Asal-usul Nama-nama Hari, Bulan dan Tahun dalam Kalender Jawa

Asal-usul Nama-nama Hari, Bulan dan Tahun dalam Kalender Jawa

Tim detikJateng - detikJateng
Jumat, 02 Sep 2022 02:07 WIB
Wraspati Kliwon Menail atau Kamis 1 September 2022. Hari ini bertepatan dengan Kajeng Kliwon. Jaga dan kendalikan diri dengan menyucikan Tri Pramana.
Ilustrasi. Foto: Istimewa
Solo -

Menurut pakar penanggalan Jawa dari Museum Ronggowarsito Solo, Ki Totok Yasmiran, hari Kamis tanggal 1 September 2022 dalam kalender Jawa bertepatan dengan tanggal 4 bulan Sapar tahun 1956 Ehe, Windu Sancaya, dan pakuwon Manakil.

Apa itu Tahun Ehe, Windu Sancaya, dan Pakuwon Manakil, berikut asal-usul atau sejarah nama-nama hari, bulan dan tahun dalam Kalender Jawa, Dikutip dari jurnal Analisis Kesesuaian Kalender Jawa Islam dengan Kalender Hijriyah (Al-Afaq Vol 4 No 1 Tahun 2022).

Masa Sultan Agung, Raja Mataram Islam

Dalam jurnal karya Muhammad Sholehuddin dan Siti Tatmainul Qulub, dua peneliti dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, itu disebutkan bahwa pada masa Sultan Agung memimpin Kerajaan Mataram Islam (tahun 1613-1645), hampir semua perikehidupan masyarakat Jawa, khususnya tata laku budaya, berpatok pada sistem penanggalan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada tahun 1633 Masehi, Sultan Agung berusaha menanamkan ajaran Islam di Pulau Jawa. Salah satu caranya dengan membuat ketetapan untuk mengganti penanggalan Saka. Kalender Saka yang berbasis pada perputaran matahari (solar system) disesuaikan dengan kalender Islam yang berbasis pada perputaran bulan (lunar system).

Meski kalender Jawa akhirnya menggunakan sistem perputaran bulan seperti halnya kalender Islam atau kalender Hijriyah, namun angka tahun dari kalender Saka tetap diteruskan. Sehingga tahun 1555 Saka pada waktu itu angkanya diteruskan dan diganti dengan tahun 1555 Jawa.

ADVERTISEMENT

Peralihan dari Kalender Saka

Menurut jurnal itu, peralihan dari kalender Saka ke kalender Islam Jawa dimulai pada Jum'at Legi tanggal 1 Sura tahun Alip 1555 J, bertepatan dengan tanggal 1 Muharam tahun 1043 Hijriyah atau 8 Juli 1633 M.

Penyesuaian nama hari, bulan, tahun dengan kalender Hijriyah ada di halaman selanjutnya...

Pada waktu itu kalender Saka yang sudah berjalan sampai akhir tahun 1554 J. Angka tahun 1554 itu diteruskan dalam kalender Sultan Agung dengan angka tahun 1555. Hasilnya, hingga saat ini awal tahun baru kalender Islam Jawa selalu bersamaan dengan tahun baru Hijriah.

Kalender Saka mengikuti sistem Syamsiyah, yaitu perhitungan perjalanan bumi mengitari matahari. Sedangkan kalender Sultan Agung mengikuti sistem Qamariyah, yakni perjalanan bulan mengitari bumi seperti pada kalender Hijriyah, padahal dasar perhitungannya berlainan.

Penyesuaian dengan Kalender Hijriyah

Secara struktur kalender jawa atau saka mengalami penyesuaian dengan kalender hijriyah, yaitu sebagai berikut.

1. Nama-nama Hari

Nama-nama hari Jawa semula menggunakan bahasa sansekerta, kemudian diubah menjadi bahasa Arab yang disesuaikan dengan bahasa orang Jawa yaitu:

  • Radite diubah menjadi Ahad
  • Soma diubah menjadi Senen
  • Anggar diubah menjadi Seloso
  • Budha diubah menjadi Rebo
  • Respati diubah menjadi Kemis
  • Sukra diubah menjadi Jemuwah
  • Saniscara diubah menjadi Setu.

2. Nama-nama Bulan

Nama-nama bulan juga mengalami perubahan dan disesuaikan dengan bahasa orang Jawa yaitu menjadi Suro, Sapar, Mulud, Bakdo Mulud, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rejeb, Ruwah, Poso, Sawal, Dzulqoidah, dan Besar.

3. Nama-nama Tahun

Kalender Hijriyah siklusnya terjadi 30 tahun, dengan 11 tahun kabisat atau panjang dan 29 tahun basitoh atau pendek. Sedangkan kalender Islam Jawa memiliki siklus 8 tahun, dengan 3 tahun wuntu atau panjang dan 5 tahun wastu atau pendek.

Berikut nama-nama tahun dalam satu windu (8 tahun /1 siklus).

  • Tahun pertama disebut tahun Alip (Ψ§)
  • Tahun kedua disebut tahun Ehe (Ω‡)
  • Tahun ketiga disebut tahun Jim Awal (Ψ¬)
  • Tahun keempat disebut tahun Ze (Ψ²)
  • Tahun kelima diseut tahun Dal (Ψ―)
  • Tahun keenam disebut tahun Be (Ψ¨)
  • Tahun ketujuh disebut tahun Wawu (و)
  • Tahun kedelapan disebut tahun Jim Akhir (Ψ¬)

Pada setiap siklus (1 windu) menunjukkan sebuah fakta bahwa tanggal 1 Suro berturut-turut jatuh pada hari ke 1, 5, 3, 7, 4, 2, 6, dan 3. Hal ini menunjukkan tahun-tahun jawa dinamai dengan berdasarkan urutan numerologi Arab, yaitu Alif (1), ha (5), jim awwal (3), zai (7), dal (4), ba (2), wawu (6), jim akhir (3).

Halaman 2 dari 2
(dil/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads