Abah Lala tak pernah menyangka lagu ciptaannya 'Ojo Dibandingke' bakal dinyanyikan Farel Prayoga di Istana Merdeka pada peringatan HUT ke-77 Kemerdekaan RI, Rabu (17/8/2022) lalu. Lagu yang diangkat dari kisah nyata nan pilu itu ternyata sukses bikin 'ambyar' Istana.
"(Saat) Lagu itu muncul ada sedih (terharu), kayak nggak percaya, sampe sekarang kalau lihat di TikTok saya masih nangis," kata Abah Lala saat ditemui di Studio Trans TV Jakarta Selatan, dikutip dari detikHot, Kamis (18/8/2022).
Seperti diketahui, saat 'Ojo Dibandingke' berkumandang di Istana, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sampai ikut berjoget di depan Presiden Joko Widodo. Ibu Negara Iriana Joko Widodo pun bangkit dari duduknya dan ikut bergoyang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bangga. Alhamdulillah. Karena jenengan (Anda) tahu sendiri, saya hanya wong Musuk, wong deso (orang desa), lagune dinyanyikan neng kono-kono (sampai ke mana-mana), bersyukur," kata Abah Lala saat dihubungi, Rabu (17/8).
Tentang Lagu Ojo Dibandingke
Abah Lala bernama asli Agus Purwanto, warga Desa Cluntang, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Sejauh ini dia sudah menciptakan sekitar lima lagu, di antaranya 'Gede Roso', 'Wong Edan Bebas', dan 'Ojo Dibandingke'.
"Saya latar belakangnya dari kesenian reog," kata Agus, Rabu (17/8).
Abah Lala mengatakan, lagu 'Ojo Dibandingke' dirilis pada 26 April 2022. Cerita dalam lagu itu terinspirasi oleh kisah cintaan temannya. Saat temannya itu hendak menikah, ternyata calonnya dijodohkan dengan orang lain.
"Dibanding-bandingke. Kisah nyata, orangnya juga ada ini," kata Abah Lala, Rabu (17/8). Namun, dalam lagu itu juga ada lirik yang merupakan pengalaman pribadinya sendiri.
"Itu saya dapatkan sewaktu pergi ke Boyolali naik motor, disalip (didahului) mobil dengan knalpot dibleyer. Saya bilang begini, 'tak oyak'o yo ora mampu, sepeda motor mosok ngoyak mobil' (saya kejar pun tak akan mampu, sepeda motor kok mengejar mobil)," kata Abah Lala mengenangkan.
"Lha di situ (dalam lagu) tak tulis, 'tak oyak'o aku yo ora mampu'. Itu pengalaman saya disalip mobil," imbuh dia.
Cendol Dawet dan Julukan Abah Lala
Sebelum lagu 'Ojo Dibandingke' viral, Abah Lala sudah terkenal karena menciptakan senggakan 'Cendol Dawet'. Senggakan atau sorakan untuk meningkahi lagu dangdut itu lekat dengan lagu-lagu Didi Kempot sejak 2019.
Lanjutan kisah 'Cendol Dawet' silakan baca di halaman berikutnya...
Ternyata, senggakan Cendol Dawet itu diciptakan Abah Lala sejak 2016. Meski liriknya tak nyambung dengan lagu-lagu dangdut, ternyata ada misi mulia di balik 'Cendol Dawet'.
"Tujuan dari Cendol Dawet itu kita buat untuk menghilangkan jargon-jargon di kalangan irama dangdut yang menurut saya kurang pas dan tidak sopan untuk ditirukan anak-anak," kata Abah Lala kepada detikHOT di Studio Trans 7 Jakarta, medio September 2019.
"Dulu awalnya gini, perjuangan untuk Cendol Dawet itu sulit. Dulunya sering diejek. Masa lagu dangdut Cendol Dawet. Nggak ada hubungannya," ujar Abah Lala. Namun, seiring berjalannya waktu, Cendol Dawet pun viral.
Karena 'Cendol Dawet' itulah Abah Lala diundang menjadi bintang tamu acara Ini Baru Empat Mata pada 13 Januari 2020. Dalam acara bincang-bincang yang dibawakan oleh presenter Tukul Arwana itu, Abah Lala menceritakan awal mula dirinya akrab disapa Abah Lala.
Panggilan Lala melekat pada namanya sejak 2010, tepatnya ketika terjadi bencana erupsi Gunung Merapi 2010. Agus mengatakan, saat itu dia ikut menjadi relawan pemantau aktivitas Gunung Merapi di wilayah Boyolali.
"Pas diajak (memantau aktivitas Gunung Merapi) itu kan saya lihatnya Teletubbies," kata Abah Lala, dikutip dari postingan akun Youtube Trans7 Official tanggal 14 Januari 2020.
Oleh sebab itu, saat relawan lain menanyakan namanya melalui HT, Agus Purwanto spontan menyebut namanya Lala, salah satu tokoh dalam film Teletubbies.
"Dari timur, dari timur?" kata Agus Purwanto menirukan suara seseorang yang saat itu menanyakan namanya lewat HT.
"Siap Pak," jawab Agus sambil menunjukkan ekspresi sedang mencari-cari nama yang simpel agar mudah dihafal.
"Lala. Lala Pak!" kata Agus Purwanto mengenangkan momen itu.