- Pilihan Investasi Saat Ini 1. Saham 2. Obligasi 3. Sukuk 4. Reksa Dana 5. Instrumen Derivatif 6. Efek Beragun Aset (EBA) 7. Dana Investasi Real Estate (DIRE) 8. Pasar Uang 9. Emas dan Logam Mulia
- Tips Aman Berinvestasi Menurut OJK 1. Kenali Profil Investasi Diri 2. Pilih Jenis dan Produk Sesuai Kebutuhan 3. Perhatikan Legalitas dan Keamanan Investasi 4. Pahami Regulator yang Mengawasi 5. Pelajari Ketentuan Produk Secara Mendalam 6. Jangan Ragu Bertanya Jika Masih Bingung
Investasi menjadi salah satu cara untuk mengembangkan kekayaan dan mencapai kestabilan finansial. Ada berbagai pilihan investasi yang bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan, profil risiko, serta tujuan keuangan. Beberapa instrumen investasi menawarkan keuntungan jangka panjang, sementara yang lain lebih cocok untuk memperoleh keuntungan dalam waktu singkat.
Sebelum membahas lebih dalam, apakah detikers sudah tahu apa itu investasi? Menurut Dr Mufarrijul Ikhwan SH MHum dalam bukunya Hukum Investasi Perspektif UU 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, investasi berasal dari bahasa Latin 'invertire' yang dalam bahasa Inggris disebut 'investment'. Pengertiannya adalah kegiatan menempatkan uang atau dana dengan harapan memperoleh keuntungan tertentu, yang melibatkan penarikan sumber dana untuk pengadaan barang modal pada saat ini agar dapat menghasilkan aliran produk atau manfaat ekonomi di masa mendatang.
Ingin tahu ada pilihan investasi apa saja yang tersedia saat ini sesuai kebutuhan? Mari simak penjelasan lengkap berikut, detikers!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pilihan Investasi Saat Ini
Dikutip dari Buku Saku Otoritas Jasa Keuangan Edisi Kedua dan Manajemen Investasi tulisan Anake Nagari dkk, berikut adalah beberapa pilihan investasi yang tersedia saat ini.
1. Saham
Saham adalah bentuk investasi di mana seseorang membeli kepemilikan dalam suatu perusahaan. Pemegang saham berhak mendapatkan dividen serta keuntungan dari kenaikan harga saham di pasar. Investasi ini menawarkan potensi keuntungan tinggi, tetapi juga memiliki risiko yang signifikan karena harga saham dapat naik dan turun tergantung pada kinerja perusahaan serta kondisi ekonomi.
Banyak investor tertarik pada saham karena fleksibilitasnya dalam perdagangan. Saham bisa diperjualbelikan di bursa efek dengan mudah. Selain itu, investor juga bisa memilih berbagai jenis saham, seperti saham blue-chip yang stabil atau saham perusahaan kecil yang memiliki potensi pertumbuhan besar.
Meski menguntungkan, investasi saham membutuhkan pemahaman yang baik tentang analisis pasar. Investor harus rajin mengikuti berita ekonomi dan keuangan agar bisa membuat keputusan yang tepat. Diversifikasi portofolio juga penting untuk mengurangi risiko kerugian.
2. Obligasi
Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah dengan janji pembayaran bunga secara berkala serta pelunasan pokok utang pada saat jatuh tempo. Investasi ini lebih stabil dibandingkan saham karena pendapatan dari obligasi lebih terprediksi.
Banyak orang memilih obligasi karena risikonya lebih rendah. Pemerintah sering menerbitkan obligasi dengan jaminan keamanan tinggi, sehingga cocok bagi investor yang mencari investasi jangka menengah hingga panjang dengan keuntungan tetap.
Namun, harga obligasi bisa dipengaruhi oleh suku bunga dan kondisi ekonomi. Jika suku bunga naik, harga obligasi bisa turun. Oleh karena itu, meskipun lebih stabil, investor tetap perlu memperhitungkan faktor eksternal yang bisa mempengaruhi nilai investasinya.
3. Sukuk
Sukuk adalah instrumen investasi berbasis syariah yang mirip dengan obligasi tetapi tidak melibatkan unsur riba. Sukuk memberikan keuntungan dari kepemilikan aset yang digunakan dalam kegiatan usaha sesuai prinsip syariah.
Investasi ini banyak diminati oleh masyarakat yang ingin mendapatkan keuntungan tanpa melanggar aturan syariah. Pemerintah maupun perusahaan sering menerbitkan sukuk dengan berbagai tenor dan tingkat keuntungan yang kompetitif.
Sukuk juga menawarkan keamanan lebih dibandingkan saham karena nilai investasinya lebih stabil. Selain itu, pemegang sukuk tidak hanya mendapatkan keuntungan dari imbal hasil tetapi juga memiliki kepastian terkait dengan aset yang mendukung instrumen ini.
4. Reksa Dana
Reksa dana adalah pilihan investasi yang memungkinkan investor menanamkan dana mereka dalam portofolio yang dikelola oleh manajer investasi. Reksa dana bisa terdiri dari berbagai aset, seperti saham, obligasi, atau pasar uang.
