Mengarak Gunungan Lumpia Duleg dalam Kirab Cethik Geni di Klaten

Mengarak Gunungan Lumpia Duleg dalam Kirab Cethik Geni di Klaten

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Minggu, 17 Jul 2022 17:26 WIB
Warga Delanggu, Klaten, mengarak gunungan lumpia duleg, Minggu (17/7/2022).
Warga Delanggu, Klaten, mengarak gunungan lumpia duleg, Minggu (17/7/2022). Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng
Klaten -

Masyarakat Desa Gatak, Kecamatan Delanggu, Klaten, Jawa Tengah menggelar arak-arakan gunungan lumpia duleg, Minggu (17/7/2022). Dalam acara rutin tahunan itu, gunungan yang terbuat dari ribuan lumpia itu dibawa berkeliling kampung.

Arak-arakan diawali oleh seorang wanita yang berjalan di depan barisan dengan membawa sapu lidi. Dia membersihkan jalan yang akan dilalui peserta kirab dengan diiringi tetabuhan gamelan.

Sedangkan di belakangnya terdapat barisan remaja putri yang berjalan membawa tongkat dan berpakaian serba putih. Rombongan itu diikuti sekelompok remaja lain yang berjalan membawa kendi serta lampu minyak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rombongan paling belakang diikuti oleh sekelompok pemuda yang membawa gunungan lumpia yang merupakan bagian terpenting dari kirab tersebut.

Gunungan diarak keliling kampung menuju lapangan desa melalui jalan Jogja-Solo dan pasar Delanggu. Sesampai di lapangan, lumpia dibagikan ke seluruh yang hadir.

ADVERTISEMENT

Adapun lumpia duleg itu sedikit berbeda dengan lumpia pada umumnya. Perbedaan paling terlihat adalah dari sisi ukuran. Lumpia duleg ini berukuran kecil atau mini.

Sedangkan isinya bukanlah rebung melainkan kecambah yang dicampur tepung. Biasanya, lumpia duleg dinikmati dengan dicocolkan ke gula kelapa cair. Cara makan dengan cara dicocol atau di-duleg itu membuat lumpia mini itu lebih dikenal dengan nama lumpia duleg.

Warga Delanggu, Klaten, mengarak gunungan lumpia duleg, Minggu (17/7/2022).Warga Delanggu, Klaten, mengarak gunungan lumpia duleg, Minggu (17/7/2022). Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng

Sebenarnya, kegiatan bertajuk Kirab Cethik Geni ini bukan tradisi yang sudah berlangsung turun temurun. Kegiatan itu sengaja dibuat untuk mendukung industri kecil lumpia duleg yang ada di desa itu. Adapun kirab lumpia duleg baru 4 kali digelar.

"Kirab lumpia duleg ini didukung 30 UMKM pembuat lumpia duleg. Ini kirab ke-4," kata ketua panitia kegiatan kirab, Jarot Setiadi.

Dia menyebut lumpia duleg mulai diproduksi di desa itu sejak 50 tahun silam. Pembuatnya adalah warga Semarang yang berpindah ke desa itu. Saat ini sudah cukup banyak warga yang membuat produk serupa.

"Mbah Purno ini dulu tinggal di Semarang. Di Semarang ada lumpia, beliau pulang kampung dan membikin makanan sejenis tetapi lebih murah dinikmati masyarakat," papar Jarot.




(ahr/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads