Tradisi Angon Putu, Nenek di Kudus Menggembala Cucu Bawa Cambuk

Tradisi Angon Putu, Nenek di Kudus Menggembala Cucu Bawa Cambuk

Dian Utoro Aji - detikJateng
Sabtu, 08 Okt 2022 12:55 WIB
Tradisi Angon Putu di Desa Mijen, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Sabtu (8/10/2022).
Tradisi Angon Putu di Desa Mijen, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Sabtu (8/10/2022). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng
Kudus - Warga Dukuh Klisat, Desa Mijen, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menggelar tradisi yang unik dan langka, yaitu Angon Putu. Seperti apa tradisi tersebut?

Adalah Mbah Hj Umiah, berusia 94 tahun, yang menggelar tradisi Angon Putu. Mbah Umiah istri dari almarhum H Kusnan itu memiliki 11 anak, 28 cucu, 26 buyut, dan 1 canggah.

Dalam Bahasa Indonesia, Angon Putu berarti menggembala cucu. Pantauan detikJateng, tradisi itu dilaksanakan pada Sabtu (8/10) mulai pukul 09.00 WIB.

Anak-anak hingga buyut Mbah Umiah mengenakan pakaian serba putih. Khusus untuk yang pria mengenakan sarung dan ikat kepala.

Acara dimulai dengan berdoa dan tahlil. Setelah itu, anak hingga buyutnya sungkem kepada Mbah Umiah. Mereka menerima sejumlah uang dari Mbah Umiah saat sungkem. Selanjutnya, Mbah Umiah naik becak dan membawa pecut atau cambuk, 'menggembalakan' anak cucunya keliling desa.

Kemudian, mereka makan bersama di warung pedagang yang telah disediakan. Acara berlangsung meriah.

Tradisi Angon Putu di Desa Mijen, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Sabtu (8/10/2022).Tradisi Angon Putu di Desa Mijen, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Sabtu (8/10/2022). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng

Umiah mengatakan, tradisi Angon Putu merupakan bentuk syukur karena dianugerahi kesehatan, umur panjang, dan keluarga besar. Umiah pun mendoakan anak hingga buyutnya agar senantiasa sehat dan rukun.

"Doakan saya selamat panjang umur, diberikan kesehatan semua. Semoga baik, rukun, sehat, diberikan panjang umur, taat kepada Allah," jelas Umiah saat ditemui wartawan, Sabtu (8/10/2022).

Salah satu cicitnya, Najwa (11), mengaku senang mengikuti tradisi Angon Putu.

"Senang bisa mengikuti tradisi Angon Putu, bisa ketemu Mbah Umiah. Semoga Mbah Umiah sehat dan panjang umur," kata Najwa.

Salah satu cucu Mbah Umiah, Muhammad Ardiansyah (27), mengatakan tradisi Angon Putu sudah jarang ditemui sekarang. Oleh sebab itu eluarga Mbah Umiah mengadakan tradisi tersebut agar tak punah.

"Kami selaku cucu dari Mbah Umiah mengadakan tradisi Angon Putu, kemungkinan tradisi ini ke depannya hampir punah bahkan akan hilang," kata Ardian.

Menurut Ardian, tradisi Angon Putu sebagai wujud syukur terhadap Tuhan atas berkah sehat dan umur panjang.

"Nenek kami tadi memberikan sedikit rezeki untuk dibagikan kepada anak, cucu, buyut dan canggah, untuk kemudian dibelikan jajan masing-masing, apa yang diingini, agar anak cucu senang bahagia," ujar Ardian.

"Alhamdulillah bertepatan dengan Maulid Nabi, kami sekaligus kami mengadakan doa dan memperingati Maulid Nabi," Ardian mengimbuhkan.

Dia pun berharap tradisi ini bisa mempererat tali silaturahmi keluarga.

"Harapannya kali ini mempererat tali silaturahmi, saudara yang jauh bisa berkumpul di sini. Di mana dua tahun kemarin pandemi belum berkumpul bareng," pungkasnya.


(dil/dil)


Hide Ads