Harga Beras di Bantul Naik hingga Rp 2.000, Pedagang: Tak Ada Panenan

Harga Beras di Bantul Naik hingga Rp 2.000, Pedagang: Tak Ada Panenan

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Jumat, 03 Feb 2023 13:50 WIB
Salah satu pedagang beras di Pasar Bantul. Jumat (3/2/2023).
Salah satu pedagang beras di Pasar Bantul. Jumat (3/2/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng.
Bantul -

Harga beras di wilayah Kabupaten Bantul mengalami kenaikan hingga Rp 2000 per kilogramnya. Kenaikan ini sudah terjadi secara perlahan sejak akhir 2022 lalu.

Salah seorang pedagang beras di Pasar Bantul Dwi (22) mengatakan kenaikan harga beras sudah berlangsung sejak akhir tahun 2022. Saat itu, kata Dwi, kenaikan harga beras berlangsung secara bertahap mulai Rp 200.

"Iya, harga beras naik sejak PKH pertama (tahun 2022) itu. Tapi naiknya bertahap, mulai Rp 200 dan sekarang sampai Rp 1.500 dan Rp 2.000," katanya kepada detikJateng, Jumat (3/2/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Secara rinci, Dwi mengungkapkan saat ini harga beras C4 dulu Rp 9 ribu per kilogram dari penggilingan dan dijual Rp 10 ribu dan sekarang harganya jadi Rp 12.200 ribu untuk karungan Rp 13 ribu kalau belinya per kilogram. Sedangkan beras 64 yang dulu Rp 9-10 ribu per kilogram saat ini naik menjadi Rp 11-12 ribu per kilogram.

Menurutnya, kenaikan harga beras karena belum memasuki masa panen. Sehingga stok beras di tingkat distributor mengalami keterbatasan.

ADVERTISEMENT

"Naiknya harga beras karena tidak ada panenan, karena menurut saya di penggilingan beras banyak yang kosong. Tapi meski harganya naik tidak begitu berpengaruh terhadap penjualan," ucapnya.

Pedagang lainnya, Sri Sumarni (55) juga mengungkapkan hal yang sama. Sri menyebut kenaikan harga beras mencapai Rp 2 ribu per kilogramnya.

"Harga beras naik sejak Desember, seperti beras C4 dari Rp 10 ribu sekarang Rp 12 ribu per kilogram, beras menthik dari Rp 12 ribu jadi 14 ribu ribu per kilogram," ucapnya kepada detikJateng hari ini.

Terkait penyebab naiknya harga beras, Sri menduga karena belum memasuki masa panen. Namun, Sri mengaku tidak kesulitan mendapatkan beras di tingkat distributor.

"Mungkin naiknya harga beras karena belum masuk masa panen, tapi biasanya Februari ini mulai normal lagi," katanya.

Selain itu, naiknya harga tidak mempengaruhi daya jual beras. Menurutnya, hal itu karena beras masuk kebutuhan pokok.

"Kalau penjualan malah tidak terpengaruh, karena beras kan masuk kebutuhan pokok juga kan," ujarnya.

Salah satu pengecer beras di Pasar Bantul Rubiyem (69) menyebut naiknya harga beras sejak bulan Januari. Rubiyem menuturkan, bahwa kenaikan harga beras masih di kisaran Rp 1.000 per kilogramnya.

"Dari Januari sudah naik, untuk beras mapan dari Rp 12 ribu jadi Rp 13 ribu terus beras 64 itu dari Rp 11 ribu jadi Rp 12 ribu per kilogramnya," ucapnya kepada detikJateng hari ini.




(apl/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads