Melihat Proses Pembuatan Minyak Jamas Pusaka Sunan Kalijaga

Melihat Proses Pembuatan Minyak Jamas Pusaka Sunan Kalijaga

Mochamad Saifudin - detikJateng
Rabu, 25 Mei 2022 03:48 WIB
Proses pembuatan minyak jamas pusaka Sunan Kalijaga di Demak, Selasa (24/5/2022).
Proses pembuatan minyak jamas pusaka Sunan Kalijaga (Foto: Mochamad Saifudin/detikJateng)
Demak -

Ahli waris Sunan Kalijaga atau pengurus Yayasan Sunan Kalidjogo Kadilangu, Demak, Jawa Tengah membuat minyak lisah sepuh. Minyak ini merupakan bahan baku yang digunakan untuk jamasan pusaka Sunan Kalijaga.

Ternyata ada syarat wajib untuk membuat minyak jamas pusaka Sunan Kalijaga ini. Yakni pembuat minyak haruslah ahli waris wanita yang sudah menopause atau tak lagi menstruasi.

"Minyak klentik ini kita buat dengan ibu-ibu yang sudah menopause, sudah tidak mens (menstruasi) lagi. Itu adat ya. Dibuat oleh ibu ibu ahli waris yang sudah suci, tidak mengeluarkan darah haid lagi," kata Juru Kunci Makam Sunan Kalijaga, Raden Edi Mursalien di Kelurahan Kadilangu, Selasa (24/5/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kenapa dikatakan lisah sepuh karena yang membuat sepuh-sepuh. Yang sudah menopause itu tadi, yang sudah suci," sambung Edi.

Edi menjelaskan minyak jamas merupakan minyak untuk memandikan pusaka peninggalan Sunan Kalijaga atau Raden Said setiap Hari Raya Idul Adha. Acara tersebut biasa digelar saat prosesi adat penjamasan setiap 10 Zulhijah, yaitu pusaka Kiai Cerubuk dan Kiai Kotang Ontokusumo.

ADVERTISEMENT

Pembuatan minyak lisah sepuh ini dibuat secara manual. Dimulai dengan memarut kelapa, memasak santan kelapa, hingga ketika jadi diolah menjadi minyak jamas pusaka Sunan Kalijaga.

"Setelah dibuka, diparut oleh ibu-ibu memakai parut tangan. Kemudian kita masak sedemikian, kita ambil blondonya, kita sisakan minyak jamas dan kita simpan. Besok sebelum menjelang penjamasan baru kita racik, minyak klentik itu tadi dengan bibit-bibit minyak yang lain," ujarnya.

Edi mengungkap campuran bibit minyak wangi itu yakni minyak cendana, kenanga, melati, melati kraton, minyak telon, dan sebagainya. Setelah jadi, minyak jamas ini akan digunakan untuk memandikan pusaka Sunan Kalijaga.

"Setelah kita racik untuk penjamasan kiai Cerubuk, dan Kiai Kotang Ontokusumo itu tadi jadilah itu lisah sepuh atau minyak jamas plorodan penjamasan yang merupakan sebuah minyak yang mengandung berkah. Sehingga minyak itu diperebutkan atau diminta oleh para zairin, oleh orang lain untuk mendapatkan berkah," terangnya.

Minyak jamas ini beraroma khas dan disebut tidak berubah sejak dulu kala.

"Bau yang kita campur ini khas, jadi kalau orang yang sudah tahu, pernah mendapatkan minyak jamas, kalau dia mencium baunya dia mesti inget bahwa ini minyak jamas, begitu. Karena itu memang jadi baunya itu tidak berubah ubah. Ya seperti itu, karena memang ini ada takarannya," pungkas Edi.




(ams/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads