Kurator Ungkap Pencairan Pesangon Buruh Sritex Masih Butuh Proses Panjang

Kurator Ungkap Pencairan Pesangon Buruh Sritex Masih Butuh Proses Panjang

Agil Trisetiawan Putra - detikJateng
Senin, 03 Mar 2025 20:51 WIB
Raksasa tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) tutup permanen mulai hari ini, Sabtu 1 Maret 2025. Lebih dari 10 ribu pekerja terkena PHK.
Raksasa tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) tutup permanen mulai hari ini, Sabtu 1 Maret 2025. Lebih dari 10 ribu pekerja terkena PHK. Foto: dok. Sritex
Sukoharjo -

Salah satu kurator kepailitan PT Sri Rejeki Isman Tbk, PT Sinar Pantja Djaja, PT Bitratrex Industries, dan PT Primayudha Mandirijaya, Nur Hidayat angkat bicara soal pesangon karyawan PT Sritex yang terdampak PHK massal. Dia mengatakan mencairkan pesangon buruh memerlukan proses panjang.

"Insyaallah akan kita berikan semua itu. Nanti kita bicarakan dulu dengan yang lain. Karena kan kurator berempat, bukan saya doang. Saya juga akan sampaikan sama yang lain. Jadi masalah pesangon saya belum bisa kasih keputusan sendiri," kata Hidayat kepada awak media di Pabrik PT Sritex, Sukoharjo, Senin (3/3/2025).

Dia menyebut setelah Sritex resmi diambil alih oleh kurator, kurator kepailitan masih memerlukan proses panjang untuk melakukan pemberesan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pihaknya akan memulai dengan mempersiapkan daftar aset dan melakukan appraisal. Hal itu juga disebut memerlukan penetapan pengadilan.

"Kita sama-sama tahu, sesuai aturan yang ada, pemberesan pailit itu nanti insolvensi di tanggal 28 Februari, nanti kreditur separatis mempunyai hak dua bulan untuk eksekusi, dan kita juga nanti akan mempersiapkan daftar aset, dan ada nanti appraisal yang ditetapkan pengadilan. Baru setelah itu akan ada lelang. Jadi prosesnya nggak terlalu singkat, nanti panjang," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Dia juga belum bisa memastikan tenggat waktu tahap demi tahap untuk melakukan pemberesan. Tim kurator berharap semua proses administrasi bisa segera dilalui.

"Kita harapkan bisa cepatlah. Karena kan insolvency ada hak dua bulan untuk kreditur separatis eksekusi dulu. Setelah itu ada appraisal, baru pelelangan. Pelelangan kita tidak tahu seperti apa," sambungnya.

Hidayat membenarkan adanya pembentukan tim Satgas transisi. Dalam tim itu akan ada beberapa karyawan yang akan dipekerjakan kembali untuk merawat aset-aset PT Sritex.

"Sampai saat ini nanti ada beberapa yang kami pekerjakan kembali. Kan tidak mungkin perusahaan ini terlantar dalam arti tidak ada yang menjaga. Jadi nanti ada beberapa kami pekerjakan, walaupun mereka sudah PHK dulu karena itu udah suatu aturan yang dilaksanakan," ucapnya.

Dengan adanya tim Satgas Transisi, kurator mengupayakan nilai aset PT Sritex tidak turun. Terkait jumlah tim Satgas sebanyak 150 orang, Hidayat mengatakan masih dalam proses.

"Ada memang, tapi mungkin kita lagi proses dulu. Yang jelas saya sampaikan tadi, nggak mungkin perusahaan ini semua di PHK, tidak ada yang menjaga aset perusahaan. Mudah-mudahan (nilai aset) bisa naik. Soal gaji nanti kita bicarakan dengan pihak terkait. Dengan manajemen seperti apa," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Komandan Satgas Tim Transisi, Supartodi, mengatakan tim transisi dibentuk atas perintah tim kurator. Mereka yang dipekerjakan akan melakukan perawatan, pengaman, dan kebersihan aset PT Sritex.

"Kenapa harus kita amankan semuanya, karena ini aset jangan sampai turun nilainya. Yang masih bisa digunakan ya digunakan untuk selanjutnya tidak boleh berhenti. Jangan sampai mau digunakan oleh pemilik baru, mesinnya rusak, itu tidak boleh. Termasuk kendaraan, kita jaga asetnya," kata Supartodi kepada awak media di pabrik PT Sritex Sukoharjo, Senin (3/3/2025).




(afn/ahr)


Hide Ads