Pentas Tari Bedhayan Bocah Bajang di Taman Budaya Yogyakarta Rabu Besok

wara wara

Pentas Tari Bedhayan Bocah Bajang di Taman Budaya Yogyakarta Rabu Besok

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Senin, 17 Okt 2022 17:18 WIB
Pentas tari Bedhayan Bocah Bajang di Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Rabu (19/10/2022).
Pentas tari Bedhayan Bocah Bajang di Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Rabu (19/10/2022). Foto: dok. tim produksi pentas tari Bedhayan Bocah Bajang
Jogja -

Tari Bedhayan Bocah Bajang bakal dipentaskan di Taman Budaya Yogyakarta (TBY) hari Rabu (19/10) mendatang. Tari tersebut terinspirasi dari novel Bocah Bajang Mengayun Rembulan karya budayawan Sindhunata.

Sutradara pentas tari Bedhayan Bocah Bajang, Bimo Wiwohatmo, menjelaskan tari Bedhayan Bocah Bajang yang berdurasi 1 jam ini terinspirasi dari novel Sindhunata berjudul Anak Bajang Mengayun Bulan. Di mana novel tersebut mengangkat cerita Sukrasana dan Sumantri yang diterbitkan setelah 40 tahun Anak Bajang Menggiring Angin.

Menurutnya, gelaran tari ini bakal memperlihatkan kompleksitas kehidupan dengan pilihan diksi, deskripsi, dan perumpamaan yang filosofis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemudian soal penyajian tari Bedhayan Bocah Bajang berpijak dari akar tradisi, dengan pengembangan elemen artistik prinsip kebebasan berekspresi berkarya inovatif menyesuaikan tuntutan zaman," kata Bimo kepada wartawan, Senin (17/10/2022).

Tarian tersebut bakal digelar malam ini di Gedung Laboratorium Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta pukul 19.30 WIB secara terbatas. Selanjutnya, tari tersebut bakal digelar kembali di Concert Hall TBY hari Rabu (19/10) mulai pukul 19.30 WIB dan terbuka untuk umum.

ADVERTISEMENT

Pembelian tiket dapat melalui aplikasi dan lobi Concert Hall TBY, sebelum pentas berlangsung. Adapun harga tiket masuk VVIP Rp 100 ribu VIP Rp 70 ribu dan umum Rp 30 ribu.

"Kemasan tari Bedhayan Bocah Bajang ini, untuk tata artistik memadukan video visual dan tata lampu yang dapat mendukung suasana adegan di atas pentas," lanjut Bimo.

Sementara itu, Sindhunata, mengatakan pentas tari Bedhayan Bocah Bajang garapan koreografer Bimo merupakan suatu kolaborasi yang luar biasa. Pasalnya sebuah seni sastra dibaca dan diterjemahkan menjadi pentas seni tari.

"Kita tidak memastikan apakah pas atau tidak. Tapi, itulah seni. Bagi saya dalam hal garapan seni tari, dipersilakan mengeksplorasi simbol-simbol dan hal yang mengesankan bisa dipentaskan dalam karya gerak tari. Semoga pentas tari Bedhayan Bocah Bajang ini, bisa menginspirasi," ucapnya.

Sementara itu, Butet Kartaredjasa mengungkapkan, Bimo dengan Djaduk Ferianto, bersama grup musik Reze, berhasil memenangkan juara nasional musik humor. Menit, itulah modal keberangkatan Bimo menjadi koreografer hingga akhirnya menggarap tari tersebut.

"Jadi saya membuktikan suatu tesis, bahwa dalam kesenian tidak ada batas teritori, semua cabang seni itu media berekspresi. Koreografi-koreografi karya Bimo adalah seni rupa yang bergerak," kata Butet.

"Maka kalau Bimo mencipta tari Bedhayan Bocah Bajang ini, juga tidak luput dari kenakalan-kenakalan semacam ketika dulu di membikin karya tari Blekdidot. Saya yakin kita bersama-sama menyaksikan seni rupa dan celelekan yang bergerak secara asyik," lanjut Butet.




(rih/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads