Tentang Erma Buruh 'Pabrik Elit' dan Perjuangannya Bikin Serikat Pekerja

Tentang Erma Buruh 'Pabrik Elit' dan Perjuangannya Bikin Serikat Pekerja

Afzal Nur Iman - detikJateng
Selasa, 07 Feb 2023 16:36 WIB
Erma Oktavia pembuat video Pabrik Elit Bayar Lembur Syulit.  Erma dan teman buruhnya menggelar aksi di Semarang, Senin (6/2/2023).
Erma Oktavia pembuat video 'Pabrik Elit Bayar Lembur Syulit'. Erma dan teman buruhnya menggelar aksi di Semarang, Senin (6/2/2023). (Foto: Afzal Nur Iman/detikJateng)
Semarang -

Aktivis buruh Grobogan Erma Oktavia menceritakan sulitnya mendirikan serikat pekerja di perusahaannya. Perjuangan Erma membuatnya sempat berseberangan dengan perusahaannya hingga dinyinyiri sesama buruh.

Erma menyatakan sebenarnya bukan dia yang berinisiatif mendirikan serikat pekerja di perusahaan itu. Namun, Erma langsung menyepakati ide dari rekannya itu karena merasa merasa perlu.

"Sebenarnya yang bikin itu kating saya, ketuanya, terus saya masuk karena saya juga setuju harus ada serikat karena memang harus ada," kata Erma saat berbincang dengan detikJateng di Jalan Pahlawan, Semarang, Senin (6/2/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, perlu ada wadah bagi para pekerja untuk menampung aspirasinya. Dia juga yakin lahirnya serikat pekerja juga akan berdampak positif bagi perusahaan.

"Saya kan sudah bilang ke general manager 'Bapak kita itu mendirikan organisasi di sini bukan semata-mata egois mementingkan kepentingan pekerja, kita juga akan membantu Bapak dalam merekrut karyawan yang berpengalaman dan ahli di bidangnya'," katanya.

ADVERTISEMENT

SP Spring akhirnya didirikan sekitar September 2022. Pihak perusahaan pun sempat menyatakan mempersilakan pendirian serikat pekerja. Mereka tak akan menghalang-halangi pendirian atau aktivitas serikat.

Tetapi, Erma merasa pernyataan itu tak sesuai dengan praktiknya. Dia bahkan merasa dianggap berseberangan dengan perusahaan.

Dia pun menduga bahwa perusahaan takut dengan image serikat pekerja yang dianggap akan memberontak. Erma juga mengaku kesulitan untuk merekrut anggota.

"Takutnya rugi karena ada serikat pekerja, kan kebiasaan harus selesai tanpa dibayar (meski jam kerja molor) nanti kalau ada serikat kan nanti berontak," ujar Erma.

Erma mengaku kerap mendapat intimidasi. Simak di halaman selanjutnya.

Curhat Ada Intimidasi

Tak jarang Erma juga mendapat intimidasi karena aktivitas di serikatnya itu. Dia mengaku sudah sering diancam tak diperpanjang kontrak bahkan di-PHK. Ibu satu anak ini pun mengaku siap dengan segala konsekuensinya.

"Saya karena sudah sering diancam seperti itu, sering sekali diancam tidak diperpanjang," ujarnya.

Kini, dua orang rekannya sudah tak lagi bekerja karena kontraknya tak diperpanjang. Menyusul, ketua SP Spring juga terancam tak bekerja karena kontraknya akan habis dalam hitungan hari. Erma menganggap hal itu berkaitan dengan aktifitas di SP Spring.

Hambatan tak hanya datang dari pihak perusahaan. Masalah administrasi pun sempat mengganjal pendirian organisasi itu. Hingga dua orang tak lagi bekerja, SK pendirian serikat belum didapat.

Erma pun meminta dua orang yang kontraknya tak diperpanjang agar dipekerjakan kembali. Hal itu dimasukkan dalam tuntutannya saat beraudiensi dengan perusahaan terkait masalah jam molor yang tak dihitung lembur.

"Sudah ada mediasi dari pihak provinsi sama pihak perusahaan juga, cuma tidak ada titik temu. Karena saya dari pihak serikat pekerja menginginkan anggota saya, pengurus saya yang sudah di-PHK, yang tidak diperpanjang kontraknya dipekerjakan kembali," jelasnya.

Kini, serikat itu masih akan terus memperjuangkan tuntutannya. Erma pun bersyukur usai video 'Pabrik Elit Bayar Lembur Syulit' mulai banyak buruh lain yang bergabung dengan barisannya.

"Sebelum video viral ini enggak ada yang mau masuk, begitu video viral ada banyak yang masuk. Karena kan saya memberikan pengertian ke karyawan agar tahu haknya jam berapa mereka harus pulang jam berapa, mereka harus bagaimana," jelasnya.

Halaman 2 dari 2
(aku/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads