Selama hampir 29 tahun Pecas Ndahe eksis mengocok perut masyarakat lewat musik humornya. Band yang mengawali karir dari kampus ke kampus, kampung ke kampung, hingga malang melintang di TV nasional ini terus eksis hingga sekarang.
Grup humor asal Kota Solo itu digawangi oleh Nurul Ahmad (gitar), Yoik (gitar triple neck). Tomo (drum), Pendek (bass), Doel (cak/vokal/jokers), Max (vokal/jokers), Toni (vokal), Widi Kocrit (jokers).
Menurut Nurul Ahmad, Pecas Ndahe telah tampil di berbagai acara, dari acara Ceremony ASEAN Paragames XI di Kota Solo, pernikahan, festival, Pentas seni, dan lain sebagainya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita pernah menghibur anak TK, di panti jompo, dan di gereja. Tapi yang paling berkesan bagi saya adalah manggung di Rutan Kelas I Surakarta, karena di sana warga binaan semua penontonnya. Ada orang yang banyak tatto melihat kita bisa tertawa, kita juga ikut senang," kata Nurul, Minggu (16/10/2022).
Setiap kali tampil, lanjut Nurul, Pecas Ndahe membawakan lagu-lagu umum. Namun untuk candaan, mereka akan menyesuaikan penonton mereka.
Selama ini Pecas Ndahe dikenal dengan celetukannya yang menggunakan bahasa Jawa. Namun, jika mereka bermain di luar kota, mereka akan menyesuaikan dengan menggunakan bahasa Indonesia.
Tak hanya manggung di Solo Raya saja, Pecas Ndahe juga pernah diundang di beberapa stasiun TV nasional. Bahkan mereka pernah mengisi program dan bermain reguler.
"Kita pernah main di Global TV, TV7 (yang saat ini menjadi Trans7), Lativi (yang saat ini menjadi TvOne). Kita di Global TV bermain reguler 2008 selama 13 episode," kata Yoik.
Meski banyak memarodikan lagu, tidak ada pihak yang merasa keberatan. Karya Pecas Ndahe tetap diminati oleh penonton.
"Tidak ada (yang keberatan bahkan sampai melakukan somasi). Kalau ada penonton berdiri itu, tidak pergi, tapi kebelet buang air kecil," ujar Doel.
Doel mengatakan, Pecas Ndahe sudah memiliki satu single lagu berjudul 'Little Bondi'. Saat ini, mereka tengah merampungkan lagu baru mereka berjudul 'Jateng Gayeng'.
Lagu Jateng Gayeng ini, lanjut Doel, bukan bernuansa politik. Mereka hanya mengambil slogan dari Jawa Tengah.
"Untuk album mungkin tidak ya. Karena sekarang sudah ada YouTube, mungkin arahnya kita ke single Lagu saja," pungkasnya.
(aku/aku)