Pantai Karimunjawa Diduga Tercemar Limbah, Pelaku Wisata-Nelayan Waswas

Pantai Karimunjawa Diduga Tercemar Limbah, Pelaku Wisata-Nelayan Waswas

Dian Utoro Aji - detikJateng
Rabu, 20 Sep 2023 17:16 WIB
Penampakan kerusakan lingkungan di kawasan Pulau Karimunjawa yang diduga tercemar limbah, Rabu (20/9/2023).
Penampakan kerusakan lingkungan di kawasan Pulau Karimunjawa yang diduga tercemar limbah, Rabu (20/9/2023). (Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng)
Jepara -

Sejumlah pantai di Karimunjawa, Jepara diduga tercemar limbah hingga airnya keruh dan berbau. Pelaku wisata dan nelayan setempat waswas kondisi ini akan berpengaruh buruk.

detikJateng berkesempatan berkeliling sepanjang pantai di kawasan Kemujan Kecamatan Karimunjawa, Rabu (20/9/2023). Di Pantai Lego Nipa, kondisinya banyak lumut yang menempel di kerang. Di lokasi tersebut juga terdapat pipa besar yang menghubung ke tengah laut.

Pipa tersebut diduga berasal dari tambak udang. Akan tetapi tambak udang yang berada di lokasi tak terlihat ada aktivitas produksi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal yang sama juga di Pantai Cemara. Di Pantai tersebut terdapat banyak lumut. Selain itu juga kondisi air tepi pantai keruh berwarna coklat.

Pelaku wisata Karimunjawa, Farah Dhilla Fairus Afnany (27) mengaku merasa waswas dengan ancaman pencemaran limbah di kawasan wisata Pulau Karimunjawa. Beberapa dampaknya di antaranya bau busuk hingga lingkungan laut yang rusak.

ADVERTISEMENT

Farah mengaku khawatir jika lingkungan rusak akan menyebabkan wisatawan akan kabur dan tidak mau ke Karimunjawa.

"Sektor lingkungan bau, apalagi musim liburan bule Eropa seperti sekarang mereka suka protes kok bau, gatal, pernah di Pantai Alano, mereka mandi sebentar langsung badannya memerah, langsung kelihatan, padahal airnya belum keruh," jelas Farah ditemui di Desa Kemujan, Karimunjawa, Rabu (20/9/2023).

"Jadi intinya mereka tidak mau bayar," ungkapnya.

Padahal kata dia bulan-bulan September merupakan puncak liburan orang asing ke Karimunjawa. Dia pun memperkirakan ada 5.000 wisatawan lokal dan mancanegara berdatangan ke Pulau Karimunjawa tiap pekan.

"Paling banyak saat libur panjang, setiap hari kapalnya tambahan, sekitar 5.000 wisatawan per minggunya," ungkapnya.

Ancaman kerusakan lingkungan di Pulau Karimunjawa juga dirasakan oleh para nelayan. Salah satunya Surohim (48) warga Desa Kemujan. Menurutnya saat ini hasil tangkap ikan menurun drastis.

"Nelayan kerugiannya mulai tahun 2020 sampai sekarang itu, tangkapan jelas, kenapa kita semalam paling dapat 2 kilo, 3 kilo seharga Rp 60 ribu, kita berangkat itu modalnya Rp 100 ribu, sebelumnya itu lumayan banyak yang tertawa. Bisa Rp 400 ribu semalam," jelasnya.

Koordinator Lingkar Juang Karimunjawa, Bambang Zakariya mengatakan dari data yang dia dapatkan, kawasan Karimunjawa mulai terancam dengan keberadaan limbah yang diduga berasal dari tambak udang. Dari data yang dia dapatkan tambak udang mulai masuk ke Karimunjawa sejak tahun 2017 silam.

"Proyek tambak udang ilegal mulai masuk sekitar tahun 2016, satu tahun kemudian tambak udang yang tadinya hanya ada di satu titik bertambah menjadi empat titik. Di setiap titik ada enam petak sampai 36 petak tambak," terang dia.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Dihubungi secara terpisah, Ketua YayasanLBH Indonesia Menggugat atau kuasa hukum petani tambak budidaya udang diKarimunjawa, Ahmad Gunawan mengatakan pihaknya tengah mempertanyakan terkait dengan larangan tambak udang diKarimunjawa seperti aturan Perda RT RW tahun 2023-2043 yang baru disahkan pada bulan Mei 2023 lalu.

"Sekarang dengan adanya perda itu, kawasan Karimunjawa sudah dihapus tidak adanya tambak budidaya, adanya tambak tradisional dan air payau, perjuangan kami di perda secara politik, mereka ternyata tidak pernah berbicara langsung dengan petani tambak, kita akan menemui Komisi II DPR RI, proses perda ini sudah betul dengan ketentuan apa tidak," kata Gunawan dihubungi sore ini.

Sementara Sekda Jepara, Edy Sujatmiko mengatakan tengah melakukan langkah penindakan dengan tim terpadu. Termasuk melaporkan kepada Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi Indonesia.

"Terima kasih atas atensinya terhadap Karimunjawa. Pemda tidak tinggal diam sudah melakukan langkah langkah dengan tim terpadu kemudian kedua dengan Kementerian Marves karena kawasan strategis nasional," jelasnya lewat pesan singkat.

Halaman 2 dari 2
(aku/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads