Status pailit membuat PT Sritex tidak bisa beroperasi secara normal, termasuk melakukan aktivitas keluar masuk barang. Kondisi ini membuat PT Sritex hanya beroperasi untuk menghabiskan bahan baku yang diperkirakan dalam waktu tiga minggu.
Hal itu diungkap oleh Anggota Ombudsman RI, Yeka Hendra Fatika yang mengunjungi pabrik itu. Dia mengatakan saat ini PT Sritex tidak bisa melakukan aktivitas keluar masuk barang. Sementara stok bahan baku terus menipis. Bahan baku hanya tersisa untuk kebutuhan tiga minggu ke depan, setelah habis maka produksi akan berhenti.
"Persoalan yang dialami oleh Sritex ini tidak boleh ada barang masuk dan keluar, persoalannya kalau begitu sama dengan tidak mempekerjakan orang. Saya cek tadi, ketersediaan orang sekarang ada yang bekerja, tapi menggunakan bahan baku yang ada. Bahan baku ini umurnya sekitar 2-3 mingguan lagi. 3 minggu lagi kalau tidak telat sudah tidak ada lagi pekerjaan. Akhirnya apa, secara tidak langsung PHK akan terjadi," kata Yeka kepada awak media di PT Sritex, Sukoharjo, Selasa (12/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini kita punya waktu tiga minggu, apa yang bisa ombudsman lakukan, ya memberikan saran kepada pemerintah, stakeholder, mari kita lihat kepentingan ini secara lebih komprehensif lagi," sambungnya.
Dia mengatakan PT Sritex tengah melakukan kasasi. Putusan dari Mahkamah Agung (MA) akan menentukan nasib PT Sritex kedepan.
"Proses hukum yang ditunggu di sini hanya agar MA memutuskan mencabut kepailitan. Tapi tergantung MA, ombudsman tidak bisa mengintervensi MA. Apakah ombudsman bisa memberikan catatan kajian kepada MA, bisa saja. Itu kita sampaikan, tapi bukan dalam rangka mempengaruhi, tapi dalam rangka memberikan informasi," ucapnya.
Kinerja kurator juga menentukan nasib PT Sritex ke depan. Yeka mengatakan, ombudsman akan mengawasi kinerja kurator dan hakim pengawas.
"Misal MA mencabut pailit dari Sritex, kurator selesai pekerjaannya. Tapi kalau misalnya MA tidak mencabut, kelangsungan ini tergantung pada empat kurator satu hakim pengawas. Permasalahannya, apakah mereka bekerja sesuai UU apa tidak, itu yang kita harus lihat," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) Iwan Kurniawan membenarkan, jika bahan baku yang tersisa hanya tersisa untuk produksi tiga minggu ke depan. Efisiensi yang berujung PHK tengah menghantui PT Sritex.
"Betul, karena fasilitas dibekukan ini tidak boleh ada barang keluar masuk. Sebanyak 2.500 karyawan sudah kita rumahkan, akan terus menambah apabila waktu ini keputusan dari hakim pengawas dan kurator untuk keberlangsungan usaha tidak segera diputuskan. Akan menambah karyawan kita yang diliburkan, dan nantinya efeknya ke PHK," kata Pria yang akrab disapa Wawan itu.
Wawan mengatakan, efisiensi karyawan terus terjadi, mulai dari bagian spinning dan akan merembet ke departemen lainnya jika tidak segera ada solusi.
Upaya terdekat, PT Sritex akan melakukan pertemuan dengan debitur, kurator, dan hakim pengawas di Pengadilan Niaga Semarang pada Rabu (13/11). Dari pertemuan itu, ia berharap pihak kurator mengizinkan PT Sritex melakukan aktifitas keluar masuk barang.
"Jadi harapan kita keputusan dari hakim pengawas dan kurator di pertemuan besok bisa memperbolehkan kita bisa beraktivitas normal, sembari kita menunggu keputusan MA," ucapnya.
Menanggapi tiga minggu lagi bahan baku habis, Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) PT Sritex, Widada, mengatakan pihaknya yang penting bekerja terlebih dahulu. Persoalan bahan habis, sudah ada yang mengurus yakni dari manajemen.
"Kami sebagai serikat pekerja, kita mikirnya besok bekerja saja. Persoalan nanti kalau habis, ini sudah ada yang mengurusi. Supaya karyawan tetap tenang, tetap bekerja," kata Widada.
Dia mengakui, sudah ada pengurangan karyawan dari hulu ke hilir karena menipisnya stok bahan baku.
"(Pengurangan karyawan) Dari spinning, weaving itu sebagian-sebagian, karena bahan bakunya tidak ada. Garmen, printing, finishing masih bekerja normal. Harapan kita dalam 3 minggu ini kita semua harus bekerja keras, seluruh manajemen bekerja keras agar keluar masuk barang kembali seperti biasa," pungkasnya.
(apl/ahr)