Strategi Perajin Tahu di Magelang Siasati Meroketnya Harga Kedelai

Strategi Perajin Tahu di Magelang Siasati Meroketnya Harga Kedelai

Eko Susanto - detikJateng
Selasa, 14 Nov 2023 20:44 WIB
Produksi tahu milik Istanto di Desa Mejing, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang, Rabu (14/11/2023).
Strategi pengusaha tahu setelah harga kedelai naik-Produksi tahu milik Istanto di Desa Mejing, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang, Rabu (14/11/2023).Foto: Eko Susanto/detikJateng
Magelang -

Harga jual kedelai di Magelang mengalami kenaikan sepekan terakhir. Menyikapi kondisi tersebut para perajin tahu di Kabupaten Magelang putar otak agar tetap bisa produksi dan memasarkan produknya.

Seperti diketahui, saat ini harga per kilo kedelai yang biasanya Rp 11 ribu sekarang sudah mencapai Rp 12.800. Dengan kenaikan yang cukup banyak ini, para perajin tahu pun menyiapkan strategi sendiri agar produksi tetap bisa berjalan meski harga kedelai tinggi.

Seorang perajin tahu di Magelang, Mahroji (51) mengatakan, dirinya harus mengubah ukuran tahu untuk menyiasati kenaikan harga kedelai. Mahroji yang berlokasi di wilayah Mejing, Kecamatan Candimulyo, tiap harinya memproduksi tahu paling banyak. Ia terpaksa mengurangi ukuran tahu yang dijualnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"(Tiap hari) 100 masak (produksi), rata-rata 2 ton. Ada 11 pabrik," kata Mahroji saat ditemui wartawan, Selasa (14/11/2023).

"(Kenaikan harga) ya berpengaruh, salah satunya tahu seperti biasanya, tapi irisannya dilebih. Ukuran biasanya 30 (irisan), jadi 35 atau 40 biji," kata dia.

ADVERTISEMENT

Selama ini, kata Mahroji, tahu produksinya dijual ke berbagai daerah. Mulai dari Prambanan Klaten, Cangkringan Sleman, Jatinom Klaten dan sekitar Jogja. Dengan adanya perubahan ukuran tersebut para pembeli bisa memakluminya.

"Pembeli nggak pengaruh. Bisa menerima tidak ada komplain," pungkasnya.

Sementara itu, perajin tahu lainnya Istanto (44) memilih tidak mengubah ukuran tahunya. Begitu pula ia juga tidak menaikkan harga jual tahu. Istanto khawatir jika hal itu dilakukan maka pasar tidak bisa menerima.

"Mau menaikkan (harga) nggak begitu laku, jadi tetap bertahan tidak dinaikkan. Nek dikecilkan (ukuran), takut pada kabur pelanggannya," ucapnya.

Adapun upaya yang dilakukan saat terjadinya kenaikan harga jual kedelai dengan mengurangi produksi. Biasanya sekali produksi menghabiskan 3 sampai 4 kuintal.

"Hari ini ndamel (produksi), tapi sekedik (sedikit), 2 kuintal," ujarnya.

"Harganya tetap sama. Nek punya saya Rp 21 ribu per papan, per ember Rp 66 ribu," kata dia.

Menurutnya, produksi tahu tiap harinya dijual menuju daerah dekat bandara NYIA di Kulon Progo.

"Ke sana terus tiap hari, paling banyak 20 ember, tapi kami juga bawa bakso buat beli bensin lah istilahnya," ujarnya.

Saat disinggung jika harga jual kedelai terus naik, kata dia, nantinya harga jual dinaikkan dan produksi sedikit.

"(Harga terus naik) Kemungkinan naik tahunya dengan risiko produksi lebih sedikit," ujarnya.




(cln/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads