Berburu Durian Langsung dari Pohonnya di Sampok Pati Saat Libur Nataru

Berburu Durian Langsung dari Pohonnya di Sampok Pati Saat Libur Nataru

Dian Utoro Aji - detikJateng
Sabtu, 28 Des 2024 15:03 WIB
Kampung durian di Desa Sampok, Kecamatan Gunungwungkal,Pati,  menjadi tujuan wisata saat musim liburan, Sabtu (28/12/2024).
Kampung durian di Desa Sampok, Kecamatan Gunungwungkal, Pati, menjadi tujuan wisata saat musim liburan, Sabtu (28/12/2024). (Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng)
Pati -

Kampung durian di Desa Sampok, Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati ramai pengunjung saat musim liburan. Wisatawan bisa langsung memetik durian langsung dari kebunnya.

Pantauan detikJateng, pengunjung memadati kampung durian Har Farm, Sabtu (28/12/2024). Mereka berasal dari Pati, Rembang, bahkan ada dari yang Jakarta. Para pengunjung berkeliling sembari memilih langsung durian yang ada di kebun seluas 4 hektare ini.

Pengelola wisata petik durian, Subuh Wihariko menjelaskan dirinya memulai menanam beberapa jenis durian di kebunnya itu sejak tahun 2012 silam. Saat itu dia menanam bibit durian jenis musang king, bawor, dan durian hitam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya awal menanam tahun 2012 itu belum banyak yang minat. Awalnya saya bawa bibit musang king, bawor, dan duri hitam," kata Harko sapaan akrabnya ditemui di lokasi, Sabtu (28/12/2024).

Sekarang Harko memiliki berbagai jenis durian, seperti montong, raja udang, pelangi, hingga jenis termahal super tembaga. Total ada 250 pohon durian di lahan kebun seluas 4 hektare yang berada di lereng Pegunungan Muria.

"Total ada 250 pohon durian," kata dia.

ADVERTISEMENT

"Pengunjung banyak, dari Kudus, kalau sudah pernah ke sini biasanya by telepon suruh kirim. Dari Jakarta juga banyak," terang dia.

Harga durian di kebun Harko bervariasi tergantung jenis duriannya. Untuk durian bawor langsung di kebun seharga Rp 100 ribu. Lalu durian jenis musang king dihargai Rp 200 ribu per kilo.

"Yang duri hitam sampai Rp 300 ribu per kilo, paling mahal super tembaga Rp 400 ribu per kilogram," ujarnya.

Dia mengaku bisa menjual puluhan durian dalam sehari. Terutama saat musim panen seperti sekarang, dia mengaku bisa mendatangkan cuan belasan juta dalam sehari.

"Sehari seadanya, jatuhnya kita tidak tahu, misalnya ini ada jatuh 25 buah sore itu sudah habis. Musim ini puncaknya, kalau musim panen ini seperti ini diperkirakan akan berlangsung bisa sampai satu bulan," jelasnya.

Harko mengaku merawat kebun durian tidak mudah. Sebab beberapa kali durian miliknya terserang hama penyakit. Mulai dari batangnya sampai buahnya. Meskipun demikian, Harko mengklaim buah durian panen tahun ini kualitasnya bagus dibandingkan musim tahun lalu.

"Jadi batangnya rusak, kalau buah biasanya ada jamur, terus ada binatang yang lubang. Tapi musim ini kualitasnya bagus," jelasnya.

"Perawatan kita kasih obat, itu durian itu pencegahan jangan sampai kena," dia melanjutkan.

Salah satu wisatawan, Syafiq mengaku sudah empat kali berkunjung di kampung durian ini. Dia bersama istrinya ketagihan rasa durian yang langsung dipetik dari pohonnya langsung.

"Datang ke sini karena duriannya enak ya, di sini lebih kualitas daripada ukuran, di sini sudah keempat kali lainnya. Di sini kualitas buahnya lebih bagus, kalau misalkan kemarin bawor rasanya manis dan lengket," ungkap Syafiq ditemui di lokasi.

Kepala Desa Sampok, Warsito optimistis desanya menjadi sentra durian di wilayah Kabupaten Pati. Apalagi tercatat ada 50 hektare kebun warganya yang kini ditanami dan menjadi kebun durian. Dengan demikian, desanya menjadi salah satu destinasi wisata buah durian tujuan pengunjung.

"Untuk potensi ini sangat optimis, karena besar harapan kita Desa Sampok berharap besar desa ini menjadi sebuah destinasi wisata khususnya durian. Karena sebagian besar masyarakat kita yang dulunya bertani seperti ketela jagung dan berubah ke durian," kata Warsito ditemui di lokasi.




(aku/afn)


Hide Ads