Relokasi 208 Makam Klaten Terdampak Tol Jogja-Solo, Warga Gelar Dzikir

Relokasi 208 Makam Klaten Terdampak Tol Jogja-Solo, Warga Gelar Dzikir

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Kamis, 09 Mei 2024 15:49 WIB
Doa zikir tahlil di Desa Kranggan, Kecamatan Polanharjo, Klaten, dalam rangka pemindahan makam terdampak proyek Tol Jogja-Solo, Kamis (9/5/2024).
Doa zikir tahlil di Desa Kranggan, Kecamatan Polanharjo, Klaten, dalam rangka pemindahan makam terdampak proyek Tol Jogja-Solo, Kamis (9/5/2024). Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng
Klaten -

Warga Desa Kranggan, Kecamatan Polanharjo, Klaten, menggelar zikir tahlil. Zikir dan tahlil di pojok desa itu dilakukan untuk mengawali pemindahan 208 makam yang terdampak proyek Tol Jogja-Solo.

"Yang akan kita pindahkan mulai hari ini sebanyak 208. Yaitu di makam Sorogenen dan Ngentak, Desa Kranggan," kata koordinator tim pemindahan makam dari Al-Iswat, Dwi Joko Yudho kepada detikJateng di lokasi, Kamis (9/5/2024).

Pemindahan makam direncanakan akan berlangsung selama lima hari, tiap harinya dari pagi sampai jam 17.00 WIB. Untuk hari pertama didahulukan makam sesepuh desa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita dahulukan yang sepuh-sepuh dulu kemudian baru yang makam baru. Ini pemindahan makam yang ke enam," ucap Joko.

Menurut Joko, setelah Desa Kranggan akan disusul Desa Dompyongan, Kecamatan Jogonalan. Jumlahnya 600 di satu lokasi.

ADVERTISEMENT

"Setelah itu Desa Pepe dan di Karangmojo," imbuh Joko.

Doa zikir tahlil di Desa Kranggan, Kecamatan Polanharjo, Klaten, dalam rangka pemindahan makam terdampak proyek Tol Jogja-Solo, Kamis (9/5/2024).Doa zikir tahlil di Desa Kranggan, Kecamatan Polanharjo, Klaten, dalam rangka pemindahan makam terdampak proyek Tol Jogja-Solo, Kamis (9/5/2024). Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng

Sementara itu, Kades Kranggan, Gunawan Budi Utomo mengatakan kegiatan zikir dan tahlil dilakukan dalam rangka pembongkaran makam yang kena proyek tol Jogja-Solo.

"Setelah sekian lama tertunda akhirnya dilaksanakan. Ada 208 makam di dua titik yang nantinya kita jadikan satu," jelas Gunawan kepada detikJateng di lokasi.

Seorang ahli waris makam, Mulyadi (68) mengaku dirinya pulang dari Tangerang untuk menyaksikan pembongkaran makam nenek dan kakeknya. Dirinya sengaja datang untuk menyaksikan secara langsung.

"Sengaja datang untuk melihat karena semua keluarga di Jakarta jadi kalau tidak tahu nanti ziarah bingung. Padahal ahli waris di sini tidak ada," katanya kepada detikJateng.

Acara pembongkaran makam dimulai dengan zikir dan tahlil di dekat makam. Warga berkumpul membawa nasi berkat, makan jajanan, ingkung, dan lainnya.

Setelah doa selesai, warga makan bersama dan membawa pulang nasi berkat. Selesai Zuhur, pembongkaran makam mulai dilakukan.




(rih/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads