Pengusaha Tambak Udang Karimunjawa Keberatan Dituding Jadi Biang Pencemaran

Pengusaha Tambak Udang Karimunjawa Keberatan Dituding Jadi Biang Pencemaran

Afzal Nur Iman - detikJateng
Jumat, 29 Sep 2023 16:13 WIB
Sejumlah masyarakat dan nelayan yang tergabung dalam komunitas pegiat lingkungan Lingkar Juang Karimunjawa bersama aktivis lingkungan Greenpeace Indonesia dan lintas komunitas pecinta alam menggunakan kayak sambil membentangkan spanduk saat aksi SaveKarimunjawa di tepi pantai yang tercemar limbah tambak udang di Desa Kemujan, kepulauan wisata bahari Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah, Selasa (19/9/2023). Dalam aksi tersebut mereka menuntut penutupan tambak udang vaname intensif sebanyak 39 titik tak berizin karena merusak ekosistem lingkungan hidup, mengganggu sektor ekonomi masyarakat nelayan, petani rumput laut serta pariwisata akibat pencemaran sisa limbah dan deforestasi hutan mangrove yang juga dinilai akan memperparah krisis iklim. ANTARA FOTO/Aji Styawan/YU
Aksi protes terhadap keberadaan tambak udang yang dituding jadi penyebab pencemaran di Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah, Selasa (19/9/2023). Foto: ANTARA FOTO/Aji Styawan
Semarang -

Pengusaha tambak udang keberatan dengan tudingan bahwa usaha itu menjadi penyebab pencemaran di pantai yang ada di Karimunjawa. Mereka berdalih belum ada riset yang menguatkan tudingan tersebut.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Persatuan Petambak Karimunjawa, Teguh Santoso, saat hadir dalam acara kunjungan kerja Komisi II DPR RI di Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Jawa Tengah di Semarang, Jumat (29/9/2023)

"Kalau memang ada oknum-oknum yang menyampaikan sesuatu hal atau memiliki keterangan yang sebenarnya mohon kalau itu bisa dipertanggungjawabkan, tampakkan dengan dasar dokumentasinya," jelasnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menyebut pencemaran yang saat ini terjadi bisa saja disebabkan oleh faktor lain. Salah satunya, kata dia, adalah perubahan musim yang terjadi di Karimunjawa.

Menurutnya, selama ini banyak warga yang menggantungkan hidupnya pada usaha tambak udang. Dia yakin banyak warga yang akan menganggur saat tambak udang dilarang.

ADVERTISEMENT

"Kita lihat dari 33 titik masing-masing kita buat rata-rata, tidak usah terlalu muluk-muluk, antara 10 (pekerja) per titik lokasi tambak di Karimunjawa, 10 dikali 33 sudah 330 jiwa," katanya.

Sementara itu, Ketua DPRD Jepara Haizul Ma'arif menyebut pihaknya sudah tegas melarang adanya tambak udang di Karimun Jawa. Alasannya, karena Karimun Jawa termasuk dalam lahan konservasi dan berkaitan dengan limbah tambak udang.

"Karena di Kecamatan Karimunjawa mengacu pada di lahan tersebut adalah lahan konservasi dan sebagainya. Pada akhir Desember 2022 saya sengaja sidak langsung kepada salah satu pengusaha tambak yang di sana yang sepertinya sudah memiliki IPAL (Industri Pengelola Air Limbah) pun sepertinya juga tidak maksimal dalam membendung limbah," jelasnya.

Dia mengakui bahwa ada pro-kontra terkait dampak lingkungan dari tambak udang. Namun, hal itu juga sudah dibahas panjang dan menjadi kesepakatan bersama dengan Pemkab Jepara.

Selengkapnya baca halaman berikutnya

"Perda itu sudah melalui masa yang panjang dan bahkan sempat tertunda-tunda untuk pengambilan keputusannya karena dalam rangka untuk bisa memutuskan seobjektif mungkin dari beberapa sisi," katanya.

Wakil Ketua Komisi II DPR RI Yanuar Prihatin mengundang berbagai pihak untuk membahas dampak lingkungan tambak udang di Karimunjawa, Jepara, yang menjadi pro-kontra. Hasil pembahasan tersebut akan dibawa ke Senayan untuk dibahas lebih lanjut.

"Lingkungan hidup yang ada di wilayah itu kan tentu juga harus kita perhitungkan dampak dari seluruh proses yang berkembang di situ," ujar Yanuar.

Dia menyampaikan bahwa permasalahan tersebut harus dilihat secara utuh dan tidak merugikan salah satu pihak. Pihaknya juga bakal membahas lebih lanjut segala temuan yang didapat dari keterangan para peserta.

"Tetap perspektifnya nggak bisa tunggal karena aspek regulasinya, bagaimana aspek istilahnya itu lingkungan hidupnya, bagaimana harus ditinjau lebih lanjut insyaallah di Jakarta kita bahas lebih lanjut," jelasnya.



Hide Ads