Memasuki musim kemarau, permainan layang-layang mulai marak di Boyolali. Musim layangan ini pun mendatangkan rezeki tersendiri bagi perajin layangan.
Salah satu perajin yang meraup untung dari musim layang-layang ini adalah Sholichin (33). Berawal dari iseng dan hobi, warga Dukuh Plumutan, Desa Dukuh, Kecamatan Banyudono, itu kini mampu meraup untung.
"Pesanan ada terus, ini sudah ada 7 pemesanan (layang-layang)," kata Sholichin kepada wartawan ditemui di rumahnya, Selasa (1/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Layang-layang yang dibuatnya yakni layangan bapangan jenis pegon berbagai ukuran sesuai pesanan. Lengkap dengan sendaren yang bisa menimbulkan bunyi saat layang-layang diterbangkan.
Baginya, tak sulit untuk membuat layang-layang jenis pegon ini. Hanya saja, membutuhkan waktu yang cukup lama dan ketelatenan, terutama untuk meraut bambu yang telah dibelah.
Sholichin mengaku, dalam sehari dia bisa membuat layang-layang itu hingga tiga buah untuk ukuran kecil. Sedangkan yang ukuran besar, sehari satu layang-layang.
"Kalau yang besar, ukuran 2 meteran itu paling hanya satu buah saja sehari. Tapi kalau yang kecil ukuran 120 sentimeter bisa dua-tiga, itu pun bisa sampai malam," jelas dia.
Meski jumlah produksinya masih terbatas, namun selama musim layang-layang sejak bulan Juni lalu hingga sekarang ini, sudah 90-an buah layang-layang yang telah dibuat. Layang-layang hasil kerajinannya itu dia bandrol dengan harga bervariasi mulai Rp 120 ribu hingga Rp 250 ribu bergantung ukurannya.
"Kami juga membuat layang-layang custom. Seperti ada motif wayang dan lainnya. Untuk custom Rp 750 ribu," imbuh Sholichin.
Dikemukakan, dirinya membuat kerajinan layang-layang tersebut dilakukan hanya musiman saja. Artinya, ketika di musim kemarau dan musim layang-layang.
Pekerjaan ini sudah dilakoninya sejak 2019 lalu. Saat pandemi COVID-19 mulai melanda hingga dia banyak di rumah karena tak ada pekerjaan.
Saat musim layangan, dia yang sudah sejak kecil memang hobi layang-layang kemudian membuat sendiri. Kemudian digunakan sendiri.
Ternyata ada yang minat membelinya hingga akhirnya dijual. Dia pun membuat lagi hingga sekarang ini setiap musim layangan selalu ada pesanan.
(aku/apl)