Investasi ini cocok untuk pemula karena tidak memerlukan pemahaman mendalam tentang analisis pasar. Dengan menyerahkan pengelolaan kepada manajer investasi profesional, investor dapat menikmati hasil investasi tanpa harus memantau pergerakan pasar setiap hari.
Meskipun mudah diakses, reksa dana memiliki biaya pengelolaan yang harus diperhitungkan. Selain itu, keuntungan yang diperoleh tergantung pada kinerja portofolio yang dikelola oleh manajer investasi.
5. Instrumen Derivatif
Instrumen derivatif seperti opsi, waran, dan kontrak berjangka adalah investasi yang bergantung pada kinerja aset lain. Keuntungan dari instrumen ini bisa sangat tinggi, tetapi risikonya juga besar.
Derivatif sering digunakan oleh investor yang sudah berpengalaman karena memerlukan pemahaman mendalam tentang pergerakan pasar. Dengan strategi yang tepat, investor bisa mendapatkan keuntungan meskipun harga aset naik atau turun.
Meskipun menarik, instrumen ini tidak disarankan bagi pemula karena sifatnya yang spekulatif. Jika tidak dikelola dengan baik, risiko kerugian bisa lebih besar dibandingkan investasi lainnya.
6. Efek Beragun Aset (EBA)
EBA adalah instrumen investasi yang berasal dari sekuritisasi aset keuangan, seperti tagihan kredit atau surat utang yang dijamin pemerintah. Investasi ini menawarkan aliran pendapatan tetap dari aset yang menjadi jaminan.
Banyak investor institusional tertarik pada EBA karena stabilitasnya. Keuntungan berasal dari pembayaran yang dilakukan oleh pihak yang memiliki kewajiban atas aset yang disekuritisasi.
Namun, EBA memiliki risiko jika pihak yang berutang gagal memenuhi kewajibannya. Oleh karena itu, penting untuk memahami aset yang mendukung instrumen ini sebelum berinvestasi.
7. Dana Investasi Real Estate (DIRE)
DIRE adalah investasi di sektor properti yang memungkinkan investor mendapatkan keuntungan dari kepemilikan aset real estat tanpa harus membeli properti secara langsung. Investasi ini bisa berupa pembelian gedung atau saham perusahaan properti.
Keuntungan utama DIRE adalah pendapatan dari sewa atau penjualan properti yang dikelola oleh dana investasi. Investor bisa mendapatkan dividen tanpa harus menangani langsung operasional properti.
Meskipun menarik, nilai properti bisa dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan kebijakan pemerintah. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan faktor eksternal sebelum berinvestasi di DIRE.
8. Pasar Uang
Pasar uang menawarkan instrumen investasi jangka pendek seperti deposito berjangka dan sertifikat deposito. Investasi ini cocok bagi mereka yang mencari keuntungan dengan risiko rendah.
Keuntungan dari pasar uang berasal dari bunga yang diberikan oleh bank atau lembaga keuangan. Karena sifatnya yang likuid, dana yang diinvestasikan bisa ditarik kapan saja tanpa risiko besar.
Namun, keuntungan yang diperoleh dari pasar uang cenderung lebih kecil dibandingkan instrumen investasi lain. Oleh karena itu, pasar uang lebih cocok untuk investasi jangka pendek atau sebagai tempat menyimpan dana darurat.
9. Emas dan Logam Mulia
Emas dan logam mulia merupakan investasi yang banyak dipilih sebagai pelindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi. Nilai emas cenderung stabil atau meningkat dalam jangka panjang. Investasi ini cocok bagi mereka yang mencari aset aman dengan risiko rendah. Emas bisa dibeli dalam bentuk fisik maupun digital, tergantung preferensi investor.
Namun, emas tidak memberikan penghasilan pasif seperti dividen atau bunga. Oleh karena itu, investasi ini lebih cocok sebagai penyimpan nilai dibandingkan instrumen yang memberikan arus kas rutin.
Tips Aman Berinvestasi Menurut OJK
Setelah mengetahui ada opsi investasi apa saja yang bisa kita pilih, sekarang saatnya mempelajari bagaimana tips aman berinvestasi. Dikutip dari laman resmi OJK, berikut ini adalah sejumlah tips yang dapat kita jadikan panduan.
1. Kenali Profil Investasi Diri
Sebelum mulai berinvestasi, penting untuk memahami profil investasi diri sendiri. Profil ini mencerminkan seberapa besar risiko yang dapat ditoleransi, tujuan investasi yang ingin dicapai, serta jangka waktu investasi yang sesuai dengan kebutuhan. Ada tiga jenis profil risiko yang umum, yaitu konservatif, moderat, dan agresif.
Jika cenderung menghindari risiko dan menginginkan hasil stabil, maka profilnya konservatif. Jika bersedia mengambil risiko sedang demi potensi keuntungan lebih besar, berarti masuk kategori moderat. Sedangkan profil agresif lebih cocok bagi yang siap menghadapi fluktuasi tinggi untuk meraih hasil maksimal.
