Curhat Bu Kantin Takut Tak Laku Saat Makan Bergizi Gratis Diterapkan

Curhat Bu Kantin Takut Tak Laku Saat Makan Bergizi Gratis Diterapkan

Anang Firmansyah - detikJateng
Senin, 06 Jan 2025 15:36 WIB
Pemilik kantin yang khawatir setelah peluncuran program Makan Bergizi Gratis di SD Negeri 1 Kranji, Kecamatan Purwokerto Timur, Kabupaten Banyumas, Senin (6/1/2025).
Pemilik kantin yang khawatir setelah peluncuran program Makan Bergizi Gratis di SD Negeri 1 Kranji, Kecamatan Purwokerto Timur, Kabupaten Banyumas, Senin (6/1/2025). Foto: Anang Firmansyah/detikJateng
Banyumas -

Para pemilik usaha kantin sekolah di Purwokerto, Kabupaten Banyumas merasa khawatir setelah diluncurkannya program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada hari ini. Bukan tanpa sebab kekhawatiran mereka, dengan adanya program ini, mengancam usahanya yang sudah berjalan puluhan tahun.

Seperti yang diutarakan Nari (54). Pemilik kantin di SD Negeri 1 Kranji, Kecamatan Purwokerto Timur, Kabupaten Banyumas mengaku bingung. Pasalnya pada hari ini, rekanan dari UMKM makanan basah memilih meliburkan diri.

"Yang basah-basah itu titipan semua. Saya tidak ngeliburin, dia yang ngeliburin sendiri, sudah takut dahulu ada program makan gratis. Takutnya tidak laku, apa-apa mahal jadi istirahat dahulu. Setiap hari mereka nitip ke sini terus," kata dia kepada wartawan, Senin (6/1/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nari mengungkapkan dirinya selama ini berjualan makanan kering seperti kudapan (snack). Usaha ini sudah dilakukan sejak puluhan tahun dari anaknya sekolah di SD setempat hingga saat ini cucunya yang bersekolah.

"Ada cilok, nasi goreng, nasi geprek, rames, nasi kepal. Yang suplai ada 4 orang yang makanan basah, terus setelah ada ini (makan bergizi gratis) mereka mau istirahat dahulu, mbokan besok mau titip lagi ya tidak tahu. Kalau saya jualannya kering-kering semua," terangnya.

ADVERTISEMENT

Hal yang sama juga dirasakan Surti (bukan nama sebenarnya). Pemilik kantin di sekolah yang sama ini juga merasa kasihan dengan UMKM yang menitipkan makanan basah.

"Kasihan kaya UMKM yang pada titip-titip makanan basah itu, kaya kentaki (ayam goreng renyah) gitu, untungnya di sini dapatnya pas jam kedua. Coba kalau jam 8, ora olih duit aku (nggak dapat uang aku)," jelasnya.

Surti mengungkapkan selama ini dirinya menyewa tempat di kantin tersebut. Sistemnya membayar Rp 15 ribu perhari.

"Aku di sini itu bayar loh ya, sewanya itu Rp 15 ribu per hari dari pihak sekolah. Kalau aku pengaruh, nggak pengaruh karena saya jualannya jajanan," ungkapnya.

Dirinya berharap setelah dilaksanakannya program MBG ini pemerintah lebih peduli dengan nasib pemilik kantin sekolah. Sebab tidak menutup kemungkinan banyak pengusaha kantin sekolah yang terancam gulung tikar.

"Ya semoga harapannya bisa menggandeng UMKM," pungkasnya.




(apu/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads