Seniman pedalangan dan karawitan kehilangan sosok sinden senior gaya Surakarta, Nyi Suyatmi yang wafat kemarin malam. Dia dianggap sebagai pesinden yang memiliki banyak keahlian.
Salah satu dalang asal Solo, Ki Purbo Asmoro, merasa kehilangan atas wafatnya Nyi Suyatmi. Selama ini Suyatmi sering mendampinginya saat mementaskan wayang kulit.
"Beliau pesinden yang sangat bagus, dari sisi suara, gending, pengalaman beliau. Sehingga ketika mengiringi wayangan saya terasa lebih hidup dan sangat menyatu dengan model pakeliran garap saya," ungkap Ki Purbo saat dihubungi detikJateng, Kamis (19/5/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Purbo, Suyatmi mampu menghidupkan suasana yang terjadi di dalam pakeliran melalui suara emasnya.
"Terutama dalam olah vokal di adegan-adegan dramatis, romantis. Beliau juga sangat cekatan dan tidak pernah gagal dalam mendukung suasana pakeliran," ujarnya.
Sementara itu, salah satu pengajar karawitan di Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, Muriah Budiarti mengatakan bahwa Nyi Suyatmi merupakan pesinden yang sulit dicari tandingannya.
"Beliau menguasai gending-gending Jawa, gaya Semarangan juga. Suaranya presisi, bisa jadi contoh. Beliau nggak di akademik, tapi bagi kami beliau itu pesinden empu," kata Muriah saat dihubungi detikJateng, Kamis (19/5).
Menurutnya, Suyatmi tak hanya ahli menyinden. Suyatmi disebut juga ahli dalam menabuh gendang.
"Bu Yatmi juga bisa menabuh gendang, bagus. Beliau juga didukung keluarganya yang juga seniman. Anaknya juga dalang," ujar dia.
Profil Nyi Suyatmi
Suyatmi adalah anak dari dalang Ki Sutrisno asal Dawar, Boyolali, yang berasal dari trah dalang Kuwoso, Klaten. Kakek Suyatmi adalah adik kandung (alm) Ki Pujo Sumarto, dalang legendaris asal Klaten yang merupakan dalang kesayangan Presiden RI pertama, Ir Sukarno. Dari garis keturunan ini juga berkerabat dengan Ki Anom Suroto.
Sedangkan dari garis neneknya, berasal dari trah dalang Karangtalun, Klaten. Dari garis ini, dia berkerabat dengan dalang kenamaan (alm) Ki Manteb Sudharsono.
Dia aktif sebagai pesinden sejak usia 9 tahun mengiringi pementasan ayahnya sendiri. Selanjutnya dia mulai ikut diajak pentas dalang-dalang lainnya. Kemampuannya yang terus terasah dan kualitas vokalnya yang cemerlang, akhirnya Suyatmi diajak bergabung ke grup karawitan terkenal 'Condhong Raos', pimpinan dalang legendaris Ki Nartosabdo, di akhir dekade 70-an.
Semenjak itu nama Suyatmi semakin moncer. Dia juga selalu tampil sebagai pesinden di setiap pementasan wayang kulit Ki Nartosabdo, bersama pada pesinden kenamaan lainnya seperti Nyi Supadmi, Nyi Ngatirah, Nyi Tugini, Nyi Tantinah, Nyi Suryati, Nyi Windarti, dan lain-lain.
Setelah Ki Nartosabdo wafat, Nyi Suyatmi sering diajak bergabung dengan pementasan dalang-dalang kenamaan setelahnya seperti Ki Anom Suroto, Ki Manteb Sudharsono, Ki Purbo Asmoro, dan sejumlah dalang lainnya.
Selain itu suara emas Nyi Suyatmi juga terdokumentasikan dalam sejumlah rekaman gending-gending karawitan Jawa.
Hingga wafatnya, Nyi Sri Suyatmi meninggalkan 2 orang anak dan 4 cucu.
(ahr/mbr)