungai di perbatasan kerajaan. Akhirnya Joko Kendil dirawat oleh sosok bernama Mbok Rondho.

Setelah Joko Kendil dewasa, desanya menerima kunjungan raja dari negeri seberang yang membawa tiga putrinya. Jatuh cinta pada salah satu putri itu, Joko Kendil pun meminta Mbok Rondho untuk meminangnya.

Mbok Rondho kemudian menemui Raja Asmawikana dan meminta izin ke negeri seberang untuk melamarkan Joko Kendil. Raja pun setuju dan memerintahkan pengawalnya menemani Mbok Rondho.

Bersamaan dengan itu, raja di negeri seberang bermimpi mendapatkan sebuah kendi yang berubah menjadi kesatria tampan setelah diserahkan kepada anak bungsunya.

Singkat cerita, kedatangan Mbok Rondho dan Joko Kendil disambut baik dan diterima menjadi suami putri bungsu raja tersebut. Di tengah pesta pernikahan, Joko Kendil akhirnya terbebas dari sihir. Dia berubah menjadi seorang pria yang sangat tampan.

Tentang Kereta Djoko Kendil

Nama Djoko Kendil dipakai untuk kereta bernomor seri SS9000 yang dibeli oleh perusahaan kereta api Staats Spoorwegen pada tahun 1938 dari pabrik Beynes (Belanda). Kereta ini dibeli dengan tujuan untuk melengkapi kereta mewah Nacht Expres. Kereta Nacht Expres diresmikan 1 November 1936.

Dikutip dari situs heritage.kai.id, Kereta Nacht Expres (expres malam) menjelajahi rute Surabaya-Jogja-Purwokerto-Jakarta dalam waktu 11 jam 27 menit. Kereta seri SS9000 merupakan kereta dengan fasilitas tempat tidur yang dilengkapi sistem penyejuk udara. Kereta ini panjangnya 20 meter.

Di usia yang semakin tua, kereta-kereta seri SS9000 mulai terpinggirkan dan turun kelas menjadi kereta penumpang kelas ekonomi dan kereta penolong.

Mengingat kereta-kereta bekas SS9000 merupakan peninggalan yang sarat nilai sejarah, maka Balai Yasa Surabaya Gubeng merehabilitasi dua kereta bekas SS9000 yang tersisa menjadi kereta mewah. Rehabilitasi itu dimulai awal 2008.

"Agar mudah diingat, dua kereta bekas SS9000 ini diberi nama baru yaitu Djoko Kendil. Nama Djoko Kendil diambil dari hikayat seorang putri Kerajaan Brawijaya yang jatuh cinta pada Djoko Kendil, seorang pemuda dari kalangan masyarakat biasa," dikutip dari heritage.kai.id.

Pada 28 April 2009, Kereta Djoko Kendil mendapat kehormatan membawa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan beberapa menteri, dari stasiun Tanjung Priuk ke stasiun Pasar Senen. Sebelum naik ke Kereta Djoko Kendil, Presiden SBY terlebih dahulu meresmikan selesainya renovasi stasiun Tanjung Priuk.




(dil/sip)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads