Acara tradisi Kenduri Ketupat di Desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes, Klaten, Jawa Tengah diserbu warga. Warga berebut gunungan ketupat.
Rebutan ketupat itu dimulai sekitar pukul 09.00 WIB di alun-alun desa. Tradisi turun-temurun warga Desa Jimbung itu dihadiri muspika, kepala desa dan tokoh masyarakat.
Setelah prosesi doa, tiga gunungan ketupat diarak dan diserbu warga. Satu gunungan yang hanya berisi 60 ketupat itu pun habis diperebutkan warga yang jumlahnya ratusan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada yang dapat tetapi ada juga warga yang hanya berkeringat karena tidak dapat ketupat.
Pujo, warga Desa Jetis Wetan, Kecamatan Pedan mengatakan ikut rebutan ketupat karena sudah tradisi.
"Ya kita cari berkah, dapat ketupat kan berkah. Nanti dimakan, agar kenyang dan badan sehat," ungkap Pujo kepada detikJateng di lokasi, Senin (9/5/2022).
Saiful, pemudik asal Purwokerto mengatakan menyempatkan datang ke acara Jimbungan untuk ikut rebutan ketupat. Dia datang karena sudah tradisi dan sekalian pulang ke Klaten.
"Saya pulang silaturahmi, ikut acara ini sekeluarga. Ini dapat dua ketupat syawalan," kata Syaiful.
![]() |
Ketua panitia, Widodo mengatakan Kenduri Ketupat baru kali diadakan setelah dua tahun tidak digelar karena pandemi COVID-19. Gelaran kali ini hanya ada tiga gunungan.
"Hari ini hanya tiga gunungan, biasanya 20 gunungan. Ya karena kondisi hari ini tidak semua RW membuat ketupat," ungkap Widodo.
Menurut Widodo, Kenduri Ketupat itu sudah turun-temurun sebagai tradisi setelah Ramadan. Acara ini bermakna untuk saling memaafkan.
"Maknanya sedaya lepat, semua salah dilebarkan (dibebaskan) saat lebaran ketupat. Ramadan itu kan untuk mencari ampunan kepada Allah SWT," ujar Widodo.
Warga kehilangan HP
Sementara itu, di tengah acara ada warga yang mengaku kehilangan ponselnya diduga dicopet.
"Terasa HP hilang itu saat mau ambil tas kresek di tas. Baru kerasa HP saya hilang," ungkap Supadmi, warga Desa Jeto, Kecamatan Trucuk di lokasi.
Menurutnya, ponselnya diletakkan di anakan tas. Saat hendak ikut berebut ketupat masih ada tetapi setelah selesai tidak ada lagi.
"Tadi mau ke sini masih, tapi setelah acara selesai HP sudah tidak ada, ya harganya sekitar Rp 2 jutaan," kata Supadmi.
Baca juga: Geger Pemotor Ngebut di Tol Solo-Sragen |
(rih/ahr)