12 Kumpulan Kata Sindiran Bahasa Jawa, Lengkap dengan Artinya

Tim detikJateng - detikJateng
Jumat, 14 Okt 2022 02:03 WIB
Ilustrasi. Foto: Thinkstock
Solo -

Sindiran adalah perkataan yang bermaksud untuk mencela atau mengejek orang secara tidak langsung. Dalam Bahasa Jawa dikenal adanya Bebasan, yaitu satuan lingual yang mengandung makna perumpamaan. Bebasan sering digunakan untuk menyindir, mengejek, dan menghina. Berikut penjelasannya.

Bebasan dalam Bahasa Jawa

Dikutip dari buku Peribahasa Dalam Bahasa Jawa yang diterbitkan Balai Bahasa Provinsi DIY pada 2015, peribahasa dalam bahasa Jawa dapat dikelompokkan menjadi enam, yaitu bebasan, saloka, pepindahan, sanepa, dan isbat.

Adapun 12 contoh sindiran ini termasuk dalam kelompok bebasan. Bebasan adalah satuan lingual yang tetap pemakaiannya, mengandung makna perumpamaan.

"Jadi, ciri bebasan ialah bentuk kias, makna perumpamaan, yang diumpamakan keadaan atau barang. Yang dipentingkan keadaannya, tetapi kadang-kadang juga tindakannya (Adi Triyono dkk, 2015: 9).

Berikut kumpulan kata sindiran Bahasa lengkap dengan terjemahannya dalam Bahasa Indonesia dan maknanya.

12 Kumpulan Kata Sindiran Bahasa Jawa

1. Murah jamine pepe

Terjemahannya dalam bahasa Indonesia adalah muntah jamunya pepe. Jamu pepe adalah jamu untuk anak kecil yang dianggap memberikan kekuatan. Kalau jamu itu dimuntahkan, kekuatan seseorang akan hilang. Jadi, bebasan ini untuk menghina orang yang lemah dan tidak bertenaga, dianggap seperti anak kecil yang memuntahkan jamu pepe.

2. Durung ilang pupuk lempuyange

Belum hilang pupuk lempuyangnya. Pupuk lempuyang adalah semacam param atau boreh dari rimpang lempuyang yang biasa ditempelkan di dahi atau ubun-ubun anak kecil di Jawa agar tak kena penyakit cacingan, masuk angin, kembung, dan lain-lain.

3. Durung bisa sisi

Belum dapat membuang ingus. Bebasan ini menyamakan seseorang seperti anak kecil atau dianggap sepele. Bagi seorang pria Jawa, dianggap seperti anak kecil yang belum bisa membuang ingus merupakan penghinaan besar.

4. Gondhelan poncoting tapih

Berpegang ujung kain. Menunjukkan kebiasaan anak kecil yang berpegangan pada ujung kain (rok atau kebaya seorang wanita dewasa) ketika merasa malu atau takut ditinggalkan.

5. Caweta rekan wadone

Bercawatlah sampai wanitanya. Bebasan ini merupakan bentuk tantangan dalam kalimat seru. Zaman dulu, pria-pria di Jawa mengenakan kain yang akan dicawatkan ketika harus melakukan sesuatu yang membutuhkan ketangkasan. Sedangkan wanita Jawa tidak memakai kain tersebut.

Jadi, bebasan ini mengiaskan bahwa orang yang mengucapkannya bersedia berkelahi meski orang itu sampai dibantu oleh rekan-rekan wanitanya.

Tujuh contoh sindiran Bahasa Jawa lainnya ada di halaman selanjutnya...




(dil/aku)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork