Harga cabai di Kota Semarang mengalami kenaikan yang cukup signifikan hingga mencapai Rp 100 ribu per kilogramnya. Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang mengungkap penyebab naiknya harga cabai sertai komoditi lainnya.
Salah seorang pedagang di Pasar Karangayu, Royati (72), mengatakan kenaikan harga cabai naik cukup besar. Sebelumnya harga cabai rawit merah sekitar Rp 60 ribu per kilogram. Kemudian hari ini naik menjadi Rp 100 ribu per kilogramnya.
"Kenaikannya bawang merah dari Rp 30 ribu sekarang Rp 50 ribu. Cabai rawit merah tadinya Rp 60 ribu, sekarang Rp 100 ribu," kata Royati (72) di Pasar Karangayu, Selasa (4/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait kenaikan harga ini, Pemkot Semarang melakukan sidak di Pasar Karangayu dan Pasar Johar guna memantau harga kebutuhan pokok. Sidak melibatkan tim gabungan dari Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Semarang, Satgas Pangan, dan Polrestabes Semarang di Pasar Karangayu, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang.
![]() |
Beberapa komoditas yang dicek yakni cabai, bawang, beras, minyak, ayam, gula, dan bahan pokok lainnya. Ditemukan, di beberapa lapak, cabai rawit merah dijual dengan harga mencapai Rp 100 ribu per kilogram.
Kenaikan Harga Terjadi gegara Kurangnya Pasokan
Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan dan Stabilisasi Harga Dinas Perdagangan Kota Semarang, Siti Arkunah, mengungkapkan harga bawang merah dan cabai memang tengah mengalami kenaikan signifikan.
"Bawang merah kenaikannya sangat signifikan, hari ini yang bagus dan besar mau menembus Rp 60.000. Dari kemarin harga sekitar Rp 45.000," kata Siti di Pasar Karangayu, Selasa (4/3).
Berdasarkan keterangan agen, Siti mengungkapkan, kenaikan harga disebabkan oleh pasokan yang berkurang sementara permintaan dari pembeli cukup meningkat saat Ramadan.
"Memang pasokannya berkurang, mengingat harga di kota-kota lain juga lebih tinggi. Mereka barangnya pada dikirim ke Jakarta, sehingga pasokan yang ada di Semarang ini berkurang, harga menjadi naik," ungkapnya.
Sementara itu, harga beras, gula pasir, dan telur disebut masih stabil. Persediaan minyak goreng juga dinilai masih cukup hingga nanti Idul Fitri.
"Kita sudah meninjau juga ke gudang beras, ke Minyakita, stoknya cukup sampai nanti Lebaran. Kebetulan kemarin ada dari Indomarco yang nge-drop ke pasar-pasar, sehingga persediaan masih cukup banyak," jelasnya.
"Hanya kemarin mungkin Indomarco itu nge-drop (minyak) yang 2 literan, padahal masyarakat butuhnya hanya yang 1 liter. Sehingga kemarin yang 2 liter itu kurang sedikit diminati," lanjutnya.
Ia menjelaskan, harga eceran tertinggi (HET) untuk minyak di harga Rp 15.700 per liter. Ke depan, pihaknya akan terus melakukan pemantauan agar tak ada pedagang yang menjual harga di atas HET.
"Harusnya HET-nya Minyakita Rp15.700. Tadi di lapangan yang 2 liter masih 15.700. Tapi kalau yang 1 liter, karena mereka ngambilnya dari tempat lain dengan harga yang sudah cukup tinggi, sehingga harganya mencapai Rp 16.500," jelasnya.
"Nanti kita akan coba lihat kenaikan signifikan yang ada di mana sehingga nanti kita bisa berkolaborasi dengan Satgas Pangan dan TPID untuk kita bisa melakukan pengendalian," lanjutnya.
Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan dan tim TPID Kota Semarang untuk melakukan upaya pengendalian inflasi agar harga di pasaran bisa kembali normal menjelang Lebaran.
"Walaupun di ketahanan pangan itu setiap hari juga sudah ada pasar murah, Pak Rahman (Pasar Pangan Rakyat Murah dan Aman) juga sudah keliling, di samping Pasar Johar ada program Pasar Murah juga yang diinisiasi Kementerian Perdagangan, Pertanian, kemudian Badan Pangan Nasional, sampai nanti tanggal 28 Maret," paparnya.
Masyarakat pun diimbau memanfaatkan pasar murah tersebut untuk memenuhi kebutuhan bapok seperti beras, gula, minyak, dengan harga yang cukup lebih murah.
(apl/ams)