Meriahnya Sesaji Rewanda, Tradisi Khas Syawalan di Goa Kreo Semarang

Meriahnya Sesaji Rewanda, Tradisi Khas Syawalan di Goa Kreo Semarang

Afzal Nur Iman - detikJateng
Sabtu, 21 Mei 2022 16:50 WIB
Prosesi tradisi Sesaji Rewanda di Goa Kreo, Semarang, Sabtu (21/5/2022).
Prosesi tradisi Sesaji Rewanda di Goa Kreo, Semarang, Sabtu (21/5/2022). (Foto: Afzal Nur Iman/detikJateng)
Semarang -

Tradisi Sesaji Rewanda kembali diadakan di Goa Kreo Semarang, hari ini. Ratusan warga sudah menunggu sejak pagi untuk melihat kirab hingga prosesi memberi gunungan hasil bumi kepada kera.

Pantauan detikJateng di Jalan Goa Kreo tepatnya di depan SDN 02 Kandri, Semarang, terlihat peserta kirab sudah bersiaga di lokasi sekitar pukul 07.00 WIB. Peserta kirab terdiri dari siswa SD, anak-anak berkostum kera, hingga penari.

Kirab tersebut mengantarkan gunungan makanan hasil bumi yang ditujukan untuk kera. Sedangkan, untuk pengunjung juga disediakan gunungan berisi nasi ketek.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para warga sekitar pun turut meramaikan sisi-sisi jalan untuk mengabadikan momen yang tidak bisa dilihatnya selama dua tahun terakhir ini. Ketika peserta kirab lewat, warga pun turut mengikuti menuju Goa Kreo.

Kirab yang diberangkatkan sekitar pukul 08.00 WIB tiba di area Goa Kreo 15 menit kemudian. Acara kemudian dibuka oleh Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.

ADVERTISEMENT

Warga terlihat antusias mengikuti serangkaian acara Sesaji Rewanda itu. Terlebih ketika pembawa acara mempersilakan warga untuk mengambil nasi ketek yang disusun rapi bentuk gunungan.

Prosesi tradisi Sesaji Rewanda di Goa Kreo, Semarang, Sabtu (21/5/2022).Prosesi tradisi Sesaji Rewanda di Goa Kreo, Semarang, Sabtu (21/5/2022). Foto: Afzal Nur Iman/detikJateng

Baik anak-anak dan orang dewasa ikut berebut nasi ketek yang disediakan. Meski saling rebut, dan ada warga yang tak kedapatan namun yang terlihat justru keceriaan.

Selain itu, pengunjung juga asyik menyaksikan kera-kera yang juga ikut mengambil buah-buahan dan hasil bumi dari gunungan yang disediakan khusus. Sejumlah pengunjung juga terlihat ikut memberi buah-buahan secara langsung.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyebut bila tradisi ini biasa dilakukan setiap tahu. Tradisi ini bermula dari Sunan Kalijaga yang merasa dibantu oleh kera saat mengambil kayu untuk membangun Masjid Demak.

"Jadi temanya adalah bagaimana kemudian budaya luhur rasa terimakasih kepada Sunan Kaljaga kepada hewan ini kera-kera yang ada di sini, di Kreo, karena pada saat dia ingin mendirikan Masjid Demak pada waktu itu, kayu jatinya diambil dari sekitar Gunung Pati ini, sekitar Kreo sini," kata Hendi, sapaan akrabnya, Sabtu (21/5/2022).

"Menurut sejarah kemudian dia (Sunan Kalijaga) selalu memberikan sesaji kepada para kera dan itu berlangsung sampai sekarang," tambahnya.




(afn/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads