Sabiq Muhammad (25) baru saja dilantik sebagai kepala desa Prawatan, Kecamatan Jogonalan, Klaten. Dia menjadi rela melepas beasiswa S2 ke Chine demi menjadi kades. Seperti apa sosoknya?
Sabiq menjadi Kades termuda dari total 67 kades yang dilantik Bupati Klaten Sri Mulyani pada Rabu (27/9/2023) lalu. Sabiq ternyata harus melepaskan beasiswanya ke China Agricultural University hingga ditegur Kedubes RI di China gegara membatalkan beasiswanya sepihak.
"Beasiswanya di China Agricultural University, mestinya saya berangkat tanggal 4 September kemarin. Saya sempat mendapatkan teguran dari Kedutaan Besar RI karena membatalkan sepihak," kata Sabiq saat ditemui Rabu (27/9) lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sosok Sabiq
Sabiq lahir 18 Maret 1998, ayahnya Purwadi Hidayat bukan pegawai pemerintah dan merupakan seorang tokoh agama sekaligus pengusaha. Praktis, bujangan tersebut tidak memiliki latar belakang birokrasi.
Sabiq akrab dengan kehidupan pesantren karena pernah nyantri di beberapa pondok pesantren. Sabiq tercatat pernah menjadi santri Pondok Pesantren Nailussalam, Glagahombo, Kabupaten Magelang.
Kemudian dia melanjutkan ke Pondok Pesantren Al Asy'ariyyah, Kabupaten Wonosobo. Sabiq lalu melanjutkan ke Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) MAN 1 Solo hingga lulus S1 di Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) pada tahun 2021.
"Saya sedari kecil sampai besar di pesantren, baru dua tahun ini di rumah. Ibu saya berpesan santri harus berkontribusi untuk masyarakat, dan ini Pilkades menjadi kesempatan terbaik," ungkap Sabiq.
Sabiq menuturkan sejak awal tak pernah memprediksi bakal terpilih menjadi Kades. Dia pun mengaku tak punya persiapan saat maju Pilkades serentak 5 Juli lalu.
"Tidak ada persiapan apapun dari awal. Saya mendaftar setengah jam sebelum pendaftaran ditutup sekitar pukul 13.30 WIB karena desakan masyarakat dan keluarga," jelas Sabiq.
"Saya sebenarnya tidak tertarik ikut Pilkades tapi karena desakan dari warga. Selama ini saya memang aktif di kegiatan sosial dari tahlilan sampai pendampingan pertanian, dan ini kesempatan yang baik untuk mengabdi," sambungnya.
Sabiq pun mengaku tak berniat mendaftar menjadi Kades, namun karena desakan keluarga dan warga dia akhirnya maju. Total ada 15 orang yang mendaftar Pilkades di Prawatan. Dari jumlah tersebut diseleksi menjadi lima orang hingga akhirnya menyisakan tiga orang yang bersaing di Pilkades.
"Di panggung pemilihan hanya tiga orang calon, termasuk saya. Saya dapat 1.565 suara, tanpa money politic karena money politic itu tidak mendidik warga dan hanya memutus mimpi untuk kesejahteraan," kata Sabiq.
Program Pertanian
Sabiq mengatakan program kerjanya di awal kariernya adalah bidang pertanian dan membuat peta sungai. Hal ini karena mayoritas penduduknya merupakan petani.
"Akan kita buat peta sungai karena kita sekarang menghadapi krisis air. Hujan menjadi banjir sehingga perlu peta air untuk memenuhi hak masyarakat, termasuk petani akan air," imbuh Sabiq yang sering mendampingi advokasi petani.