Hujan deras yang turun di wilayah Kabupaten Klaten beberapa hari terakhir membuat petani pusing. Beberapa petani harus merelakan tanaman mereka yang layu diterjang hujan, hingga terpaksa panen lebih awal.
Pantauan detikJateng di Desa Temuwangi, Kecamatan Pedan, para petani kedelai membabat tanaman karena lahan digenangi air hujan dan layu. Sebagian tanaman yang masih muda akhirnya dibiarkan.
Di Desa Gombang, Kecamatan Cawas petani kacang hijau juga mamanen lebih awal. Ada yang dipetik buahnya, ada juga yang pohonnya dibabat dibawa pulang karena tergenang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nasib serupa juga dialami petani tembakau di Desa Wanglu, Kecamatan Trucuk. Tanaman tembakau yang tingginya baru sekitar 15 sentimeter daunnya layu menyentuh tanah.
Winarno, petani kedelai Desa Temuwangi, Kecamatan Pedan mengatakan kedelai dipanen awal karena terpaksa. Selain itu, lahannya juga kebanjiran akibat hujan deras.
"Kebanjiran, kan hujan tiga hari ini berturut-turut, air menggenang. Kalau saya pertahankan ya paling busuk," kata Winarno kepada detikJateng di lokasi, Jumat (27/9/2024) siang.
Dijelaskan Winarno, sebagian tanaman miliknya dibabat untuk pakan ternak karena tidak mungkin dipertahankan. Hujan saat ini menurutnya di luar prediksi.
"Hujan di luar perkiraan, mestinya ini masih kemarau, Oktober baru hujan tapi nyatanya sudah hujan September. Saya tiga patok gagal semua, kerugian sepatok Rp 3-4 juta, ya bagaimana ini faktor cuaca, tembakau juga sama," imbuhnya.
Sedangkan petani kacang hijau Desa Gombang, Kecamatan Cawas, Jumino, mengatakan genangan air membuat tanaman mati busuk dan gagal panen. Hanya sebagian yang sudah tua yang bisa dipetik.
"Yang tua buahnya dipetik yang lain ya mati, itu di Utara mati semua. Ini baru usia dua bulan, normalnya setengah bulan lagi baru panen, mestinya pertengahan Oktober baru panen tapi kena hujan," katanya kepada detikJateng di lokasi.
Terpisah, Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pemkab Klaten, Lilik Nugraharjo, menyatakan bahwa pihaknya juga menerima laporan tanaman palawija banyak yang layu karena hujan. Jika pengaturan air tidak bagus bisa mati. Oleh sebab itu, dirinya menyarankan dibuatnya saluran buang agar air tak tergenang.
"Liyer akibat hujan, berapa tanaman terancam mati karena secara teknis sawahnya harus ada kalen (saluran buang). Paling aman dibuatkan saluran agar air hujan bisa terbuang, sejauh ini belum ada laporan luasannya," jelas Lilik kepada detikJateng.
(cln/apu)