Gatotkaca, Sosok Kesatria yang Sudah Populer Sejak 1.000 Tahun Silam

Gatotkaca, Sosok Kesatria yang Sudah Populer Sejak 1.000 Tahun Silam

Jalu Rahman Dewantara - detikJateng
Rabu, 23 Feb 2022 21:21 WIB
Yusuf (52) merias wajahnya di kawasan Kota Tua, Jakarta, Selasa (29/9/2020). Perpanjangan PSBB di Jakarta membuat penghasilan sebagai pemeran Gatotkaca terbang di Kota Tua sangat terdampak.
Ilustrasi. Yusuf (52) merias wajahnya di kawasan Kota Tua, Jakarta, Selasa (29/9/2020). Perpanjangan PSBB di Jakarta membuat penghasilan sebagai pemeran Gatotkaca terbang di Kota Tua sangat terdampak. (Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom)
Jogja -

Nama tokoh pewayangan Gatotkaca kini sedang trending di jagad media sosial. Pemicunya karena kemunculan tokoh fiksi itu dalam film garapan Satria Dewa Studio. Lantas siapa sebenarnya sosok Gatotkaca?

Akademisi Bahasa dan Sastra Jawa, yang juga merupakan Dosen Sastra Jawa dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Rudy Wiratama menceritakan bagaimana awal kemunculan Gatotkaca hingga berkembang menjadi tokoh yang populer di Indonesia.

Semua ini dimulai dari proyek penulisan ulang kisah Mahabarata dari yang sebelumnya memakai bahasa Sansekerta ke bahasa Jawa Kuno.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau itu (kisah Gatotkaca) berkembangnya sejak kurang lebih abad ke-10 Masehi. Pada saat itu mulai proyek penulisan Mahabharata dari yang tadinya bahasa sansekerta diterjemahkan menjadi bahasa Jawa Kuno," ucap Rudy lewat sambungan telepon kepada detikJateng, Rabu (23/2/2022).

Proyek itu dijalankan oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh. Kisah Mahabharata yang asli diubah dalam bentuk kakawin Bharatayudha untuk memperingati kemenangan Kerajaan Jenggala atas Kerajaan Panjalu semasa Raja Jayabaya.

ADVERTISEMENT

Dalam masa yang sama Mpu Panuluh menerbitkan kitab Gatotkacasraya yang menceritakan perkawinan Abimanyu dengan Siti Sundhari atas bantuan Gatotkaca.

"Kemudian pada zaman Kerajaan Kediri tahun 1100 an sudah ada karya sastra yang tokoh utamanya itu Gatotkacasraya. Gatotkacasraya artinya Gatotkaca yang dimintai tolong. Jadi dia dimintai tolong untuk mendukung pernikahannya Abimanyu, adik sepupunya," ucap Rudy.

"Jadi kurang lebih cerita tentang Gatotkaca itu sudah hampir 1000-an tahun ada di Indonesia, dan berkembang hingga sekarang. Diadopsi jadi komik, film, dan beberapa kali kalau tidak salah sempat dijadikan maskot produk," sambungnya.

Beda Gatotkaca di India dan Indonesia

Mahabharata merupakan salah satu dari dua wiracarita besar India Kuno yang ditulis dalam bahasa Sanskerta, di mana satu lagi adalah Ramayana. Mahbharata yang merupakan bagian dari kitab suci Weda ke-5 ini memuat kisah perang antara Pandawa dan Korawa atau Kurawa dalam memperebutkan takhta Hastinapura. Di dalam kisah itu, tersemat sosok Gatotkaca.

Namun ada cukup banyak perbedaan antara Gatotkaca versi India dengan yang ada di Indonesia. Salah satu yang paling mencolok kata Rudy bisa dilihat dari segi fisik.

"Kalau menurut mitologi yang ada di India, Gatotkaca itu seorang raksasa, buruk rupa, gundul, tapi ahli sihir. Kalau di Indonesia bentuknya sudah berubah, Gatotkaca ini tidak lagi raksasa yang menguasai ilmu sihir, tapi identik dengan sosok laki-laki maskulin, gagah perkasa, terus bisa terbang. Jadi ada perubahan dari Gatotkaca yang aslinya di Mahabarata dengan Gatotkaca menurut imajinasi orang Indonesia," katanya.

Di samping fisik, Rudy juga menyebut bahwa karakter Gatotkaca bikinan India berbeda dengan yang ada di Indonesia. Di India, Gatotkaca dikenal sangat berbakti terhadap kedua orang tuanya.

