Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengajak para peternak Indonesia untuk memperkuat hilirisasi pangan asal ternak sebagai kekuatan utama masa depan bangsa. Peternakan tak hanya untuk makan saja, tetapi sekaligus menjadi lapangan kerja.
"Peternakan adalah sesuatu yang sangat penting, karena itu terkait dengan nutrisi yang ada dan peternakan tidak hanya untuk makan tetapi sekaligus lapangan kerja. Dan bisa dilakukan oleh rakyat secara langsung," ujar Syahrul kepada para wartawan dalam puncak peringatan bulan bakti peternak dan kesehatan hewan ke-187 di Asrama Haji Donohudan, Kabupaten Boyolali, Jumat (22/9/2023).
Menurutnya, Presiden sudah mempersiapkan dana untuk membantu permodalan masyarakat yakni melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Pihaknya bersama jajaran tingkat kabupaten siap membantu untuk memfasilitasi masyarakat yang akan menggunakan fasilitas KUR di dalam program peternakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, Kementan memiliki banyak program unggul serta layanan kredit usaha rakyat yang bisa diakses para peternak dalam memperkuat modal usaha. Selain itu, Kementan juga memiliki program Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri atau disingkat Si Komandan.
"Program Si Komandan mampu melahirkan 8 juta ekor. Modalnya hanya 1,8 triliun (rupiah) tapi hasilnya bisa mencapai 41 triliun. Kenapa? Karena peternak ayam hanya 40 hari, telur cuma 2 bulan. Domba juga begitu. Kambing juga begitu. Jadi maukah kita membangun ternak kita untuk Indonesia. Oleh karena itu saya berharap di momentum bulan bakti ini kita lebih banyak konsolidasi memperbaiki budi daya dan serap akses KUR peternakan yang baru 21 triliun," katanya.
Melalui peringatan bulan peternak dan kesehatan hewan ini, lanjut dia, menjadi bagian-bagian untuk melakukan konsolidasi berbagai konsep dan program. Baik yang sementara ini berlangsung difaktualisasi dengan melihat hasil-hasil yang ada.
"Ada yang sangat berhasil, tentu ada yang sedang-sedang saja dan tentu banyak PR-PR dari hasil kita berada di Boyolali ini (peringatan hari bakti peternakan dan kesehatan hewan)," imbuh dia.
Capaian bidang peternakan tahun ini, kata Syahrul, menunjukkan tren yang cukup baik. Baik dari produksi dan budi daya, industrisasi dan hilirisasi sampai dengan prospek ekspornya yang terus meningkat.
"Tentu tiga hal itu menjadi ukuran-ukuran kita sudah bekerja. Tentu belum maksimal masih banyak PR yang kita selesaikan dan kali ini adalah bagian-bagian untuk menemukan PR-PR di Boyolali untuk kepentingan seluruh negeri dan bangsa," paparnya.
Selengkapnya di halaman selanjutnya
Di kesempatan yang sama, Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana mengatakan Jawa Tengah terus meningkatkan kontribusinya terhadap produksi sektor peternakan Indonesia agar mampu mewujudkan cita-cita bersama yaitu menjadi lumbung pangan 2045. Tercatat, Jawa Tengah memiliki populasi sapi sebanyak 1.880 ekor atau peringkat kedua setelah Jawa Timur.
Sedangkan populasi kambing sebanyak 3.747.000 ekor atau hampir 20 persen dari total kambing nasional. Peringkat satu tingkat nasional. Untuk populasi domba mencapai 2.288.000 ekor atau sekitar 16,20 persen dan peringkat kedua setelah Jawa Barat.
"Kemudian produksi daging tahun 2022 di Jawa Tengah mencapai 457 ribu ton atau 9,55 persen dari total produksi nasional. Lalu ada produksi susu 11 persen dan telur 5,4 persen. Jadi tren produksi daging di Jawa Tengah mengalami peningkatan 6,7 persen. Alhamdulillah ini semua berkat bantuan dan bimbingan jajaran Kementan," katanya.