Untuk menentukan profil investasi, bisa dilakukan dengan menjawab beberapa pertanyaan dasar, seperti tujuan utama investasi, seberapa nyaman dengan kemungkinan nilai investasi menurun, dan berapa lama dana bisa disimpan tanpa perlu dicairkan. Dengan memahami hal ini, akan lebih mudah memilih instrumen investasi yang paling sesuai dan menghindari keputusan yang merugikan.
2. Pilih Jenis dan Produk Sesuai Kebutuhan
Setelah mengenali profil investasi, langkah berikutnya adalah memilih jenis dan produk investasi yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan keuangan. Jika ingin hasil yang stabil dengan risiko rendah, deposito atau obligasi pemerintah bisa menjadi pilihan.
Jika mencari imbal hasil lebih tinggi dengan risiko yang masih terkendali, reksa dana, pasar uang atau pendapatan tetap dapat dipertimbangkan. Sementara itu, bagi yang siap menghadapi risiko lebih besar, investasi saham atau aset kripto bisa menjadi pilihan menarik.
Selain itu, penting untuk mempertimbangkan faktor likuiditas, yakni seberapa mudah investasi tersebut dicairkan saat dibutuhkan. Investasi seperti properti atau emas cenderung memerlukan waktu lebih lama untuk dicairkan dibandingkan reksa dana atau saham. Memilih investasi yang sesuai dengan kebutuhan jangka pendek maupun jangka panjang akan membantu mengelola keuangan dengan lebih baik.
3. Perhatikan Legalitas dan Keamanan Investasi
Legalitas adalah aspek utama yang tidak boleh diabaikan saat berinvestasi. Pastikan perusahaan atau lembaga yang menawarkan produk investasi memiliki izin resmi dari otoritas terkait, seperti OJK, Bank Indonesia, atau Bappebti untuk investasi berbasis komoditas dan kripto. Investasi yang tidak memiliki izin berisiko tinggi karena tidak diawasi oleh regulator, sehingga bisa saja merupakan skema penipuan atau investasi bodong.
Cara mengecek legalitas investasi cukup mudah. Bisa dilakukan dengan mengunjungi situs resmi OJK atau lembaga regulator lainnya, atau dengan menghubungi layanan pelanggan mereka. Jangan mudah tergiur dengan janji keuntungan besar dalam waktu singkat, karena sering kali hal ini menjadi indikasi penipuan berkedok investasi.
4. Pahami Regulator yang Mengawasi
Mengetahui siapa regulator yang mengawasi investasi yang dipilih sangat penting untuk perlindungan di masa depan. Setiap jenis investasi memiliki regulator yang berbeda. Misalnya, pasar modal diawasi oleh OJK, sektor perbankan diawasi oleh Bank Indonesia, dan perdagangan komoditas serta kripto diawasi oleh Bappebti. Jika terjadi permasalahan terkait investasi, pemilik dana bisa menghubungi regulator yang berwenang untuk mendapatkan solusi atau bantuan hukum.
Selain itu, memahami regulasi yang berlaku juga akan membantu menghindari investasi ilegal. Jangan hanya mengandalkan informasi dari pihak yang menawarkan investasi, tetapi pastikan untuk membaca sendiri peraturan serta kebijakan yang berlaku agar tidak terjebak dalam investasi yang berisiko tinggi.
5. Pelajari Ketentuan Produk Secara Mendalam
Setiap produk investasi memiliki aturan, biaya, manfaat, dan risiko yang berbeda. Sebelum memutuskan untuk berinvestasi, baca seluruh ketentuan yang berkaitan dengan produk tersebut, termasuk skema keuntungan, biaya administrasi, potensi risiko, serta cara pencairannya. Jangan hanya melihat dari sisi keuntungan tanpa mempertimbangkan potensi kerugian yang mungkin terjadi.
Jika ada istilah atau ketentuan yang kurang dipahami, sebaiknya tanyakan langsung kepada pihak yang menawarkan produk investasi atau cari informasi dari sumber terpercaya. Semakin memahami produk investasi yang dipilih, semakin kecil risiko terjadinya kesalahan dalam berinvestasi.
6. Jangan Ragu Bertanya Jika Masih Bingung
Jika masih ragu atau memiliki pertanyaan terkait suatu investasi, jangan sungkan untuk mencari informasi lebih lanjut dari sumber resmi. Beberapa lembaga yang bisa dihubungi untuk konsultasi mengenai investasi adalah:
- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) - 1500-655
- Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) - 021 315 0515
- Kementerian Perdagangan - 021 3858 171
- Bank Indonesia - 131
- Kementerian Koperasi dan UKM - 021 520 4367
Masyarakat juga bisa mencari informasi dari media resmi seperti situs web regulator atau forum diskusi yang membahas investasi secara objektif. Jangan hanya mengandalkan informasi dari pihak yang menawarkan investasi tanpa melakukan verifikasi lebih lanjut.
Itulah tadi penjelasan lengkap mengenai pilihan investasi saat ini dan tips aman untuk berinvestasi. Semoga bermanfaat!
(sto/apu)