29 Hektare Sawah di Trucuk Klaten Masih Terendam Banjir, Petani Pasrah

29 Hektare Sawah di Trucuk Klaten Masih Terendam Banjir, Petani Pasrah

Achmad Hussein Syauqii - detikJateng
Rabu, 22 Jan 2025 15:35 WIB
Sawah di Desa Sajen, Kecamatan Trucuk, Klaten terendam, Rabu (22/1/2025)
Sawah di Desa Sajen, Kecamatan Trucuk, Klaten terendam, Rabu (22/1/2025). Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng
Klaten -

Hujan deras sejak Selasa (21/1) sore hingga malam menyebabkan permukiman warga di Desa Pundungsari dan Sajen, Kecamatan Trucuk, Klaten terendam. Lahan padi di empat desa seluas 29 hektare juga terendam air banjir luapan sehingga membuat pusing petani.

"Padi saya baru umur seminggu dan dua minggu. Air mulai naik itu kemarin sore pukul 17.00 WIB, kita tidak bisa berbuat banyak," ungkap Widodo, petani warga Desa Sajen kepada detikJateng, Rabu (22/1/2025) siang.

Dikatakan Widodo, air meluap dari sungai dan saluran deras sekali. Tidak setiap tahun terjadi seperti saat ini tapi kemarin hujan memang deras dan lama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemarin hujan deras, kalau terendam beberapa hari ya loyo, mati tapi kalau cuma 1-2 hari mungkin masih hidup. Kalau mati ya rugi, biaya tanam saja Rp 1,2 juta, belum pupuk yang terbuang percuma," jelas Widodo.

Petani lain, Raharjo mengatakan hujan deras dan air yang tidak lancar menjadi pemicu. Sampah di jembatan juga membuat air meluap.

ADVERTISEMENT

"Sampah -sampah di saluran dan jembatan air tidak lancar meluap. Pintu air Sungai Mlese juga telat dibuka," katanya kepada detikJateng.

Pintu air Mlese yang tidak dibuka, kata Raharjo, menyebabkan air balik ke hulu meluap di sawah dan perkampungan. Sempat didatangi polisi untuk dibuka.

"Didatangi Pak Polisi untuk dibuka, soalnya sini jalan sudah terendam tidak bisa dilewati. Ini kalau 30 patok ada yang kena," sebut Raharjo.

Warga Desa Pundungsari, Anto mengatakan air masuk kampung karena Sungai Mlese meluap. Air meluap karena pintu air bendungan Widoro terlambat dibuka.

"Masalahnya dari dulu pintu air tidak dibuka atau telat dibuka. Air meluap lewat saluran ke kampung, warga tidak bisa beraktivitas," katanya kepada detikJateng.

Pantauan detikJateng pukul 12.00 WIB air di permukiman Dusun Semawung, Desa Pundungsari masih menggenang dengan tinggi sekitar 60 centimeter. Di Desa Sajen air di perkampungan sudah surut tetapi sawah masih terendam.

Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pemkab Klaten, Lilik Nugraharjo menyatakan ada 29 hektare lahan padi terendam. Di Desa Pundungsari, Sajen, Mandong dan Planggu, Kecamatan Trucuk.

"Pundungsari 10 hektare, Planggu 10 hektare, Sajen 6 hectare, dan Mandong 3 hektare. Jika tiga hari tidak surut berisiko mati, ini kita sedang cek lokasi," jelas Lilik kepada detikJateng.




(afn/apu)


Hide Ads