Sejarah Ngarsopuro, Ruang Perjumpaan Warga Solo Selama Ratusan Tahun

Sejarah Ngarsopuro, Ruang Perjumpaan Warga Solo Selama Ratusan Tahun

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Selasa, 02 Jan 2024 07:15 WIB
Ngarsopuro, tempat berkumpul warga Solo yang terletak di Keprabon, Kecamatan Banjarsari, Solo, Senin (1/1/2024).
Foto: Ngarsopuro, tempat berkumpul warga Solo yang terletak di Keprabon, Kecamatan Banjarsari, Solo, Senin (1/1/2024). (Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng)
Solo -

Kota Solo memiliki sepotong jalan bernama Ngarsopuro di daerah Keprabon, Kecamatan Banjarsari. Titik yang kini selalu ramai dengan berbagai aktivitas masyarakat Solo itu ternyata sudah menjadi ruang perjumpaan yang sudah ada pada tahun 1857.

Salah satu sejarawan sekaligus Founder komunitas Solo Societeit, Heri Priyatmoko mengatakan, Ngarsopuro adalah sepotong jalan yang membentang di antara bagian Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dengan Puro Mangkunegaran.

Sebelumnya, jalan tersebut bernama Poera-laan. Letaknya yang berada di bagian depan Puro Mangkunegaran, membuatnya dinamai Ngarsopuro. Ngarso berarti depan, Puro berarti istana, yang merujuk kepada Pura Mangkunegaran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dulu kan namanya Pura-laan, laan itu kan jalan, Pura ya Puro, jadi jalan Puro gitu. Jalan Ngarsopuro itu ya jalan depannya Puro," kata Heri saat dihubungi detikJateng, Senin (1/1/2024).

Berbeda dengan Gladak, Tugu Pemandengan, dan Alun-Alun Keraton, Ngarsopuro sendiri tidak terbebani oleh nilai-nilai filosofis atau sejarah yang berkaitan dengan Keraton Solo. Sehingga banyak muncul pemaknaan baru terkait Ngarsopuro yang terletak di Jalan Diponegoro itu.

ADVERTISEMENT

"Kalau dulu tahun '50-an sudah ramai, era kerajaan juga ramai. Di situ (Ngarsopuro) menjadi titik kumpul orang yang ingin menikmati bioskop, wayang orang Sono Harsono, orang yang berjualan," jelasnya.

"Jadi ketika publik ingin mengotak-atik, memaknai hal baru tidak menjadi masalah, justru ada kebebasan berekspresi yang tercurahkan atau terlukiskan di ruangan itu," sambungnya.

Nama Ngarsopuro Ditemukan di Peta Kota Solo Tahun 1857

Heri mengatakan, ia sempat kesulitan mencari arsip-arsip mengenai Ngarsopuro. Akan tetapi, saat ia menemukan melalui Peta Kota Solo tahun 1857 bahwa Ngarsopuro sudah ada pada tahun tersebut.

"Jadi sudah teridentifikasi bahwa tahun 1857 sudah ada sepotong jalan itu Ngarsopuro dan Singosaren, Gatsu," ungkapnya.

Ngarsopuro sendiri terletak di tengah kota dan dekat dengan beberapa titik yang menjadi daya tarik Kota Solo. Seperti Pasar Triwindu, Pura Mangkunegaran, atau Koridor Gatsu yang menjadi tempat digelarnya Street Art Market.

Kini, Ngarsopuro dikenal juga sebagai tempat digelarnya Night Art Market dan Solo Art Market. Setiap waktu-waktu tertentu, Ngarsopuro akan menjadi titik keramaian warga Kota Solo dan sekitarnya yang ingin mencari hiburan.

Menurut Heri, dengan difungsikannya Ngarsopuro sebagai tempat berkumpul masyarakat, sesuai dengan Ngarsopuro yang memang sejak dulu sudah menjadi titik berkumpul. Terlebih, melalui kegiatan-kegiatan yang digelar saat ini pun membuat masyarakat bisa dengan bebas mengekspresikan kreativitasnya.

"Dengan adanya itu, orang ketemu orang, manusia ketemu manusia, jadi manusia seutuhnya. Jadi Ngarsopuro disebut ruang-ruang perjumpaan antar-manusia. Sampai sekarang tetap ruang perjumpaan dengan suasana baru, hiburan baru," pungkasnya.




(apu/apu)


Hide Ads