Asal-usul Donoloyo, Hutan Peninggalan Senapati Majapahit di Wonogiri

Asal-usul Donoloyo, Hutan Peninggalan Senapati Majapahit di Wonogiri

Muhammad Aris Munandar - detikJateng
Sabtu, 07 Mei 2022 11:00 WIB
Suasana di Hitan Donoloyo Wonogiri
Suasana di Hutan Donoloyo Wonogiri. Foto: Muhammad Aris Munandar/detikJateng
Wonogiri -

Hutan Donoloyo merupakan cagar alam sekaligus dikenal sebagai salah satu tempat wisata religi yang ada di Wonogiri. Hutan ini memiliki ratusan pohon jati yang berukuran besar berusia ratusan tahun.

Pohon jati yang ada di dalam hutan ini dipercaya memiliki kualitas yang sangat bagus. Konon, pohon jati dari hutan ini menjadi pilihan bagi Wali Songo saat membuat saka guru untuk pembangunan Masjid Demak.

Pada akhir April kemarin, detikJateng mencoba menyusuri hutan ini. Pepohonan jati terlihat menjulang tinggi. Cerita-cerita mistis yang hidup di tengah masyarakat membuat pohon-pohon di hutan yang dikeramatkan itu terjaga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di dalam hutan, terdapat sebuah punden yang sering digunakan oleh masyarakat untuk berziarah. Punden itu merupakan petilasan tokoh yang diyakini sebagai penanam pohon jati pertama di hutan itu.

Pohon jati yang masuk di area punden itu dibalut dengan kain poleng. Sementara itu di belakang punden, terdapat sungai yang terhubung ke aliran Bengawan Solo.

ADVERTISEMENT

Berdasarkan cerita yang berkembang, Wali Songo dulunya membawa kayu jati dari Donoloyo menuju Demak dengan dialirkan melalui Bengawan Solo.

Juru Kunci Hutan Donoloyo, Sunarto (55), menuturkan, nama Hutan Donoloyo tidak terlepas dari nama seorang tokoh kerajaan Majapahit yang dikenal dengan panggilan Eyang Donosari alias Ki Ageng Donoloyo. Eyang Donoloyo merupakan tokoh Kerajaan Majapahit yang hidup pada masa Brawijaya V.

Suasana di Hitan Donoloyo WonogiriPohon jati berukuran besar dan tinggi menjulang di hutan Donoloyo Wonogiri. Foto: Muhammad Aris Munandar/detikJateng

"Saat datang ke sini (Hutan Donoloyo), Eyang Donosari mengatakan jika dirinya Senopati Majapahit Brawijaya V," kata Sunarto saat ditemui detikJateng di Punden Hutan Donoloyo, belum lama ini.

Menurutnya, Eyang Donosari pergi meninggalkan Majapahit di era menjelang runtuhnya kerajaan itu. Dia pergi bersama kerabatnya, yaitu pasangan Pangeran Teleng dan Donowati.

"Saat pergi dari Majapahit Eyang Donosari pergi ke sini (Hutan Donoloyo). Sedangkan Eyang Donowati dan Pangeran Weleng pergi ke Sukoboyo, daerah yang saat ini juga masih masuk wilayah Kecamatan Slogohimo," ujar dia.

Di daerah itu, Eyang Donosari menanam pohon jati pemberian Pangeran Teleng di sekitar tempat tinggalnya. Dalam waktu singkat, daerah tersebut menjelma menjadi sebuah hutan jati yang cukup luas.

Hingga kini, hutan seluas 9,2 hektare itu cukup terpelihara. Bahkan, tanaman jatinya terus meluas hingga ke luar dari areal hutan.

Selama ini tidak sembarang orang berani menebang pohon atau sekadar mencari kayu di dalam hutan itu. Sunarto menyebut banyak warga yang melakukan wisata religi saat malam Selasa dan Jumat Kliwon, dan bulan Suro.




(ahr/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads