Tren kencan buta atau blind date tampak menarik minat muda-mudi masa kini, termasuk di Solo Raya. Berawal dari coba-coba, ternyata konsep kencan buta menjadi pilihan ratusan muda-mudi Solo Raya.
Founder kencan buta di Kota Solo, Mahathir Al Afghani Zein (24), mengaku awalnya iseng membuat acara kencan buta karena mendapat keluhan dari temannya yang gemar mencoba berkencan melalui aplikasi kencan, tapi selalu mendapat partner yang tidak sesuai. Akhirnya, melalui akun Instagram @galerikopian, ia menggelar acara kencan buta untuk memfasilitasi para jomblo mencari pasangan.
"Kalau dari Galeri Kopian sebagai pionirnya di Solo, untuk pesertanya kita batasi biar eksklusif sekitar 10 orang. Nanti kita berikan match dua kali, biar ada pilihan," tutur pria yang akrab dipanggil Al itu di Solo Baru, Sabtu (20/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kegiatan kencan buta kedua yang digelar di La Verre, Solo Baru, malam itu diikuti 10 orang dengan batas umur 22-35 Tahun. Begitu memasuki lokasi, peserta yang datang dari berbagai latar belakang profesi itu langsung menggunakan penutup mata agar tak melihat peserta lainnya.
Mereka diatur untuk saling duduk berdampingan di meja yang sudah disediakan. Saat acara dimulai pukul 19.15 WIB, pembawa acara memberi mereka arahan untuk saling melepas penutup mata dan bisa mulai mengobrol. Alunan musik yang mengalun lembut menemani 30 menit percakapan para pasangan yang baru bertemu malam itu.
"Saya coba memfasilitasi blind date kayak gini dengan beberapa syarat dan ada pihak yang mengawasi. Jadi lebih aman dan lebih terkonsep juga untuk membangun chemistry satu sama lain," jelas Al di sela-sela kegiatan.
"Umurnya kita nggak ambil umur yang di bawah umur, di bawah 22 (tahun). Biar lebih matang juga, biar orientasinya itu nggak yang pacaran tapi lebih ke yang langsung serius kalau bisa," sambungnya.
Al yang merupakan lulusan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta itu mengatakan, ia memberi syarat bagi peserta laki-laki yang ikut wajib sudah bekerja. Sehingga jika mereka bisa melanjutkan ke tahap serius, pihak laki-laki sudah siap secara finansial.
Pendaftar Capai 100 Orang
Antusiasme masyarakat Solo Raya untuk mengikuti acara kencan buta itu pun terhitung tinggi. Sebab, saat membuka pendaftaran, Al mengaku menerima lebih dari 100 orang yang berminat menjadi peserta kencan buta yang digelar di Solo Baru, Kabupaten Sukoharjo itu.
"Ini dari luar Solo pun banyak, kayak dari Semarang, Wonogiri, bahkan kemarin ada yang daftar rela dari Jakarta mau ke sini karena katanya di Jakarta belum ada. Pendaftarnya ratusan, cuma dipilih 10 orang saja. Kalau minat warga Solo dan sekitarnya memang tinggi," tutur Al.
Menurut Al, dibandingkan dengan berkencan melalui aplikasi kencan atau dating app, kencan buta yang digelar secara langsung bisa lebih menjamin identitas peserta. Dengan membayar Rp 150.000, 10 orang terpilih bisa bertemu orang baru sekaligus berkencan di tempat yang sudah dipilih panitia. Untuk kencan buta pertama digelar di Mi Queso Cafe, sedangkan kencan buta kedua malam itu digelar di restoran.
"Tempatnya kan kita juga nggak ecek-ecekan, fasilitasnya bagus, gitu. Kita juga lebih ke intens ngobrolnya daripada games-nya, biar mereka dapat chemistry. Setelah itu misal cocok kan juga bisa lanjut," tutur Al.
"Kemarin pertama (ngobrol) 15 menit doang, mereka pada bilang sebentar banget. Sampai acaranya sudah selesai, kita sudah pulang, mereka masih lanjut. Terus ini kita tambah 2 kali lipat lah," sambungnya.
Al mengatakan beberapa peserta pun ada yang masih berhubungan setelah mengikuti kencan buta. Hal itu pun membuatnya senang karena bisa memberikan ruang bagi muda-mudi Solo Raya untuk bisa mencari pendamping hidup.
"Mereka kayak terfasilitasi, untuk umur-umur 25 ke atas itu mereka malah responsnya bagus. Pengin diadain kayak gini, soalnya kan banyak dari mereka yang bekerja, terus circle-nya kecil kan nggak ketemu orang baru, jadi mereka ikut blind date ini punya pengalaman baru kalau ikut acara seperti gini. Harapannya biar mengurangi jomblo di Solo," ujarnya.
Respons peserta kencan buta bisa Anda baca di halaman berikutnya:
Respons Peserta Kencan Buta
Hanya berdua bersama teman satu angkatannya di kampus, Al berhasil mempertemukan para jomblo yang memiliki niat serius untuk memiliki pasangan. Salah satunya Wahyu (30), warga Solo yang ikut mengikuti kencan buta malam itu.
"Bagus banget acaranya, saya ingin berterima kasih sama panitianya karena bisa menjembatani orang-orang yang ingin mencari jodoh. Karena memang sulit, apalagi zaman sekarang. Sulit cari yang pas," kata Wahyu saat ditemui detikJateng usai acara selesai.
Pria yang berprofesi sebagai wirausahawan itu mengatakan, sebelumnya sudah sering mencoba mencari jodoh melalui aplikasi kencan bahkan mengikuti kegiatan ta'aruf yang sempat digelar Kementerian Agama (Kemenag) Solo. Tapi, acara yang digelar Galeri Kopian malam itu dinilai lebih pas karena peserta bisa lebih intens mengobrol.
"Mending kayak gini langsung ngobrol kan enak, ngobrolnya banyak. Serius ada, nggak serius juga ada. Daripada main dating app nggak jelas, malah zonk," ujarnya.
Hal serupa dikatakan Deby (23), warga Sukoharjo yang mengaku belum pernah berpacaran sama sekali. Ia merasa, kegiatan kencan buta bisa lebih efektif bagi para pencari jodoh.
"Karena yang pertama emang ini kan pertemuannya harus diseleksi dulu, jadi bukan orang-orang sembarangan yang bisa ikutan ini," tutur perempuan yang kini tengah mencalonkan diri sebagai caleg DPRD Kabupaten Sukoharjo itu kepada detikJateng.
Deby yang baru pertama kali mengikuti acara kencan buta pun merasa acara tersebut bagus untuk bisa saling mengenal orang baru. Terlebih, dengan adanya kartu berisi pertanyaan yang bisa digunakan untuk bertanya kepada lawan bicara, membuatnya lebih mudah mencari topik pembicaraan. Menurutnya, kegiatan malam itu dirasa lebih baik daripada mencari jodoh lewat aplikasi atau media sosial.
"Kayaknya lebih seruan ini ya, kita berinteraksi langsung sama orangnya dan juga tadi diimbangi ada games juga, terus kita ada makan bareng. Kalau dapat yang serius ya boleh, kalau ndak ya ndak apa-apa sih buat senang-senang aja," ujarnya.
Ia berharap, acara kencan buta bisa kembali digelar di Kota Solo, karena antusias masyarakat juga tinggi untuk mengikuti kegiatan semacam itu. Hal itu pun dibuktikan saat panitia sudah pulang, para peserta masih tampak asyik mengobrol bersama partnernya masing-masing hingga waktu menunjukkan pukul 21.30 WIB.