Hari ini, Minggu (18/9/2022) bertemu dengan pasaran Pahing. Dalam penanggalan Jawa, hari ini juga bertepatan dengan 21 Sapar 1956, berada di Tahun Ehe, Windu Sancaya dan Wuku WuguWeton (hari kelahiran) Minggu Pahing atau Ahad Pahing memiliki neptu 14.
Kecenderungannya pandai menyembunyikan perasaan yang sebenarnya, hingga tampak tetap tenang dan sabar.
Pemilik weton ini biasannya senang bergaul dan mempunyai banyak teman, tetapi sayangnya acap kali kekeh dengan pendapatnya sendiri yang belum tentu benar dan cenderung angkuh. Pada umumnya mereka bertipe pekerja keras.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pangarasan pada weton ini adalah Lakuning Rembulan, artinya simpatik, penuh daya tarik, serba menyenangkan. Adapun Pancasuda, wasesa segara. Ini dapat dimaknai bahwa watak positifnya bagaikan lautan, yakni amot ujar ala becik (Jika dicaci tidak benci, jika disanjung tidak sombong). Selain itu sifat pemurah, pemaaf, berwibawa, berwawasan luas dan bertanggungjawab mendominasinya.
Wuku Wugu, dilambangkan dengan dewa Bethara Singajalma, wataknya banyak akal, pandai, pengertian dan lapang dada. Gedungnya tertutup di belakang, bersifat agak sombong dan pelit.
Pohonnya wuni, siapa saja yang melihat ingin makan, tetapi setelah makan malah menyacad dan kurang merasa percaya diri. Burungnya kepodang, berwatak cemburuan, senang berkumpul dengan orang banyak, pandai bergaul.
Bagaikan langit yang luas, luas wawasannya. Bahayanya dengan teman sendiri. Hati-hatilah dengan ular dan teluh, ini amat mencelakakan. Kala ada di Selatan, selama tujuh hari diwuku ini jangan pergi ke arah Selatan untuk suatu hal yang sangat penting.
Pada hari Minggu Pahing di wuku ini adalah hari yang sangat jelek. Jangan bepergian ke suatu tempat karena bisa jadi mendapat fitnah dan sakit di perjalanan.
[Rubrik ini diasuh oleh Ki Totok Yasmiran, ahli penanggalan Jawa dari Museum Radya Pustaka Solo. Bagi pembaca yang ingin berkonsultasi mengenai weton, hari baik dan semacamnya bisa mengirim email melalui: infojateng@detik.com]
(sip/sip)