Seorang pria di Kabupaten Pati, Jawa Tengah menyulap bonggol atau janggel jagung menjadi barang bernilai ekonomis. Hasilnya menjadi berbagai macam bentuk barang.
Dia adalah Ranu Adi (53) warga RT 12 RW 2 Desa Sarirejo Kecamatan Pati. Ranu kesehariannya merupakan seorang perajin bonggol jagung. Dia mengubah bonggol jagung menjadi berbagai kerajinan bernilai ekonomi.
Saat detikJateng ke rumahnya, Ranu tengah membuat gantungan kunci dari bonggol jagung. Dia membuat berbagai pernak-pernik gantungan kunci yang berbentuk ayam dan bebek yang terlihat imut dan menggemaskan..
Ranu terlihat sedang memotong bonggol jagung menggunakan gergaji listrik. Dia juga terlihat menghaluskan bonggol jagung. Rencananya bonggol jagung itu digunakan untuk membuat gantungan kunci berbentuk ayam dan bebek.
Di rumahnya juga banyak kerajinan dari bonggol jagung yang terpasang di depan rumahnya. Mulai dari vas bunga, tempat tisu, hingga payung dari bonggol jagung.
Ranu mengatakan mulai membuat kerajinan bonggol jagung sejak tahun 2015 silam. Menurutnya bonggol jagung kebanyakan tidak digunakan seusai petani panen. Bahkan terkesan dibiarkan dan menjadi limbah.
"Saya membuat bonggol jagung pada tahun 2015 itu mulai melirik karena pada waktu itu saya mendengar di media bahwa di Pati kalau panen raya bonggol jagung melimpah dan menjadi limbah dan mengganggu," kata Ranu kepada detikJateng ditemui di rumahnya Desa Sarirejo Kecamatan Pati, Selasa (12/3/2024).
![]() |
Dari hal itulah Ranu lalu memiliki inspirasi untuk membuat kerajinan dari bonggol jagung. Awalnya dia membuat cincin. Setelah itu merambah membuat tempat tisu dan kap lampu, hingga membuat kalung dan gelang.
"Kemudian saya coba mengambil ternyata keras juga, kemudian pertama kali saya dulu membuat cincin, cincin dari bonggol jagung, kemudian merambah ke tempat tisu, kap lampu, gelang kalung dan banyak lagi kemudian saya buat dari bonggol jagung," jelas Ranu.
"Tadi saya buat gantungan kunci dari berbentuk bebek atau ayam, bisa dipakai hiasan di pena atau pensil untuk hiasan, biar anak-anak asik saat menulis," Ranu melanjutkan.
Proses pekerjaannya sendiri kata dia tidak susah. Pertama mulai dari bonggol yang sudah kering. Lalu dipotong menggunakan gergaji. Setelah itu dihaluskan. Baru dirangkai sesuai keinginan atau pesanan.
"Kalau yang terkecil hanya beberapa menit saja, ada yang juga sampai berhari-hari, membuat payung hias, terus vas bunga satu jam sudah jadi untuk yang kecil," terang dia.
Menurutnya kerajinan dari bonggol jagung itu sudah merambah ke penjuru daerah di Indonesia
Kerajinan miliknya itu paling diburu adalah tempat tisu. Lalu ada juga vas bunga. Ranu membanderol kerajinan miliknya mulai dari Rp 5 ribu sampai jutaan rupiah.
![]() |
"Kalau dari pembeli vas bunga, tempat tisu, gantungan kunci, kalung seperti itu. Harganya Rp 5 ribu sampai jutaan tergantung kesulitan, yang paling mahal jam tangan dari bonggol jagung full," jelasnya.
Dia pun melayani pembayaran non tunai. Rabu menyediakan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS).
"Kita juga menyediakan QRIS misalkan kalau mau bayar secara non tunai," jelasnya.
Ranu berharap agar usaha perajin seperti dirinya diperhatikan pemerintah daerah. Terutama hal untuk membantu pemasaran. Dengan demikian ekonomi warga meningkat.
"Harapan kami dari pemerintah daerah untuk memberikan solusi kepada kami untuk pemasaran, untuk bahan baku sebetulnya kita gunakan anak sekolah untuk pembelajaran, kita gunakan lokal Pati dan itu sangat membantu bagi perajin di Pati," kata Ranu.
(ahr/apl)