Presiden Joko Widodo (Jokowi) membagikan tiga ribu sertifikat tanah kepada masyarakat di Alun-alun Wonosobo. Jokowi bilang masyarakat bisa menunggu 160 tahun untuk mendapat sertifikat tanah jika tidak dikebut.
"Tahun 2015 harusnya ada 126 juta sertifikat yang dipegang masyarakat karena ada 126 juta bidang tanah di Indonesia. Dan saat itu yang sudah dipegang baru 46 juta. Artinya ada 80 juta masyarakat yang memiliki lahan tanah tapi tidak pegang sertifikat," kata Jokowi di depan tiga ribu warga di Alun-alun Wonosobo, Senin (22/1/2024).
"Akhirnya yang terjadi sengketa terjadi di mana-mana. Konflik ada di mana-mana. Ramai antartetangga ramai antarsaudara, ramai masyarakat dengan pemerintah, dan masyarakat dengan perusahaan," sambung Jokowi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi juga menyebut sering menerima aduan dari warga terkait sertifikat tanah pada tahun 2015 lalu. Saat dicek ke Badan Pertanahan Nasional (BPN), satu tahun hanya bisa menyelesaikan 500 ribu sertifikat.
"Di mana-mana kalau ke desa suaranya itu yang saya terima tahun 2015. Terus saya cek ke BPN berapa sih, ternyata setahun hanya bisa menyelesaikan 500 ribu sertifikat. Artinya bapak ibu harus nunggu 160 tahun," ungkap Jokowi.
Untuk itu, Jokowi meminta agar Menteri BPN melakukan lompatan guna mempercepat penyelesaian sertifikat tanah. Saat ini Jokowi menyebut sudah menyelesaikan 110 juta sertifikat tanah.
"Makanya saya perintahkan Menteri BPN untuk melompat, kemudian satu tahun menjadi 5 juta, melompat menjadi 7 juta, melompat menjadi 10 juta setahun. Saat ini sudah 110 juta sertifikat yang sudah selesai," paparnya.
Pesan Jokowi ke Warga
Jokowi juga berpesan kepada warga agar berhati-hati jika akan menggunakan sertifikat tanah untuk meminjam uang.
"Biasanya kalau sudah pegang sertifikat ingin 'disekolahkan' (digunakan untuk agunan utang). Saya itu tahu tapi tidak semua. Hati-hati kalau mau meminjam uang dengan agunan sertifikat," pesan Jokowi.
Jika terpaksa akan menggunakan sertifikat tanah sebagai agunan, Jokowi menitip pesan agar semuanya dihitung. Ia juga mengingatkan agar pinjaman tersebut digunakan untuk modal usaha.
"Tolong dikalkulasikan. Dihitung sing (yang) teliti. Jangan pikir pas dapatnya saja, tapi berpikir pas nyicilnya, pas nyaurnya setiap bulan," kata dia.
Jika pinjam uang dengan jaminan sertifikat tanah, Jokowi berpesan agar uangnya digunakan untuk modal usaha atau modal kerja.
"Jadi jangan sampai Rp 500 juta, besoknya pergi ke mal, ada mobil baru dijual, tanya ke salesnya berapa ini, Rp 210 juta. Sisanya banyak nih 500 juta. Pulang bawa mobil. Bulan ke 6 baru bingung. Uang pinjam semuanya dipakai untuk usaha. Kalau nanti sudah bertelur mendapatkan keuntungan, baru itu keuntungannya yang dipakai," ucap Jokowi.
Dalam kunjungan ini, Jokowi membagikan tiga ribu sertifikat tanah untuk warga di Wonosobo, Kebumen, dan Purworejo. Jokowi menyebut saat ini sudah menyelesaikan 110 juta sertifikat tanah.
(rih/dil)