Menteri Koordinator (Menko) Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), mengingatkan harga Gabah Panen Kering (GPK) dijual Rp 6.500 per kilogram. Zulhas pun memastikan Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) membeli gabah dari petani dengan harga tersebut.
Zulhas menekankan, bila Perpadi tidak membeli sesuai harga pembeli pemerintah (HPP) maka Bulog tidak akan membeli dari Perpadi.
"Ya harus, kalau Rp 6.500 berasnya dibeli Bulog, Kalau nggak, ya nggak. Tapi catatan penggiling padi harus membeli dengan harga gabah Rp 6.500," kata Zulhas ditemui usai membuka Munas Perpadi di Diamond Solo, Rabu (15/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu, kesepakatan dilakukan antara Bulog dengan Perpadi. Di mana Perpadi membeli gabah dari petani dengan harga Rp 6.500 per kilogram.
Apalagi, kata Zulhas, saat ini sudah mulai memasuki masa panen raya pada Februari hingga April.
"Nanti Bulog akan membeli berasnya. Sesuai dengan kriteria kekeringannya itu, tapi paling nggak Rp 12 ribu per kilogram, paling murah," bebernya.
Selain mengenai harga gabah, Zulhas juga menekankan akan membantu para pengusung penggilingan padi untuk melakukan revitalisasi pabrik. Menurutnya ada 160 ribu anggota dari Perpadi.
"Teman-teman ini kalah bersaing dengan pabrik besar, karena lebih efisien mesin-mesinnya lebih bagus, ini sudah MoU berkali-kali, teman-teman yang ingin mendapat revitalisasi pabrik padinya," ungkapnya.
Ketua Umum PAN itu berjanji akan mengawal Perpadi untuk mendapatkan pinjaman dari bank guna melakukan revitalisasi.
"Jadi nggak minta, minjem tapi mintanya bunganya bunga KUR sudah MoU terus tapi nggak dapat-dapat. Tapi saya janji, di mana, yang akan pinjam nanti dikawal Pak Tato (Ketum Perpadi), saya akan antar kawal ke perbankan, kita boleh ke Menteri BUMN sampai ke Dirut Bank BRI, Mandiri, BNI, saya antar sampai dapat," bebernya.
"Karena nggak adil pabrik kecil memerlukan kredit nggak dapat, sementara yang besar satu aja sudah puluhan triliun misalnya. Karena kita ingin swasembada, oleh karena itu teman-teman tadi kalau ingin revitalisasi (pabrik) di mana, berapa perlunya, katanya rata-rata Rp 2 miliar sampai Rp 3 miliar, nanti kita kawal sampai dapat. Itu saya kira," pungkasnya.
(afn/rih)