Jelang Idul Adha, Perajin Besek Bantul Kebanjiran Pesanan Sampai Tolak Order

Jelang Idul Adha, Perajin Besek Bantul Kebanjiran Pesanan Sampai Tolak Order

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Jumat, 23 Jun 2023 13:17 WIB
Salah satu perajin besek di Karang, Pedukuhan Kaliputih, Kalurahan Pendowoharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul yakni Narwo Sugito (75) saat menganyam bambu, Jumat (23/6/2023).
Salah satu perajin besek di Karang, Pedukuhan Kaliputih, Kalurahan Pendowoharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul yakni Narwo Sugito (75) saat menganyam bambu, Jumat (23/6/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng.
Bantul -

Perajin besek (tempat dari anyaman bambu) di Karang, Pedukuhan Kaliputih, Kalurahan Pendowoharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul kebanjiran pesanan jelang Idul Adha. Bahkan, para perajin sampai menolak pesanan karena mepetnya waktu Idul Adha.

Salah satu perajin besek di Karang yakni Narwo Sugito (75) mengaku permintaan besek untuk wadah daging kurban memang mengalami peningkatan. Menurutnya, peningkatan itu terjadi sejak satu bulan terakhir.

"Permintaan besek kadang sepi kadang ramai. Tapi mau Idul Adha ini banyak pesanan besek untuk tempat daging kurban, ada yang 100 tangkep, ada yang 200 tangkep," katanya saat ditemui di Karang, Sewon, Bantul, Jumat (23/6/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu perajin besek di Karang, Pedukuhan Kaliputih, Kalurahan Pendowoharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul yakni Narwo Sugito (75) saat menganyam bambu, Jumat (23/6/2023).Salah satu perajin besek di Karang, Pedukuhan Kaliputih, Kalurahan Pendowoharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul yakni Narwo Sugito (75) saat menganyam bambu, Jumat (23/6/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng

ADVERTISEMENT

Bahkan, wanita yang kerap disapa Mbah Gito ini mengaku hingga harus menolak pesanan besek. Hal itu karena pengerjaan besek cukup memakan waktu dan Mbah Gito takut tidak bisa menyelesaikannya tepat waktu.

"Ini kadang nolak pesanan juga karena waktunya sudah mepet sama Idul Adha, jadi kalau pesan jangan mepet-mepet. Kalau yang sudah paham biasanya yang pesan setelah Idul Fitri," ucapnya.

Menurutnya, besek yang paling banyak dipesan ukuran 20 hingga 22 Cm. Meski diakuinya ada pula yang memesan besek dengan ukuran 30 hingga 60 Cm.

"Ukuran besek itu ada yang 15, 20, 22, 30, 60, tapi yang paling banyak dicari ukuran 20 dan 22 Cm. Soal harga, mulai dari Rp 1.500 sampai Rp 4.500 per biji, kalau belinya per kodi," ujarnya.

Terkait dalam sehari mampu memproduksi berapa besek, Mbah Gito mengaku tidak pasti karena saat ini sudah terbentur usia. Untuk mengakalinya, Mbah Gito kerap membeli dari produsen lain.

"Sehari semampunya, karena saya juga pengepul besek. Tapi kalau diniati bisa 20 (besek) sehari," ucapnya.

Salah satu perajin besek di Karang, Pedukuhan Kaliputih, Kalurahan Pendowoharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul yakni Narwo Sugito (75) saat menganyam bambu, Jumat (23/6/2023).Salah satu perajin besek di Karang, Pedukuhan Kaliputih, Kalurahan Pendowoharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul yakni Narwo Sugito (75) saat menganyam bambu, Jumat (23/6/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng

Mbah Gito menambahkan, saat ini pemesan besek untuk wadah daging kurban kebanyakan dari luar Bantul. Karena itu, Mbah Gito mengaku mengalami peningkatan omzet.

"Yang pesan biasanya dari Kota Jogja, Sanden sampai Kretek juga ada. Dengan banyaknya pesanan yang jelas omzetnya lumayan, jadi ada pemasukan lebih dibanding hari biasa dan itu harus disyukuri," katanya.

Perajin besek lainnya di Karang bernama Warti (35) juga mengaku sampai kewalahan karena banyaknya pesanan besek. Pasalnya semakin mendekati Idul Adha pesanan semakin meningkat.

"Memang ada peningkatan pesanan besek untuk wadah daging kurban, ada yang 100 sampai 200 besek. Pemesanan meningkat itu sejak satu bulan terakhir karena proses pembuatan besek kan cukup lama," ujarnya.

"Dan ada pesanan mepet saya tolak juga, soalnya kan sulit, harus cari bambu dulu, terus nyirat (membelah bambu) sampai menjemur sampai kering. Karena untuk menyelesaikan satu kodi biasanya memerlukan waktu satu minggu," imbuh Warti.

Salah satu perajin besek di Karang, Pedukuhan Kaliputih, Kalurahan Pendowoharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul yakni Narwo Sugito (75) saat menganyam bambu, Jumat (23/6/2023).Salah satu perajin besek di Karang, Pedukuhan Kaliputih, Kalurahan Pendowoharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul yakni Narwo Sugito (75) saat menganyam bambu, Jumat (23/6/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng

Selengkapnya di halaman berikutnya....

Pemesanan besek di tempat warga kebanyakan berasal dari Bantul. Sedangkan besek yang paling banyak dipesan ukuran 20 Cm.

"Yang paling banyak dipesan ukuran 20 Cm ini. Harga jual Rp 70 ribu untuk satu kodi, jadi per biji sekitar Rp 2 ribu," katanya.

Warti juga mengaku setiap menjelang Idul Adha adalah waktu yang ditunggu-tunggu karena mampu mendongkrak omzet. Namun, Warti enggan mengungkapkan berapa omzetnya.

"Ya lumayan untuk omzetnya, yang jelas ada peningkatan dibanding hari biasa," ujarnya.

Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bantul Ari Budi Nugroho mengaku telah melibatkan fasilitator pendamping yang ada di 17 kapanewon. Nantinya, mereka bisa langsung mensosialisasikan penggunaan bahan kemasan untuk daging kurban yang ramah lingkungan baik secara langsung maupun melalui media sosial.

"Kami akan sosialisasikan itu kepada seluruh takmir Masjid agar tidak menggunakan bahan yang tidak ramah lingkungan untuk kemasan daging kurban," ujarnya.

Selain itu, Ari menyebut jika dalam waktu dekat segera membuat surat edaran dari Bupati Bantul. Surat edaran itu ditujukan kepada seluruh takmir Masjid penggunaan bahan yang ramah lingkungan untuk wadah daging kurban.



Hide Ads