Usaha jasa antar jemput (anjem) ngetren di kalangan mahasiswi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. Mengandalkan media sosial, bisnis ojek online (ojol) independen yang serbabisa ini jadi alternatif buat meraup cuan di waktu senggang. Berikut kisahnya.
Namanya juga independen, pelaku anjem tidak terikat perusahaan seperti driver ojol pada umumnya. Mereka mencari pelanggan hanya lewat media sosial seperti X dan Telegram. Mayoritas pelanggannya juga mahasiswi.
Tak jarang mahasiswi merasa risih karena kebanyakan driver ojol merupakan pria. Dengan memesan anjem, mereka merasa jauh lebih nyaman
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tarif Lebih Miring
Tarifnya rata-rata Rp 5 ribu untuk antar jemput di lingkungan kampus dan sekitarnya. Paling banter sekitar Rp 11 ribu untuk jarak 5-6 kilometer. Selebihnya dihitung Rp 1 ribu per 1 kilometer. Bayarnya bisa tunai atau transfer lewat dompet elektronik.
Ditemui detikJateng pada Minggu (18/8/2024), mahasiswi Fakultas Keguruan dan llmu Pendidikan UNS, Intan (20) mengaku sudah sebulan langganan jasa anjem. Sebab dia bisa memilih pengemudi cewek.
"Karena driver sama-sama cewek. Anjem juga lebih murah, soalnya bebas biaya aplikasi layanan pihak ketiga. Anjem mulai Rp 5 ribu per km, aplikasi ojol bisa Rp 9-10 ribu per km," kata Intan saat itu.
Intan juga memilih anjem daripada ojol dengan alasan membantu sesama mahasiswa. Dia biasa mencari jasa anjem lewat grup di aplikasi Telegram. Tanpa menunggu lama, ia bisa memilih para penyedia jasa anjem yang merespons pesannya di grup tersebut.
![]() |
Serbabisa, Jastip-Teman Curhat
Tak sekadar antar jemput, para pelaku anjem juga bersedia menerima beragam order lain selama mereka bisa mengerjakannya.
"Kalau minta beli sesuatu kayak obat, makan, sampai pembalut di aplikasi jatuhnya mahal, kalau anjem dihitungnya sama. Kalau belanja pembalut juga nggak malu dan pasti paham produknya yang mana," ujar Intan.
Anjem juga jadi andalan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNS, Shafa (19) yang tidak membawa motor selama berkuliah. Dia mengaku nyaman dengan anjem karena drivernya sepantaran.
"Ngobrolnya sama driver lebih enak, apalagi sama-sama perempuan jadi bisa diajak curhat kalau lagi capek habis ngampus," kata Shafa, Minggu (18/8/2024).
Menurut dia, anjem juga tak keberatan ketika diminta singgah dari satu tempat ke tempat yang lain, tergantung kebutuhan penumpang. Sebagai sesama mahasiswa, mereka saling tahu kebutuhan satu sama lain.
"Pasti paham kadang keperluannya harus mampir ke fotokopi, ambil laundry, atau beli sesuatu. Kalau ojol suka diburu-buru, kita kalau mau minta mampir juga udah takut buruan," ujar Shafa.
Driver-Penumpang Khusus Mahasiswi UNS
Rasa aman juga dirasakan para penumpang dan pengemudi lantaran jasa anjem hanya bisa dilakukan oleh mahasiswi atau alumni UNS. Hal ini disampaikan salah satu penyedia jasa anjem, Tania (20).
"Yang bisa ikut anjem itu cuma mahasiswa harusnya, soalnya kalau di Telegram kan kita buat bisa masuk grup itu ditanya fakultas mana, jenis kelaminnya apa. Jadi kayak nggak bisa sembarang orang masuk grup," kata Tania, Minggu (18/8).
"Sehari bisa 5-10 penumpang, paling murah Rp 5 ribu, pernah sampai Rp 20 ribu. Kan worth it ya buat mahasiswa apalagi yang merantau. Bisa manfaatin motor," sambungnya.
Tania yang sudah 3 semester melayani jasa anjem itu mengaku tak mengetahui sejak kapan jasa anjem ada. Jasa itu telah ada sejak dirinya mulai berkuliah di UNS.
"Kalau anjem sebenarnya sudah lama, kating (kakak Tingkat) tahun 2017 itu katanya sudah pernah. Tapi ini baru ramai memang karena orang ramai ngomongin di X sama dibuat grupnya di Telegram," ujar Tania.
Cuan jutaan dan kisah seru lain di halaman selanjutnya.