Mbah Maryati Tanahnya 'Keserempet' Jalan Tol Cuma Dapat UGR Rp 954 Ribu

Terpopuler Sepekan

Mbah Maryati Tanahnya 'Keserempet' Jalan Tol Cuma Dapat UGR Rp 954 Ribu

Tim detikJateng - detikJateng
Sabtu, 20 Jul 2024 12:33 WIB
Salah satu warga Kabupaten Magelang Maryati (70) menerima UGR tol Jogja-Bawen sebesar Rp 954.740.
Salah satu warga Kabupaten Magelang Maryati (70) menerima UGR tol Jogja-Bawen senilai Rp 954.740. Foto: Eko Susanto/detikJateng
Solo -

Besaran uang ganti rugi (UGR) tol tak selalu bombastis. Begitulah yang dialami Mbah Maryati (70), warga Kabupaten Magelang. Lantaran sawah miliknya yang 'keserempet' proyek jalan tol Jogja-Bawen hanya 0,9 meter persegi, pedagang tempe ini cuma dapat UGR Rp 954.740.

Lahan milik Maryati yang terserempet proyek tol itu berada di Desa Bojong, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Nenek dari lima cucu itu lalu menerima pembayaran UGR untuk pengadaan lahan tol Jogja-Bawen di Desa Pagersari, Kecamatan Mungkid.

"Tanah yang kena sawah (keserempet tol), luas (keseluruhan sawah) 700-an nggak hafal. Baru ini (menerima), yang kena tol cuman segini (0,9 meter persegi)," kata Maryati kepada wartawan di Desa Pagersari, Selasa (16/7/2024) lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"(Kena satu meter kurang) Nggih. Itu pojokan. (Keserempet) Nggih. Ini paling sedikit to (menerima UGR). Tanah 700-an lebih, baru berkurang itu (0,9 meter persegi)," sambungnya.
Rencananya, uang Rp 954 ribu itu akan dia pakai untuk tambahan modal jualan tempe.

"Nggih buat modal jualan tempe di Pasar Gotong Royong (Kota Magelang)," kata Maryati.

ADVERTISEMENT

Maryati menceritakan, tanah yang terkena proyek tol ini dibeli sekitar tahun 1980-an. "Saya nggak ingat belinya berapa. Biasanya ditanami padi, sayuran," ujar dia.

Warga Pagersari Dapat Rp 8,7 Miliar

Sementara itu Sus Martinah warga Desa Pagersari, menerima UGR senilai Rp 8,7 miliar. Tanahnya seluas 3.081 meter persegi terkena proyek tol Jogja-Bawen.

"Seneng dan susah. (Susah) Kehilangan tanah yang merupakan sesuatu kita dapatkan dengan jerih payah. Dilepas ya haru juga, trenyuh ya, meskipun dapat ganti kan kita nanti beli tanahnya sudah beda. Jadi ini ada nilai historisnya," kata Martinah, Selasa (16/7).

Tanah yang terkena proyek tol tersebut berupa sawah dulunya merupakan hasil membeli. Dia berencana membeli tanah pengganti.

"(Tanah warisan) Nggak, perjuangan membeli sendiri, makanya ada nilai sejarahnya. Itu sawah," ujar Martinah.

"Beli dari tahun 1994. Ini almarhum suami (beli), makanya agak sedih. Karena yang beli sudah nggak ada, ditinggalkan ke anak-anak," ujarnya Martinah.

Penjelasan BPN Magelang

Kepala BPN Kabupaten Magelang, A Yani, mengatakan pembayaran UGR pada Selasa (16/7) itu ada meliputi Desa Bligo, Pakunden, Plosogede (Kecamatan Ngluwar); Desa Keji, Tamanagung, Pabelan, Bojong, Mungkid, Senden, Pagersari (Kecamatan Mungkid), Desa Tampir Kulon dan Tempak (Kecamatan Candimulyo).

"Itu kalau jumlah bidangnya hari ini 72, tapi orangnya lebih. Kemudian jumlah luas lahan keseluruhan 3,3 hektare per hari ini. Jumlah nilai ganti rugi sebesar Rp 64,46 miliar," kata Yani saat itu.

"Hari ini yang paling kecil luasnya 0,9 meter persegi. Ganti ruginya saya lupa," ujar Yani.

Dalam kesempatan yang sama, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Jalan Tol Jogja-Bawen Kementerian PUPR, Muhammad Fajri Nukman, mengatakan untuk tol Jogja-Bawen ada enam seksi, yaitu seksi 1 sampai 6.

"Sampai saat ini kurang lebih proses pembebasan lahan sudah mencapai 50,18 persen. Harapannya tetap kami menargetkan dapat terselesaikan di awal tahun 2025 untuk pengadaan tanahnya. Tetapi, apabila ada bidang-bidang belum selesai khususnya bidang-bidang nonmasyarakat seperti halnya bidang wakaf, tanah kas desa, aset pemkab/kota/provinsi dimana tanah-tanah nonmasyarakat tersebut membutuhkan administrasi yang lebih panjang daripada pembebasan lahan masyarakat," kata Fajri.




(dil/dil)


Hide Ads