Makam Kena Tol di Ngabeyan Klaten Direlokasi, 3 Rumah Warga Belum Dibongkar

Makam Kena Tol di Ngabeyan Klaten Direlokasi, 3 Rumah Warga Belum Dibongkar

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Senin, 20 Nov 2023 17:58 WIB
Kondisi rumah warga Desa Ngabeyan, Kecamatan Karanganom, Klaten, terdampak proyek Tol Jogja-Klaten yang belum dibayar uang ganti ruginya, Senin (9/10/2023).
Foto Kondisi rumah warga Desa Ngabeyan, Kecamatan Karanganom, Klaten, terdampak proyek Tol Jogja-Klaten yang belum dibayar uang ganti ruginya, Senin (9/10/2023).: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng
Klaten -

Uang ganti rugi (UGR) bangunan tiga rumah warga Dusun Pasekan, Desa Ngabeyan, Kecamatan Karanganom, Klaten belum cair. Rumah warga masih berdiri meskipun makam di dekatnya mulai direlokasi untuk proyek Jalan Tol Jogja-Solo.

Makam Desa Sudah Direlokasi

Pantuan detikJateng di lokasi, makam warga di Dusun Pasekan sudah mulai digali. Penggalian dilakukan tim Al Iswat dengan disaksikan panitia dan ahli waris.

Tulang belulang dan tanah dari makam yang sudah dibongkar dibawa dengan peti kayu ke makam baru. Lokasi makam ini berada di timur masjid sekitar 100 meter. Setelah dicocokkan datanya, kemudian jasad itu dikafani dan dikuburkan.

Tidak jauh dari makam, tepatnya di timur makam berjarak sekitar 50 meter, tiga rumah warga yang terkena proyek tol Jogja-Solo masih berdiri. Beberapa warga duduk di teras sambil menyaksikan pembangunan jembatan tol dan relokasi makam.

Panitia relokasi makam Ngabeyan, Sudarsono menyatakan dari pendataan ada 109 makam. Diperkirakan tiga hari sudah selesai.

"Diperkirakan tiga hari sudah selesai. Dari 109 kuburan ada lima yang dibawa relokasi keluar karena ahli warisnya pindah rumah," kata Sudarsono kepada detikJateng, Senin (20/11/2023).

Makam di Ngabeyan Klaten direlokasi imbas proyek tolMakam di Ngabeyan Klaten direlokasi imbas proyek tol Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng

Menurut Sudarsono, sebelum pembongkaran dan pemindahan makam dilakukan doa dan zikir bersama. Doa dan zikir itu dilakukan baik pada malam sebelum relokasi dan pagi hari saat dilakukan pemindahan makam.

"Tadi malam ada, tadi mau gali juga ada. Semua datang ahli warisnya," lanjut Sudarsono.

3 Rumah Warga Belum Dibongkar gegara UGR Belum Cair

Sudarsono menerangkan ketiga rumah warga yang belu, dibongkar itu karena UGR-nya belum dibayarkan. Sebab, tanah yang ditempati warga itu milik negara.

"Itu kendala karena tanahnya tanah negara. Itu kemungkinan yang diganti rugi ya bangunannya," imbuh Sudarsono yang juga Kadus 3 Desa Ngabeyan.

Devi, warga dari tiga rumah tersebut menjelaskan pembongkaran makam mulai habis zuhur. Tapi untuk pembayaran UGR bangunan masih belum jelas.

"Belum cair. Diminta sabar karena pencairan tinggal menunggu dari LMAN (lembaga manajemen aset negara)," terang Devi saat diminta konfirmasi detikJateng.

Koordinator Tim Al Iswat, Dwi Joko Yudho mengatakan sudah tiga desa yang melakukan pembongkaran makam untuk proyek tol. Ketiganya yakni Desa Duwet, Kecamatan Ngawen, Desa Brangkal dan Ngabeyan, Kecamatan Karanganom.

"Yang sudah Desa Duwet, Kecamatan Ngawen, Desa Brangkal dan hari ini Ngabeyan, Kecamatan Karanganom. Tadi doa, tadi malam desa dengan ahli waris, yang ditemukan baru tiga dan kondisinya sudah tanah dan tulang," kata Joko kepada detikJateng.

UGR Belum Dibayar karena Tempati Tanah Negara

Diberitakan sebelumnya, warga Dusun Pasekan, Desa Ngabeyan, Kecamatan Karanganom, Klaten belum menerima uang ganti rugi (UGR) proyek tol Jogja-Solo. Badan Pertanahan Negara (BPN) Klaten menyebut salah satunya karena warga tersebut selama ini menempati tanah milik negara.

"Warga (di Dusun Pasekan) itu menempati tanah negara. Jadi tidak memiliki hubungan hukum dengan tanah yang ditempati," ungkap Plt Kasi Pengadaan Lahan BPN Klaten, Joko Setiadi kepada detikJateng, Sabtu (21/10) siang.

Joko menjelaskan meskipun tidak memiliki hubungan hukum dengan tanah tetapi warga bisa mendapatkan ganti rugi bangunan maupun tanaman miliknya.

"Yang akan dibayar ya hanya tegakan di atasnya, tanaman maupun bangunan. Sudah ada tim appraisalnya yang menilai dan itu sudah dilaksanakan," jelas Joko.




(ams/ahr)


Hide Ads