"Kalau di India, yang menonjol itu berbakti kepada orang tua. Jadi ketika orang tuanya, baik bapak maupun ibunya kesusahan, Gatot Kaca ini selalu memberikan pertolongan, entah fisik maupun secara gaib. Terlepas dari fisiknya yang buruk rupa, rasa baktinya terhadap orang tua sangat menonjol," ujarnya.

Adapun Gatotkaca di Indonesia lebih dikenal sebagai sosok yang berani dan rela berkorban. Hal itu terlihat saat Gatotkaca berani bertempur melawan Adipati Karna yang merupakan panglima dari bala Kurawa dalam Perang Baratayudha.

"Kalau di Indonesia, wataknya jelas dia pemberani, kemudian rela berkorban, makannya dalam perang Baratayudha itu sebenarnya dia sudah tahu kalau berhadapan dengan Adipati Karna, atau Panglimanya Kurawa, akan berisiko tinggi untuk nyawanya. Tetapi dia tahu kalau Karna tidak melepaskan senjata pamungkasnya pada malam itu, besoknya yang akan mati Arjuna, panglima besarnya Para Pandawa pada waktu perang Baratayudha," jelas Rudy.

Maka dengan pertimbangan itu, Gatot Kaca minta agar dijadikan senapati, atau panglima saat perang Baratayudha.

"Jadi keberaniannya, heroismenya, dan kerelaannya berkorban itu kalau di Indonesia lebih menonjol. Makannya sering sosok Gatot Kaca itu dijadikan simbol oleh militer ya, apalagi angkatan udara. Tokoh Gatot Kaca jadi simbol yang sangat berarti," ucap Rudy.

Rudy mengatakan perbedaan lain antara Gatot Kaca versi asli dengan yang telah diadopsi di Indonesia adalah kepopulerannya. Di India, sosok Gatot Kaca tidak menonjol bahkan bukan tokoh utama. Beda halnya dengan di Indonesia yang selalu jadi tokoh utama dan dinantikan kehadirannya.

"Kalau kisahnya di India itu Gatotkaca tidak terlalu menonjol dan bukan tokoh utama," ucapnya.

Gatotkaca versi Indonesia juga memiliki kisah tersendiri yang tergolong epik. Berawal dari perkawinan Bimasena (Bima) atau Werkodara dari keluarga Pandawa, dan Hidimbi atau Arimbi berasal dari bangsa raksasa, lahirlah sosok Gatotkaca. Adapun namanya sewaktu masih bayi adalah Jabang Tetuka.

Singkat cerita, Jabang Tetuka dimasukkan ke dalam sebuah kawah yang disebut Kawah Candradimuka. Di sinilah ia dapat kesakitan, yang kemudian namanya berganti jadi Gatotkaca.

"Dari sana (Kawah Candradimuka) selain dapat kekuatan fisik, tapi juga sekujur badannya dilapisi senjata. Jadi kalau di jaman sekarang kita terkagum-kagum dengan Tony Stark, yang jadi Iron Man, terus sekujur badannya mulai dari tangan, hingga kakinya ada senjatanya sebenarnya Gatot Kaca sudah seperti itu. Sekujur badan itu isinya senjata semua," ucap Rudy.

Macam-macam Senjata Gatotkaca

Rudy menjelaskan selain dikaruniai kekuatan super, Gatotkaca juga dilengkapi dengan perlengkapan tempur yang tak kalah ampuh. Setidaknya ada tiga perlengkapan utama yang melekat di tubuh tokoh pewayangan itu, Kotang Antakusuma, Caping Basunanda, dan Terompah Padakacarma. "Yang paling prinsip senjatanya ya tiga itu," ucap Rudy.

Rudy menerangkan, ketiga perlengkapan tempur itu memiliki fungsi yang berbeda-beda. Seperti misalnya Kotang Antakusuma yang merupakan rompi mirip baju zirah dengan gambar matahari di tengahnya. "Itu gunanya untuk melompat tanpa bertumpu dan terbang tanpa sayap," ujarnya.

Kemudian Caping Basunanda yang berbentuk seperti tutup kepala, memberikan Gatotkaca kemampuan kedap cuaca. Jadi Gatotkaca tidak basah oleh hujan dan tidak akan lelang oleh panas.

Kemudian kalau Terompah Padakacarma ini seperti sepatu anti ranjau. Jadi kalau merambah daerah-daerah kalau ilustrasi sekarang kaya ada lasernya, kemudian ada pengacak sinyal radarnya itu dilewati Gatotkaca tidak apa-apa," ujarnya.




(sip/mbr)


Hide Ads