Tiga warga berambut gimbal asal Wonosobo diruwat di tepi Telaga Cebong, Desa Sembungan Kecamatan Kejajar, Wonosobo. Mereka memiliki permintaan unik, mulai doa selamat hingga kambing hamil.
Prosesi ruwatan rambut gimbal dilakukan saat kunjungan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno di Desa Sembungan. Pada kesempatan ini, Sandiaga ikut mencukur tiga orang berambut gimbal. Dua anak-anak, satunya dewasa.
Salah satu peserta ruwat rambut gimbal, Suyatmi (38) mengaku lega setelah mengikuti prosesi ruwatan rambut gimbal. Sebab, sebelumnya ia pernah mencukur rambutnya, namun rambut gimbalnya tumbuh lagi. Bahkan, badannya menjadi demam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang rasanya lega. Semoga setelah diruwat rambut gimbalnya tidak tumbuh lagi. Dan semua menjadi lebih baik. Karena sebelumnya sudah pernah dicukur sendiri tapi tumbuh lagi. Badan juga jadi demam," kata dia usai prosesi ruwat rambut gimbal di Desa Sembungan, Minggu (3/7/2022).
Perihal permintaan unik yakni kambing hamil, Suyatmi mengaku tidak tahu alasannya. Kambing tersebut rencananya akan dipelihara.
"Kalau alasannya tidak tahu, itu dari sananya. Tidak berubah-ubah. Ini nanti kambingnya mau dipelihara," ujarnya.
Rambut gimbal pada diri Suyatmi ini bukan dari lahir. Awal munculnya rambut gimbal pada tahun 2015 lalu. Seperti anak gimbal pada umumnya, saat pertama tumbuh rambut gimbal juga badan panas tinggi.
"Kalau saya tidak dari kecil, mulai tumbuh gimbal itu tahun 2015. Saat itu masih kecil-kecil terus saya potong sendiri tapi tumbuh lagi," terangnya.
Kepala Desa Sembungan Tuyali mengatakan, ada tiga orang berambut gimbal yang diruwat dengan permintaan yang berbeda-beda. Yakni kambing hamil, sepeda dan doa selamat.
"Tadi ada yang minta kambing hamil, sepeda dan doa selamat. Untuk yang doa selamat tadi langsung diberikan untuk didoakan bersama warga dan wisatawan yang menyaksikan prosesi ruwatan," jelasnya.
Usai dicukur, rambut gimbal tersebut dilarung di tengah telaga Cebong. Sedangkan nasi tumpeng yang disediakan dimakan bersama warga yang menyaksikan prosesi ruwatan.
"Setelah dicukur, rambut gimbal dilarung di telaga Cebong. Warga yang menyaksikan ruwatan kemudian makan nasi tumpeng," tambahnya.
(ahr/ahr)