Desa Sampok Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati terbilang sukses menjadi sentra penghasil madu yang diproduksi dari lebah. Tak main-main madu yang dihasilkan oleh warga yang tinggal di Lereng Pegunungan Muria ini sudah tembus pasaran ke seluruh Indonesia.
Jarak menuju desa ini dari pusat kota Pati sekitar 27 kilometer atau bisa ditempuh dengan waktu sekitar 45 menit. Berada di lereng Pegunungan Muria membuat suasana Desa Sampok terasa sejuk.
Desa ini memang dikenal menjadi salah satu sentra madu di Pati. Banyak warga yang membudidaya lebah yang menghasilkan madu untuk dijual ke seluruh Nusantara. Di depan rumah warga terdapat kotak-kotak yang berisi lebah. Setiap rumah terdapat ada puluhan sampai ratusan kotak berisi lebah madu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Desa Sampok, Warsito, menjelaskan desanya dikenal sebagai sentra madu dari Pati. Menurutnya dari sinilah pendapatan masyarakat untuk meningkatkan ekonomi selain sebagai petani.
"Memang desa kami ini sentra dari lebah dan madu," jelas Warsito kepada wartawan, Selasa (31/12/2024).
Menurutnya saat pandemi COVID-19 lalu warganya banyak yang membudidaya lebah madu. Bahkan saat itu penjual lebah meningkat tajam. Akan tetapi selepas pandemi, penghasilan cenderung menurun dan stagnan.
"Alhamdulillah sudah berjalan peternak lebah masih bisa bertahan," tambahnya.
Di desa ini pernah tercatat ada 200 pembudidaya lebah madu. Namun, kini jumlahnya disebut telah berkurang.
"Kalau sekarang berkurang, lebih banyak daripada saat pandemi COVID-19. Ya sekarang masih 100 lebih," kata Warsito.
Warsito mengatakan jenis lebah yang diternak yakni apis mellifera. Kurang lebih, 12 ton madu bisa dihasilkan dari budidaya lebah madu di desa ini.
"Lebah satu truk dalam waktu satu tahun kurang lebih kisaran 12 ton. Bilamana 200 kotak dalam setahun kurang lebih 12 ton," ujarnya.
"Pemasaran lewat home industry sendiri, ada masuk pabrik di wilayah Jawa Tengah. Pengiriman madu sampai Jawa Timur, Malang, Jakarta. Kalau lebah sendiri kita ada dari permintaan lewat asosiasi perubahan Indonesia itu kita kirim ke Jambi dan juga Riau," terang dia.
Harga madu menurutnya bervariasi tergantung dengan jenis madu. Untuk madu akasia carva kisaran Rp 45 ribu sampai Rp 50 ribu per kilo. Madu randu Rp 60 ribu sampai Rp 65 ribu per kilogram.
"Untuk madu rambutan sama dengan randu, itu harga bisa berubah-ubah," tutup dia.
(afn/apl)