Tidak berlebihan jika Kota Solo disebut sebagai salah satu pusat kebudayaan di Jawa, terutama di Jawa Tengah. Dari 46 sanggar tari-tarian Jateng dalam buku Inventarisasi Data Kesenian Jawa Tengah "Tari#1" yang diterbitkan Taman Budaya Jawa Tengah pada Februari 2020, 4 sanggar tari-tarian Jateng di antaranya dari Solo.
Sedangkan 29 kabupaten/kota lain di Jawa Tengah rata-rata 'menyumbangkan' satu atau dua sanggar tari-tarian Jateng dalam buku yang disusun Dwi Yuworo, Elfitriany Kusumawati, Nurni, dan disunting Kepala Seksi Pelestarian Seni Taman Budaya Jawa Tengah Wijang J Riyanto.
Disadur dari buku Inventarisasi Data Kesenian Jawa Tengah "Tari#1", berikut ini profil empat sanggar tari-tarian Jateng di Kota Solo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Semarak Candrakirana (SCK) Art Center
Sanggar yang didirikan Dra R Ay Irawati Kusumorasri M.Sn pada 31 Juli 1998 ini beralamat di Jalan Kedasih No.22, Kerten, Laweyan, Surakarta. SCK Art Center memiliki 8 pelatih tari lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.
SCK Art Center menawarkan kursus dan latihan tari-tarian Jateng, kontemporer, nusantara, dan tari modern. SCK Art Center memiliki berbagai prestasi di antaranya sebagai perwakilan penari Indonesia di Perancis (2008), Belanda (2009), Cina (2010); di Andong Mask Dance Festival (AMDF) 2014; di International Celaket Cross Cultural Festival (ICCCF), Juli 2015, dan lain-lain.
2. Sanggar Seni Sarwi Retno Budaya
Sanggar yang didirikan Sarwi pada 24 April 1974 ini beralamat di Jl. Bima No. 8 Serengan RT. 04 RW. II Surakarta. Sanggar ini sebagai wadah pembelajaran dan pelatihan tari-tarian, tembang, teater, dan musik. Sanggar ini mulanya mengajar dan mendidik anak-anak di rumah dengan materi tari-tarian Jateng meliputi tari Golek Sri Rejeki, Gambiranom, Minakjinggo Dayun, dan Kelana Gandrung.
Pada 1997, pendiri sanggar membuka cabang di Danukusuman dengan materi tari-tarian Jateng seperti tari Batik, Merak, dan Pemburu Kijang. Pada 1997, Sarwi membuka cabang di Danukusuman dengan mengumpulkan anak-anak di daerah sekitarnya. Mulai tahun 2000-an sampai sekarang, sanggar ini mengembangkan materi tembang, teater, dan musik.
3. Sanggar Seni Gedhong Kuning
Sanggar yang didirikan Pujiyono pada 7 November 2014 ini beralamat di Jajar RT. 01 RW. 06 Surakarta. Pendirian sanggar ini berawal dari keinginan untuk menampung anak-anak sekolah dalam kegiatan olah seni dan melestarikan seni tradisi Jawa, khususnya tari-tarian Jateng dan karawitan.
Sanggar ini meraih sejumlah prestasi seperti sebagai lima penyaji terbaik Festival Wayang Bocah 2018, juara harapan 1 Festival Wayang Bocah 2019, dan lain-lain.
4. Yayasan/Bengkel Seni Adanu Jumantoro
Yayasan atau bengkel seni yang didirikan Sri Wardoyo dan tiga rekannya pada 10 Oktober 2018 ini beralamat di Jl. Bondan No. 29, RT 3/RW 6, Kemlayan, Serengan, Solo. Ide awal empat pendirinya ialah membentuk wadah untuk berolah seni yang bersifat sosial dan gratis.
Yayasan ini meraih sejumlah prestasi di antaranya sebagai penampil terbaik Ramayana Balekambang 2018, juara 1 Festival Wayang Bocah 2019, penampil terbaik dalam Festival Bocah Dolanan 2019, dan lain-lain.
Baca juga: Saatnya Generasi Z Pimpin Budaya Tradisi |
(dil/ams)