Semringahnya Perajin Bendera di Boyolali Raup Cuan Jelang 17-an

Semringahnya Perajin Bendera di Boyolali Raup Cuan Jelang 17-an

Jarmaji - detikJateng
Senin, 31 Jul 2023 16:23 WIB
Perajin bendera di Boyolali kebanjiran order jelang Agustusan. Foto diambil Senin (31/7/2023).
Perajin bendera di Boyolali kebanjiran order jelang Agustusan. (Foto: Jarmaji/detikJateng)
Boyolali -

Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia, perajin bendera di Boyolali, kebanjiran order. Permintaan bendera Merah Putih meningkat hingga 100 persen.

Akhir bulan Juli penjualan bendera Merah Putih dan umbul-umbul, sudah marak di Boyolali. Misalnya saja di wilayah Boyolali Kota, banyak dijumpai pedagang yang menggelar dagangan pernak pernik peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia. Mereka berjualan di pinggir-pinggir jalan utama.

Penjahit atau perajin bendera pun ikut kecipratan cuan atau rezeki. Kundori (47) ini salah satunya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kundori yang sehari-hari menjahit dasi pramuka itu, mendekati bulan Agustus atau mulai Juni, beralih menjahit bendera merah putih, dan segala pernak-pernik Agustusan. Dia juga menjahit umbul-umbul yang biasa dipakai untuk menyemarakkan HUT kemerdekaan.

"Peningkatan mulai pertengahan bulan Juli, peningkatan 100 persen. Ya biasanya 10 ini ya 20 kodi," kata Kundori kepada para wartawan, Senin (31/7/2023).

ADVERTISEMENT

Di rumahnya di Dukuh Jatiroto, Desa Manggis, Kecamatan Mojosongo, Boyolali, terlihat tumpukan kain merah putih. Baik yang sudah jadi bendera beberapa ukuran maupun umbul-umbul.

Untuk mengerjakan orderan, dia dibantu istri, dan dua orang tenaga penjahit di rumahnya. Pembuatan bendera diawali dengan memotong kain warna merah maupun putih sesuai ukuran yang telah ditentukan. Kemudian potongan-potongan kain merah putih digabung dengan dijahit.

Dia biasa memproduksi bendera sekiar 50 kodi. Namun, mendekati 17 Agustus ini dia menjahit hingga 100 kodi per hari.

Rata-rata satu penjahit bisa memproduksi 20 hingga 25 kodi bendera merah putih. Untuk memenuhi permintaan produksi, Kundori juga memberdayakan sejumlah penjahit yang ada di sekitar lingkungan rumahnya.

"Paling banyak dipesan ya untuk rumah itu ukuran 60x90 cm," jelasnya.

Permintaan bendera pun tidak hanya datang dari wilayah Boyolali dan Solo Raya. Tapi juga datang dari luar daerah, seperti Bandung dan Kalimantan.

Saat ini, imbuh dia, harga bendera juga ikut naik 10 persen. Hal ini dikarenakan bahan baku juga naik.

"Untuk harga minimal itu Rp 8.000 per biji, untuk yang mahal sampai dengan Rp 35 ribu. Tergantung jenisnya dan kesulitan pembuatannya," kata dia.

Untuk bendera ukuran 60x90 cm sebelumnya dijual Rp 100 ribu per kodi, kini naik menjadi Rp 110 ribu per kodi. Sedangkan untuk bendera ukuran 120x180 cm dari harga Rp 600 ribu per kodi, naik menjadi Rp 700 ribu per kodi.

Selain bendera untuk rumah dan perkantoran, dia juga membuat bendera panjang untuk lapangan dan umbul-umbul dengan panjang 4 meter.




(ams/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads